Jungwon mendekat ke arah map yang Jake tunjukkan, "disini ada 2 map berbeda, ada yang besar dan kecil." Karena tak bisa memutuskan Jungwon memilih melihat map kecil terlibih dahulu.
Disana, Jungwon bisa melihat beberapa ruangan yang paling jelas disana adalah main hall, selanjutnya ada tempat dimana kita mau log-out, salon. Ruang makan tepat di sebelah dapur, dan bathroom kemudian ada sebuah tangga tapi disini gak ada lantai 2 hanya ada rooftop aja. Setelah puas melihat map kecil, Jungwon pun beralih ke map yang besar.Wah, map ini menampilkan seluruh area virtual world. Jungwon bisa melihat ada 2 buah bangunan yang pertama yang besar dan kedua bangun lebih kecil yang letaknya cukup jauh dari bangunan mereka berada sekarang. Bangunan pertama diberi nama Mansion dan bangunan kedua diberi nama Chapel. Di tengah map ada sebuah sungai besar yang membelah kedua wilayah. Tak ada yang aneh dimata Jungwon, akhirnya ia berjalan mundur membiarkan survivor lain melihat map tersebut.
"Jake, apa itu garis hitam disekeliling map?" tanya Daniel.
"Mata yang bagus, garis hitam itu adalah dinding, seluruh program ini dikelilingi oleh sebuah dinding, tapi kalian jangan salah sangka, dinding ini tidak mengurung kita di virtual world. Dinding ini hanya sebagai batasan kalau dunia diluar dinding itu tidak ada," papar Jake.
"Oh, apa yang membuat map ini kamu sendiri Jake?"
Jake mengangguk, "ya iyalah, napa nanya?"
Daniel ber-o ria, "enggak cuman kepo aja!"
Jay yang sejak tadi mengamati sekitar akhirnya memutuskan mencari rahasia dunia luar itu sendiri, "Eh, mau kemana?" tanya Jungwon, Jay kemudian berbalik menatap pria itu, "mencari rahasia dunia luar itu lah, nungguin kalian gak akan bergerak-bergerak."
"bukankah kita sudah sepakat untuk mencari rahasia itu bersama?" kata K'.
"Siapa bilang? bukankah kamu sendiri yang bilang begitu, emangnya aku ada bilang setuju?" kemudian Jay berlalu pergi sedangkan Ni-Ki memohon pamit untuk mengikuti Jay karena khwatir Jay kembali melakukan sesuatu yang membahayakan mereka nantinya, "aku ikutin Jay dulu ya. Setelah itu Ni-Ki pamit dan mengejar Jay yang sudah terlebih dahulu meninggalkan mansion.
"Apa yang sebenarnya Jay rencanakan? Apa kita bisa membiarkan Jay berkeliaran begitu saja?" pikir Daniel curiga.
"Bukankah Ni-Ki akan menjaga Jay, kita harus mempercayainya!" sambung Heeseung.
"Tapi, aku justru khawatir dengan Ni-Ki. Jay adalah orang yang sedikit manipulatif."
Sunghoon menengahi, "kita gak ada pilihan lain, itu keputusan Ni-Ki sendiri. Semua mengangguk, "jadi lebih baik kalian ikut aku, kita langusng ke rooftop aja," ajak Jake kemudian ia berjalan duluan menaiki anak tangga menuju rooftop. Sebelum naik, Jungwon memutuskan mengecek keadaan toilet sebentar. Keadaannya sangat normal dan hanya ada tisu toilet disana. Dirasa tak ada apa-apa lagi, akhirnya Jungwon memutuskan menyusul yang lain ke rooftop.
Sesampainya disana, Jungwon sedikit terkejut, disana ia bisa melihat salju. "Jungwon sini!" panggil Heeseung. Akhirnya mereka semua berkumpul di rooftop kecuali Jay dan Ni-Ki yang entah kemana. "Cepatan, ngapain bawa kita kesini, sejuk tau!' kesal K' yang sedari tadi sudah kedinginan. "Ya sama dengan rasa sakit, kalian disini juga bisa merasakan suhu seperti biasa."
Sunghoon tiba-tiba melihat sebuah telescope tak jauh dari tempat mereka, melalui telescope itu Sunghoon melihat segaris sungai yang berada di tengah map?
"Jake, telescopenya kenapa stop di tengah sungai? bukannya di sebelah sana masih ada chapel?" Jake tersenyum soal itu, "disana ada loading screen jadi gabisa melihat melewati loading screen itu."
"Maksudnya garis putus-putus di map?" Jake mengangguk, sedangkan mereka hanya mengangguk.
