18

45 8 0
                                    

Tak perlu waktu lama, akhirnya Jake, Nicholas dan Ni-Ki tiba diikuti oleh K', Daniel dan Sunghoon. "Kenapa kalian di luar?" tanya K' heran. 

"Nunggu yang lain," balas Sunoo.

"Gimana bisa Jimin, mati?" tanya Nicholas penasaran, sedangkan Ni-Ki yang mendengar pertanyaan Nicholas langsung memukul lengannya pelan, "bukankah sudah ada di file dari Minor?"

Sedangkan Jungwon, Heeseung dan Sunoo menatap Nicholas dengan tatapan kesal. Setelah mendapat tatapan tajam dari mereka, Nicholas hanya tertawa kaku kemudian membuak file di devicenya. 

"Jimin, The Agriculturer. Tubuhnya di temukan di aula, waktu pembunuhan kira-kira jam 2 subuh. Meninggal karena luka tusuk di belakang lehernya, di keningnya juga ada luka serius."

Setelah membaca informasi itu akhirnya mereka memutuskan untuk langsung segera melakukan investigasi dan melihat jasad Jimin secara langsung.

"Dengan segera masuk ke dalam aula. Ni-Ki yang pertama kali melihat kondisi mayat Jimin, bergidik ngeri. "Kenapa bisa jadi seperti ini?"

"Entahlah, yang pasti pembunuhnya salah satu dari kita!" ucap K'

Semua terdiam mendengar pertanyaan itu, Jungwon juga tidak bisa menyangkal hal tersebut. Ini pasti sesuai dengan rencana Minor. Sejak awal mengetahui Minor memberi motive, Jungwon sudah tahu akan ada hal seperti ini.

"Tunggu, K' ini memang terdengar aneh, tapi bagaimana jika pembunuh Jimin bukan salah satu dari kita?" ucap  Jake.

"Maksudnya?"

"Jadi gini, Jimin melakukkan ritual ini untuk menghidupkan salah satu dari orang yang sudah mati kan? dan dia menyediakan beberapa boneka sebagai wadah. Bagaimana kalau ritualnya berhasil dan orang yang berhasil di hidupkan oleh Jimin justru malah membunuhnya?"

"EEEEEEEEE!!" ucap Ni-Ki yang ketakutan mendengar cerita Nicholas, dengan cepat ia pergi dari sisi Nicholas dan pindah ke tempat Jake.

"Jadi bisa dibilang ini karma? menghidupkan roh orang mati dan akhirnya justru dia sendiri yang mati? sungguh tragis."

"Bagiamana kalau kita buat ritualnya sekali lagi dan hidupkan si Jimin, dan kita bisa tanya siapa yang membunuhnya?" saran Daniel.

"Sorry?" ucap Jungwon tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Daniel, itu mustahil, sejak awal itu sudah tidak masuk akal, kita sudah terjebak permainan Minor!"

"Tentu saja menghidupkan orang mati adalah hal yang mustahil, tapi aku tahu cara berbicara dengan Jimin. Kita bisa memanggil jiwanya dengan buku Seance, Call out Spirit," ucap Nicholas penuh keyakinan.

"Ha? Seance? berbicara dengan arwah?"

"Hei, Nicholas kamu yang benar aja dong. Kamu tahu kan kematian Jimin itu karena hal semacam ini, dan kamu mau melakukkan hal yang sama?"

"Iya, benar ini untuk investigasi kita."

"Investigasi kita??"

"Ya, jika kita bisa bicara dengan Jimin, dan bertanya soal pembunuhnya, kita bisa menyelesaikan kasus ini dengan lebih cepat! Aku sendiri beranggapan cara ini bisa mengkonfirmasi teori Jake di awal dengan berbicara dengan arwah. Bisa saja pembunuhnya siswa pindahan tersebut!"

"Pertama menghidupkan orang yang sudah mati, sekarang berbicara dengan arwah. Kalian emang luar biasa!" salut Jay tak percaya.

"Wah, kalian ingin melawan goib, dengan goib? okey!" ucap Sunoo.

"Tak pernah belajar dari kesalahan, itulah mereka," sambung Jay.

"Baiklah, kalau itu bisa memperlancar investigasi kita, boleh di coba," ucap Jake.

"Untuk Jimin, biar arwahnya tenang, ayo kita lakukan!" sambung Sunoo, melihat Sunoo menyetujuinya Daniel langsung menghampiri Sunoo memastikan ucapannya, "noo, serius lu ikutan?" Sunoo mengangguk, "mungkin setelah tau fakta kematiannya kita juga bisa mengungkap identitas dari Mastermind dari game ini."

"Jadi, kita harus pilih metode pemanggilan arwahnya dulu, tapi aku sarankan yang Caged Child aja, karena lebih kuno dan katanya lebih akurat. Pertama-tama kita perlu 5 orang, dan sebuah ruangan yang sangat gelap, agar ritualnya bisa sukses."

"Ha? pertama aku, Jake, Nicholas, 2 orang lainnya siapa? Jungwon ikut gak?" tawar Sunoo sambil terus membujuk Jungwon.

'Eh, gimana ya?" Jungwon tak tau harus menerima atau menolak ajakan Sunoo. "Kalau diam itu artinya iya! satu lagi Sunoo kemudian melirik Heeseung dan Sunghoon yang berada di sekitar Jungwon. "Aku gak mau," ucap Sunghoon sebelum Sunoo bertanya, "baiklah kak Heeseung aja!" kemudian Sunoo menarik tangan Heeseung. Sedangkan Heeseung hanya bisa memasang senyum canggung.

"Nah, kita sudah pas berlima, jadi ritualnya bisa di laksanakan, tapi sebelum itu kita butuh ruangan yang sangat gelap agar ritualnya sukses."

"Bagaimana ruangan lantai 3? disana sangat gelap dan lembab," saran Jake.

Nicholas mengangguk, "baiklah, kalau begitu kalian bisa melanjutkan investigasi dan aku sendiri yang akan mempersiapkan ritualnya. Sampai jumpa di ruangan lantai 3 jam 2 siang nanti!" Setelah mengatakan itu Nicholas pamit meninggalkan aula. Diikuti beberapa siswa yang lain, yang memilih tidak melakukkan investigasi.

"Apa mereka serius melakukan hal itu?" tanya Sunghoon heran.

"Entahlah, lebih baik kita segera melakukan investigasi," balas Heeseung.

Tanpa sengaja Jungwon menemukan boneka aneh yang tak jauh dari mayat Jimin, sebuah boneka beruang yang tertancap sebuah pedang katana panjang. "Kak Hee, Sunghoon! sini deh!" panggil Jungwon meminta mereka untuk melihat apa yang ia temukan.

"Eh! kenapa bisa ada katana disini?"

"Bukankah ini katana yang berada di ruangan pengap itu? kenapa bisa ada disini?"

Dengan pasti, Sunghoon berusaha menarik katana tersebut, namun ditahan oleh Jungwon, "jangan! inikan masih area investigasi, kita gak bisa sembarangan pindahin barang-barang disini!" Setelah mendengar itu, "bagiamna kita tahu, kalau katana ini tidak di cabut?" tanya Sunghoon. 

"Coba aja," ucap Heeseung, setelah itu Sunghoon benar-benar menarik katana itu dari salah satu boneka disana. "Ada bercak darah di ujung katana!"

Jungwon tampak berfikir, "bukankah ini katana hanya pajangan? tapi mengapa ada bercak darah disana?"

"Meskipun katana ini tidak setajam katana asli, tetap saja kalau ditusuk di bagian belakang tetap akan mati," ucap Sunghoon begitu selesai mengecek katana tersebut. "Baiklah, aku akan menyimpannya kembali ke tempat semula!"

Tak jauh dari sana, Heeseung menemukan buku Necromonicon milik Minor. "Bukankah itu buku ritualnya?' tanya Jungwon begitu melihat buku yang di pegang oleh Heeseung.

Heeseung mengangguk, "Jimin mencoba melakukan ritual yang tertulis di buku ini kan?" tanya Jungwon. Kembali Heeseung mengangguk, "jadi jika kita membaca buku ini, mungkin kita bisa tahu langkah-langkah yang Jimin lakukan agar ritualnya sukses."

"Coba aja baca," saran Sunghoon.

Akhirnya mereka pun mulai membuka buku Necromonicon tersebut, berharap menemukan sesuatu yang bisa membantu kami dalam sidang berikutnya. Dan menemukan siapa tersangka dari pembunuhan Jimin.

#tbc

Survival - Last Effort ft ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang