13

54 11 0
                                    

Begitu keluar dari ruang makan, akhirnya Jungwon bisa bernafas lega, setidaknya beberapa orang masih saling percaya satu sama lain. Namun untuk kasus Jay dan Sunghoon sepertinya ia harus bicara dengan mereka dan memperbaiki situasi.

Jungwon melirik jam di tangan kirinya, "sudah jam 8 malam," ucap Jungwon. Kemudian ia berjalan menuju kamarnya, karena seperti peraturan yang tak tertulis bahwa jam malam mereka di larang keluar dan berkeliaran.

Sebelum sempat memutar knop pintunya, tiba-tiba Heeseung datang menemui Jungown, "won, mau ikut olahraga malam lagi?" ajaknya. Karena Jungwon saat ini memang agak susah berkonsentrasi akhirnya ia menyetujui ajakn Heeseung, berharap besok pagi tubuhnya menjadi lebih segar. 

Namun alih-alih ke taman, Heeseung mengajak Jungwon pergi ke laboratorium, "Kak Heeseung, kenapa kita kesini?" tanya Jungwon. "Kita bisa coba bicara dengan Sunghoon, mungkin ia mau bercerita kenapa ia menjauhi kita semua." Sedangkan Jungwon hanya mengangguk menyetujui usulan Heeseung, mungkin dengan demikian mereka bisa memperbaiki situasi yang sebelumnya sempat renggang.

"Kenapa kalian kemari?" ucap Sunghoon dengan nada datar. "Maaf sebelumnya, tapi apa kau mau ikut kami olahraga malam di taman?" ajaknya. "No, kalian saja," jawabnya singkat, kemudian ia kembali melanjutkan aktivitasnya bergulat dengan berbagai cairan kimia. 

"Baiklah, kau memaksaku melakukannya," ucap Heeseung kemudian ia menarik lengan Sunghoon, "hei, apa yang kau lakukan, lepaskan atau aku akan membunuhmu!" sarkasnya. Namun Heeseung tak bergeming, ia tetap menarik lengan Sunghoon berusaha membawanya keluar dari ruang laboratorium, sedangkan Jungwon yang melihat itu hanya bisa bergidik ngeri. "Apa yang ada di pikiran kak Heeseung," cicitnya.

Tiba-tiba Sunghoon menepis tangan Heeseung yang menariknya, "Apa yang kau pikirkan?" ujarnya. Sedangkan Heeseung hanya menatapnya sendu, "terkadang kehilangan ingatan bukanlah sesuatu yang buruk, jika mengingat membuatmu menyendiri seperti itu. Aku sarankan kau melupakan ingatan itu dan menerima dirimu sendiri. Aku dan Jungwon menunggu di taman dekat kolam, jika kau berkenan." 

Setelah mengatakan itu Jungwon dan Heeseung pergi meninggalkan Sunghoon di depan ruang laboratorium.

***

Begitu sampai di taman, Jungwon langsung bersiap melakukan push-up seperti biasa, tapi ia melihat Heeseung yang masih belum melakukan apapun, "kak Heeseung belum mau mulai?" Heeseung hanya menggeleng, "masih nunggu Sunghoon," jawabnya. Jungwon sebenarnya juga heran, mengapa Heeseung bisa bertindak sampai sejauh ini, tapi ia tak mau berfikiran aneh mengenai Heeseung dan memilih mengabaikannya. 

Baru hitungan 10 benar saja, Sunghoon datang, Jungwon pun bergegas ke tempat Sunghoon berada, "akhirnya datang juga," ucap Heeseung. "Kalian jangan salah paham, aku melakukkan ini agar Heeseung tidak menggangguku lagi." Jungwon hanya tertawa mendengar itu, dan nampak Heeseung memasang tampang wajah yang kesal. "Baiklah, karena kita sudah berkumpul, langsung saja kita lakukan olahraga malamnya."

Akhirnya mereka bertiga pun melakukan push sebanyak 50 kali, tak perlu waku lama Sunghoon menyelesaikan pushnya lebih cepat dari yang lain, sedangkan Jungwon dan Heeseung begitu kaget begitu melihat bahwa Sunghoon sudah menyelsaikan 50 kali push-up secepat itu. "Baiklah, aku sudah selesai," ucapnya sambil membersihkan tanganya dari tanah. "Waw, hebat," ucap Jungwon, "kalau begitu aku duluan!" ucap Sunghoon sambil mengelap keringatnya, namun langkahnya terhenti begitu mendengar ucapan Heeseung, "Jangan menghindar terus, kau tidak semenakutkan itu." ucap Heeseung spontan. Sunghoon yang mendengar itu berbalik arah menatap Heeseung, "apa yang baru saja kau katakan?" tanyanya dengan tatapan membunuh.

