Keesokan paginya, Jungwon merasa lega karena tidurnya yang sangat nyenyak semalam. Setelah bersiap ia pun datang ke ruang makan seperti biasanya. Setibanya Jungwon disana, suasana masih sama seperti hari-hari sebelumnya dan semua sudah duduk di kursi mereka masing-masing dan bersiap untuk memulai sarapan mereka. Setelah Jungwon duduk di kursinya, ia pun mulai memakan sarapannya sama seperti yang lainya. Namun tiba-tiba Jay bertanya tentang keberadaan buku Necromonicon yang Jimin ambil kemarin. "Di mana bukunya?" Jimin tersenyum, 'tenang saja, aman!"
"Masih mau dilanjutin ritualnya?" tanya Ni-Ki.
"Tentu saja, kita tidak tahu kalau belum di coba kan?"
"Memangnya sudah tahu siapa yang mau di hidupkan?" tanya K.
"Belum sih, tapi tentunya kita tidak bisa menghidupkan EJ dan Geonu, karena mereka seorang pembunuh, dan jika di pikir Taki juga berniat menjebak Jungwon kan? jadi pilihan yang ada hanya Hanbin, meskipun dia tak memiliki semangat hidup, setidaknya dia masih lebih baik daripada yang lain."
Setelah Jimin berbicara mengenai Taki, Jungwon kembali mengingat hari itu, hari dimana kematian Taki. Jungwon masih belum percaya bahwa orang seperti Taki hendak mengkhianatinya. "Jangan diingat," ucap Heeseung yang melihat raut wajah Jungwon yang berubah. "Makasih kak Heeseung."
Setelah itu tak ada lagi pembicaraan, semua terlarut dalam pikiran mereka masing-masing. Sampai akhirnya Jimin menyelesaikan sarapaannya dan pamit karena mau mempersiapkan ritualnya. Selanjutnya di susul oleh Jake dan Nicholas serta Jay.
Jungwon melirik Daniel sekilas, "Daniel, kamu baik-baik saja?" Daniel yang merasa di panggil mengangguk, "y-ya, tentu saja. Kenapa? HAHAHA, tidak mungkin aku takut kan?" jawabnya. Jungwon yang melihat itu tahu jelas kalau Daniel sedang berbohong.
Setelah itu Jungwon memutuskan kembali ke ruangannya dan memutuskan beristirahat, diikuti oleh orang-orang yang tersisa.
***
Malam harinya, Jungwon mendengar suara dari intercomnya. Jungwon mengira itu pasti Heeseung yang mengajaknya olahraga malam, jadi Jungwon langsung membukakan pintu tersebut, namun Jungwon tak menemukan Heeseung dan malah menemukan keberadaan Sunoo. "Won, aku khawatir dengan Jimin. Soalnya dari kemarin pagi dia masih belum keluar dari aula. Mau cek?" ajak Sunoo.
"Boleh, tapi sebelum itu kita ke taman dulu ya," ucap Jungwon dan di iyakan oleh Sunoo.
Begitu sampai di taman, Jungwon menemukan Sunghoon dan Heeseung yang sudah menunggu dirinya. "Eh ada Sunoo?" tanya Heeseung. "Kak Heeseung, Sunoo ngajak kita lihat keadaan Jimin, karena dari pagi dia gak keluar dari aula. Bagaimana jika terjadi sesuatu?"
Heeseung mengangguk, kemudian melirik Sunghoon, "bagaimana?" tanya Heeseung. Sunghoon yang merasa risih di tatap oleh mereka akhirnya mengiyakan ucapan Heeseung.
***
Tak perlu waktu lama, akhirnya mereka tiba di aula, dengan perlahan Sunoo membuka pintu aula. Betapa terkejutnya mereka melihat banyak boneka dan lingkaran sihir aneh di lantai. "Eh, ngapain kalian kesini?" tanya Jimin begitu melihat keberadaan Sunghoon, Heeseung, Sunoo dan Jungwon. Sedangkan mereka masih terpaku melihat wujud dari rekan mereka.
"Apa-apaain ini semua?" tanya Jungwon kaget.
"Oh, ini? Menurut buku Necromonicon, kita perlu menyediakan wadah untuk arwah sebelum ia bisa datang ke dunia ini. Jadi aku minta pada Minor untuk membawakan beberapa boneka sebagai wadahnya."
"Jimin kamu serius ingin melakukan semua ini?" tanya Heeseung yang masih tak percaya mereka bisa melakukan hal seperti ini.
"Hm, ya!"
"Tapikan orang mati gak bisa di hidupin lagi," ucap Sunoo mengingatkan.
"Betul si, tapi tiap orang mati, jiwanya pasti masih ada."
Heeseung yang melihat perdebatan itu hanya bisa menghela nafas. "Gak mungkin Jimin, aku melliat jasad Taki waktu itu, gak mungkin bisa di hidupkan lagi Taki, EJ Geonu dan Hanbin mereka sudah mati."
"Aku setuju,kematian mereka itu nyata," ucap Sunghoon menimpali, "aku sudah melihat banyak mayat selama hidupku."
"Oh, gitu kalau Sunghoon yang bilang berarti benaran udah mati dong, jadi bagaimana kalau kita langsung coba ritualnya, bisakah mereka bisa hidup lagi, itu kan masih menjadi misteri."
Entah mengapa suasana menjadi sedikit panas, karena Sunoo dan Jungwon bersih kukuh ritual tersebut takkan berhasil, "apa yang kau fikirkan? orang yang sduah mati gak bisa di hidupin lagi Jimin!"
"Tapi jika mereka benaran sudah mati dan ritual ini berjalan lancar, maka mereka pasti bias hidup lagi kan? bukankah itu bagus?"
Heeseung yang mulai jenuh, akhirnya angkat bicara, "Jimin kamu ingatkan ini hanya motive dari Minor? bagaimana jika terjadi kasus nantinya?"
"Ya, Heeseung terlihat sangat khawatir, tenang aja selama kita semua melupakkan dunia luar maka tidak akan terjadi apapun,"
"Sepertinya gak ada alasan untuk terus melanjutkkan pembicaraan kita," ucap Sunghoon kemudian meninggalkan ruangan tersebut.
"Baiklah kalian boleh keluar, aku sendiri juga masih sibuk mempersiapkan ritualnya."
Akhirnya Sunoo, Heeseung, Sunghoon dan Jungwon meninggalkan aula, "karena sudah malam, dan menghindari pembunuhan lebih baik kita kembali ke kamar kita masing-masing dan memikirkan cara lain menghentikkan Jimin. Besok pagi-pagi sekali kita kembali ke aula," ucap Heeseung memberikan saran. Sunghoon, Jungwon, dan Sunoo pun menyetujuinya. dan semua kembali ke kamar masing-masing.
***
Sesampainya di kamar, Jungwon terus memikirkan apa yang terjadi, dan bagaimana jika Hanbin berhasil di hidupkan kembali? apakah benar jiwanya akan hidup dalam boneka yang Jimin siapkan? apa yang akan mereka lakukan nantinya?
Karena tak ingin terlarut dalam pemikirannya, Jungwon memutuskan membersihkan diri dan tidur.
Paginya, Jungwon terbangun akibat intercomnya terus berbunyi. Dengan berat hati, ia berjalan menuju pintu untuk mengecek siapa yang pagi-pagi buta membangunkannya.
"Sunoo? kak Heeseung? ngapain kalian pagi-pagi kesini?"
"Sunoo, datang ke kamarku dan mengatakan dia tahu cara menghentikan Jimin," ucap Heeseung dengan wajah malasnya.
"Aelah. kak Heeseung baru bangun jam 5 aja masih ngantuk, gimana dengan aku yang bangun jam 4 pagi setiap hari buat masak sarapan buat kalian," ucap Sunoo tak mau kalah.
Heeseung yang mendengar itu, terdiam tak berkutik.
"Yap, by the way, kita bisa mencuri buku Necromoniconnya, jadi dia tidak akan bisa melanjutkan ritualnya. Ayo cepat!" Setelah mengatakan itu, Sunoo menarik tangan Jungwon secara paksa.
***
Sesampainya di aula, dengan berhati-hati, Sunoo mengetuk pintu depan aula, memastiakan apakah Jimin masih di dalam, atau sudah kembali ke kamarnya?
Begitu pintu di buka, betapa terkejutnya mereka melihat Jimin yang terkulai lemas di lantai, dengan darah yang berceceran di mana-mana. "Kenapa bisa?" ucap Sunoo tak percaya. Heeseung dan Jungwon juga sama terkejutnya tak bisa bereaksi.
Tak lama kemudian sebuah notifikasi masuk ke device mereka masing-masing. Sebuah notifikasi atas penemuan sebuah mayat baru.
Karena masih terlalu pagi, akhirnya Jungwon, Heeseung dan Sunoo menunggu yang lain datang sebelum melakukkan investigasi, meskipun ada peraturan dilarang memindahkan barang bukti tetap saja Jungwon tak mau menjadi suspek, jika memulai investigasi lebih dulu.
Akhirnya mereka memutuskan keluar dan membaca Minor file di luar, sambil menunggu yang lain datang.
#tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Survival - Last Effort ft ENHYPEN
FanficTerjebak di sebuah dormitori dan diharuskan untuk saling membunuh dan bertahan hidup di dalam permainan dan bertahan dalam sidang untuk mengungkap pembunuhnya. Bagaimana akhirnya? Tiba-tiba sebuah robot mini berbentuk komputer muncul di depan kami...