"Yaudah karena disana ada 2 pintu, lebih baik kita bagi tim dan periksa disana ada apa?" saran Jungwon, dan akhirnya disetujui oleh mereka. Setelah 2 tim terbentuk mereka berpencar masuk ke masing-masing pintu mencari tahu apa yang ada disana. Pintu pertama dimasuki tim Jungwon, Heeseung dan Sunghoon dan ternyata itu adalah gudang, disana Jungwon tak menukan hal aneh, hanya ada sebuah papan triplek dengan ukuran yang lumayan dan beberapa kertas dan kardus kosong. "Gaada apa-apa disini! pungkas Heeseung setelah melirik ke sekeliling. Sunghoon mengangguk dan mengajak mereka kembali.
Setelah itu Jungwon keluar dan menginfokan apa yang mereka temukan di pintu pertama kepada survivor lain, "didalam tak ada barang aneh, hanya ada papan triplek dan kertas kardus kosong," papar Jungwon. Dipintu sebelah juga gaada apa apa, hanya tumpukan gulungan karpet. sambung Daniel.
"Oh iya Jake, katamu barang disini gabisa hancurkan? bagaimana kalau ada senjata tajam disini? bukankah sangat berbahaya jika tak bisa hancur?"
Seketika semua kembali menatap Jake meminta penjelasan, "Ah, itu kalian tenang aja, barang-barang yang berpotensi menjadi senjata sudah aku amankan." jawabnya santai. Daripada menghabiskan waktu untuk memikirkan hal yang gak penting, lebih baik kita langsung ke chapel aja. Ayo!" setelah mengatakan itu Jake langsung bergegas pergi meninggalkan yang lainnya. "Aku sangat kesal dengan sikap Jake akhir-akhir ini, ia semakin lama semakin mirip dengan Jay," cibir Daniel.
Jungwon kemudian mengajak yang lainnya untuk segera menyusul Jake sebelum terlambat, "ayo!" setelah itu mereka pun pergi menyusul Jake ke chapel. Melewati tempat salon dan kamar mandi menuju pintu keluar.
Begitu keluar, Jungwon sangat kagum, keadaannya sama persis seperti apa yang dilihatnya dari rooftop tadi. Jalan semua ditutupi salju, pohon pinus yang indah disepanjang jalan. Mereka terus berjalan ke arah kanan dan akhirnya tibalah mereka di sebuah jembatan. "Itu dia jembatannya, disana ada Jake juga!" kata Jungwon, mereka pun bergegas kesana. "Kenapa Jake?" tanya Jungwon yang melihat Jake terdiam di jembatan tak menunggu mereka di chapel.
"Ini jembatannya hilang sebagian, bagaimana mau dipakai nyebrang? kita juga gak bisa berenang disini. Arusnya terlalu keras. Tapi sepertinya batang kayu yang dipakai untuk menyambungkan sungai ini jatuh dan terbawa arus." papar Jake.
"Kemana arus ini mengarah?" tanya K' sambil bergerak mendekati jembatan dan mulai melihat arah arus sungai. "Lihat disana sepertinya diujung kiri ada sesuatu yang menyangkut di batu itu." Seketika semua melirik ke arah tunjuk Heeseung.
"Jungwon sekalian ambilin ya!" kata Jake
Dengan berat hati Jungwon mau tak mau harus mengabil papan kayu itu yang tampaknya tersangkut diujung sungai. Dengan langkah yang pasti ia melangkah menuju ujung sungai tempat papan kayu itu berada, "kok bisa ada disini? aneh!" namun karena terburu-buru akhirnya Jungwon langsung membawa kayu itu ke tempat yang lain.
Jake langsung mengambil kayu yang sebelumnya dibawa oleh Jungwon dan langsung memasangnya di tempat seharusnya. "Sudah, kalian boleh lewat!" Setelah itu mereka pun melewati jembatan itu sampai ke sebrang.
"Ayo ke chapel!"
Awalnya biasa saja, setelah melewati sungai itu Jungwon merasa ada sesuatu yang aneh dengan dirinya dan ia terdiam mencoba mencari tahu apa yang terjadi. "kalian baik-baik saja?" tanyanya pada yang lain untuk memastikan.
"Ada kilapan hitam waktu kita lewat tadi. Tapi apa itu?" Jungwon menggeleng ia juga tak tau.
"Apa kita baru saja melewati area terlarang?" Heeseung menggeleng, "ini seperti sebuah glitch dalam game. Aa ini aman?" Namun dengan cepat Jake menjelaskan.
"Itu adalah.....
#tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Survival - Last Effort ft ENHYPEN
FanfictionTerjebak di sebuah dormitori dan diharuskan untuk saling membunuh dan bertahan hidup di dalam permainan dan bertahan dalam sidang untuk mengungkap pembunuhnya. Bagaimana akhirnya? Tiba-tiba sebuah robot mini berbentuk komputer muncul di depan kami...