"Aku mengatakan kau untuk jangan menghindar, dan kau sebenarnya tidak semenakutkan itu."

"Takut?"

"Kau hanya takut untuk menyakiti mereka, oleh sebab itu kau menghindar? benar? jika kau terus menghindar, ini tidak akan menyelesaikan masalah. Kita harus bersama melawan Minor, bukan malah terpecah belah begini."

"Kamu lupa apa yang Jay pernah katakan? bahwa lebih baik kita tidak bekerja sama, dan melakukan urusan kita masing-masing? dan aku meyakini itu yang terbaik." Kemudian Sunghoon melanjutnya langkahnya meninggalkan taman.

"Baiklah, tapi datanglah ke taman lain kali, jika kau ada waktu!" teriak Heeseung.

Jungwon tertegun melihat upaya Heeseung untuk menyatukan kembali semua seperti semula, Jungwon semakin yakin untuk mencoba berbicara degan Jay nanti, mempererat tali persahabatan dan menghentikan acara pembunuhan ini.

"Kak Heeseung, lebih baik kita kembali ke kamar kita masing-masing karena malam semakin larut, dan Heeseung mengangguk setuju.

Akhirnya mereka pun berpisah di depan kamar Jungwon. Begitu mengunci kamar, Jungwon termenung di samping kasu, "bagaimana cara ia berbicara dengan Jay, apa ia akan melakukan hal yang sama seperti Heeseung lakukan ke Sunghoon?"

Entahlah Jungwon terlalu lelah untuk berfikir saat ini, ia pun merebahkan tubuhnya di atas kasur menutup mata dengan lengan kirinya, berusaha menghilangkan segala pemikiran anehnya dan tertidur.

***

Pagi harinya, begitu Jungwon datang ke ruang makan, disana sudah ada semua orang kecuali Jay, Sunghoon dan Heeseung, Jungwon menghela nafasnya, dan memutuskan mencari tempat duduk , "won, sini," panggil Daniel mengajaknya duduk bersebelahan. Jungwon pun segera pergi ke bangku itu dan duduk bersebelahan dengan Daniel dan Sunoo. "Tumben hari ini telat? semua sudah menyelesaikan sarapan mereka," ucap Sunoo. "Apa Jay, Sunghoon dan kak Heeseung juga ada disini tadi?" tanyanya. Sunoo mengangguk, "tapi kak Heeseung." Jungwon mengangkat alisnya penasaran dengan kelanjutan dari ucapan Sunoo. "Apa?" tanyanya. Kemudian Daniel menyenggol lengan Sunoo, sambil memberi isyarat untuk diam, "Ah, tidak," lanjut Sunoo dengan nada gugup. Jungwon semakin yakin ada yang mereka sembunyikan, "Dimana kak Heeseung?"tanyanya panik, sedangkan Daniel dan Sunoo hanya tertunduk diam.

Karena perasaannya tidak enak, Jungwon memutuskan  pergi ke kamar Heeseung, dan mengabaikan sarapannya. Sesampainya di depan kamar Heeseung, tanpa ragu ia mengetuk pintu cokelat itu. "Kak Heeseung!" panggilnya. Namun selama beberapa menit masih belum ada jawaban, membuat Jungwon semakin panik, "kak Heeseung, buka pintunya!" ucap Jungwon sambil mencoba membuka knop pintunya, namun dikunci.

Namun, tiba-tiba pintu terbuka, "Maaf won, ada apa?" tanya Heeseung dengan suara pelan, "Kak Heeseung, baik-baik aja kan?" tanya Jungwon, Heeseung hanya mengangguk, "Apaan si won, nada kamu ngomongnya seperti sedang menginterogasi seseorang, ni lihat," Heeseung merenggangkan tubuhnya menghilangkan kecurigaan Jungwon, "aku baik-baik saja kok, ada apa?" tanya Heeseung. 

"Gak, aku khwatir aja, kak Heeseung gak ada di ruang makan."

"Kamu pasti belum makan kan? Ayo ke ruang makan!" ajak Heeseung, Kemudian menarik Jungwon setelah mengunci kamarnya.

Jungwon yakin, ada yang aneh dengan Heeseung, tapi ia masih belum jelas apa itu. Sejak ia membujuk Sunghoon memang Jungwon merasa ada yang aneh dengan Heeseung. Biarlah waktu yang menjawab. Saat ini Jungwon tidak mau terlalu berfikir yang aneh-aneh.

#tbc

Survival - Last Effort ft ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang