Malam harinya, setelah pemberitahuan mereka berkumpul di ruang makan. Beberapa orang tampak khawatir sedangkan yang lainya bersifat bodo amat. "Baik, karena semuanya sudah berada disini, langsung saja. Kita harus membuat peraturan selain peraturan yang dibuat oleh Minor," ucap Geonu, seorang yang tampak sangat pandai dalam bersosialisasi.
"Bagaimana dengan larangan keluar diatas jam 8 malam? Kalian semua pasti khawatir tentang nayawa kalian bukan? Kita harus membuat peraturan ini agar yang lain juga merasa aman satu sama lain," ujar seorang juru masak.
"Bagaimana jika ada yang melanggar?" jawab yang lainnya.
"Mengenai melanggar atau tidak, tentu kita tak bisa memastikan tapi setidaknya kalian punya rasa aman saat malam datang bukan?"
"Baik kalau begitu, apa ada yang mau menambahkan?"
Taki yang sejak tadi diam menahan perasaan untuk berkomentar mengenai hasil jelajahnya bersama Jungwon. Tapi akhirnya dia mengatakannya, "tadi, aku dan Jungwon sudah sedikit mengitari bagian bangunan ini, tapi ada tempat-tempat yang terkunci dan terhalang teralis."
Sebagian dari mereka ikut mengangguk, "bagaimana kalau kita tanyakan langsung saja pada Minor?" kata Jake, seorang mekanik. Yang lain mengangguk setuju dan tak lama Jake meneriaki nama itu.
"Minor!"
Tiba-tiba munculah sebuah robot komputer dengan roda dibawahnya, "Ada apa?"
Kemunculan robot Minor membuat semuanya kaget, bagaimana tidak ia tiba-tiba muncul begitu saja.
"Kenapa ada area yang masih terkunci?" tanya Jake.
"Mengenai hal itu, ada beberapa tempat yang akan di buka sesuai jadwal, jadi kalian harus melihat jadwal. Untuk lantai 2 akan di buka pada hari ke-7 kalian. Semoga kalian masih hidup, hihihihihi. Mengenai peraturan yang kalian tambahkan sudah Minor update di device kalian." Kemudian robot itu berlalu dan menghilang.
"Baiklah, karena lantai 1 juga sangat luas, sebaiknya kita semua coba menjelajah area yang tersedia untuk saat ini dan akan berkumpul kembali untuk membahas lebih lanjut, sebelum malam datang," ucap Geonu memberi pengarahan.
Setelah itu semua pergi meninggalkan ruang makan, dan mulai menjelajah.
***
Jungwon yang tak tau harus kemana, memutuskan kembali ke kamarnya, namun dalam perjalanan, bahunya di tepuk seseorang, "Taki," ucap Jungwon begitu melihat siapa yang menepuk bahunya.
"Mau balik ke kamar ya?" tanyanya. Jungwon hanya mengangguk. "Baiklah, padahal aku sangat ingin makan cemilan, mau ikut?" ajaknya. Jungwon berfikir sepertinya hari ini ia menghindari interaksi dengan banyak orang, ia takut jika ia salah bicara atau melakukan sesuatu yang bisa membuat orang-orang ingin membunuhnya. Jadi dengan berat hati Jungwon menolak, "maaf Taki, aku lelah dan butuh istirahat." Kemudian Jungwon meninggalkan Taki terdiam di tempatnya berdiri.
Sesampainya di kamar, Jungwon memperhatikan jendela di kamarnya yang terhalang teralis besar, "Apakah kita akan terjebak disini selamanya?" ucapnya kemudian membaringkan dirinya di atas kasur.
Belum sempat memejamkan mata, device Jungwon bercahaya, "Kumpul di ruang makan!" Jungwon yang hendak mengabaikan pesan itu, tapi ia akan di curigai jika pembunuhan terjadi. Akhirnya ia menyusul ke ruang makan.
Sesampainya di sana semua sudah duduk pada posisi mereka.
"Apa yang kalian temukan?"
"Di dapur lengkap, bahan makanan juga banyak," ucap seseorang.
"Jika diperkirakan bisa untuk 3 bulan jika jumlah kita tidak berkurang," lanjut si koki.
Geonu yang berprofesi sebagai guru dan menjadi juru bicara, tiba-tiba bertanya, "bagaimana jika bahan makanan kita habis?" Semua terdiam, tiba-tiba Minor datang membuat yang lainya kaget, "Kalian jangan cemas, karena bahan makanan akan terus di tambah. Jadi kalian tak perlu khawatir kalian akan mati kelaparan!"
"Eh Minor, siapa tuanmu," tanya seseorang yang tampak asing dimata Jungwon.
"Ha? Kenapa kau menanyakan hal itu? Sepertinya aku harus pergi, Bye." Tak memberikan jawaban, robot kecil itu seketika menghilang lagi.
Kemudian seluruh orang terdiam, pertanyaan tersebut sukses membuatnya menjadi pusat perhatian.
"Bagaimana dengan keluarga kita?"
Tiba-tiba suasana menjadi sendu, banyak dari mereka yang memikirkan keluarga dan sanak-saudara. Bahkan ada yang menjadi tulang punggung keluarga. Bagaiamana nasib keluarga mereka?
Seseorang tiba-tiba bangkit dan menghentak meja dengan keras, "baik, sudah malam, jadi sebaiknya kita akhiri untuk hari ini. Selamat malam, jangan lupa kunci pintu kamar kalian!" ucap pria berahang tegas kemudian berjalan meninggalkan ruang makan.
Begitu pun dengan Jungwon, pria itu ikut bangkit dan memutuskan kembali ke kamarnya dan beristirahat.
***
Hari ketiga sudah berlalu tak banyak yang berubah, hanya beberapa orang menjadi lebih dekat dan mulai membuat kelompok, Jungwon dan Taki seorang apoteker sekarang menjadi teman yang cukup dekat, kadang Jungwon dan Taki hanya berjalan menyusuri gedung dan kadang pergi ke ruang makan untuk duduk dan bersantai bersama.
Hidup tenang, tapi di hati sebagian orang masih mengharapkan keluar dari tempat ini dan ingin bertemu keluarga mereka."
Tiba-tiba device mereka berbunyi, "Berkumpul di aula." ucap Taki. Akhirnya Jungwon dan Taki memutuskan langsung pergi kesana tak mempertanyakan hal-hal lainnya.
Ketika Jungwon dan Taki masuk, mereka tak menemukan apapun, "apa kita yang pertama?" tanya Taki dan Jungwon hanya mengedikkan bahunya tanda ia juga tak tau. Akhirnya kedua pemuda itu memutuskan duduk dan menunggu yang lainnya.
Akhirnya semua sudah berkumpul di aula, "karena sudah 15 orang, langsung saja. Karena saya bosan karena tidak ada pembunuhan saya akan memberi kalian motivasi yang akan berguna nantinya. Silahkan ke ruang siaran, ikutilah device kalian. Kita bertemu disana. BIP!"
"Apa maksudnya motivasi?"
"Apa kita akan di paksa untuk saling membunuh?
Selama 3 hari ini mereka hidup sangat nyaman hingga melupakan bahwa mereka di sini adalah untuk saling membunuh satu sama lain.
***
Sesampainya di ruang siaran benar saja Minor sudah disana, "Baiklah silahkan duduk sesuai dengan nomor device kalian, pakailah headset dan putar kaset yang ada di meja kalian sesuaikan dengan nama kalian. Pastikan kalian memutar video yang benar!"
Jungwon berjalan kesana kemari mencari tempatnya yang bernomor 12. Tak perlu waktu lama, akhirnya ia menemukannya. Jungwon duduk disana menatap layar komputer dan memasang headseatnya. Diatas meja terdapat sebuah CD yang bertuliskan namanya.
Diawal video Jungwon bisa melihat ayah, ibu dan adiknya sedang asik bermain bersama di ruang tamu, tapi tiba-tiba tampak sesosok mahluk aneh yang datang dan menyerang mereka, video pun berakhir.
Jungwon begitu shock melihat hal itu, bagaimana nasib kedua orang tuanya? Jungwon mengalihkan perhatiannya dan mulai menelisik sekeliling, semua pun berekspresi nyaris sama sepertinya waktu selesai menonton video, bahkan ada yang lebih depresi, bahkan ada yang sampai pingsan, terduduk memeluk lutut mereka dan menangis.
"Apa ini maksud dari motivasi yang dimaksud Minor?"
#tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Survival - Last Effort ft ENHYPEN
Fiksi PenggemarTerjebak di sebuah dormitori dan diharuskan untuk saling membunuh dan bertahan hidup di dalam permainan dan bertahan dalam sidang untuk mengungkap pembunuhnya. Bagaimana akhirnya? Tiba-tiba sebuah robot mini berbentuk komputer muncul di depan kami...