4

74 12 0
                                    

Dying messege, Jungwon terus berfikir arti dari tulisan itu, tapi masih belum menemukan suatu petunjuk.

"Daniel dalam programer ada suatu istilah atau kode angka seperti dying messege itu gak?" tanya Jake sambil menunjuk ke arah Daniel.

Daniel langsung menggeleng, "mana ada angka 37 doang dalam sistem programer. Angka itu terlalu simpel."

"Ribut yang gak menghasilkan apa-apa, sampai sekarang kita belum bisa menyebutkan satu nama yang dicurigai, kita udah disini hampir setengah jam." Kesal Jay kemudian melipat tangan di depan dada.

"Nama, nama," ucap Jungwon berusaha berfikir, "Angka itu adalah nama dari si pelaku," simpulnya.

Sementara yang lain langsung menatapnya heran.

"Jika angka 37 kita balik 180 derajat maka akan menjadi EJ."

Sontak semua menoleh ke arah EJ, melihatnya dengan tatapan mengintimidasi.

"Benarkan, Eui Jo?" lanjut Jungwon.

Sedangkan EJ yang kelihatan panik mulai memberikan alibi. "Kok jadi aku, kalian gak bisa menyimpulkannya begitu aja dong."

"Kalau mau dipercaya buktiin dong!" sarkas Jay.

EJ tampak depresi, dan tak bisa memberikan pembelaan, ia tak tahu harus melakukan apa.

"Ada pembelaan?" tanya Jake.

"Pembelaan? PEMBELAAN!? Banyak, aku punya banyak pembelaan. Aku hanya membela diriku dari pembunuh bernama TAKI!, bagaimana kalau kalian di posisiku." ucapnya kemudian membenturkan kepalanya di atas meja bundar itu. "Aku gak sengaja bunuh Taki, jujur aku hanya melindungi diri gue sendiri. Apa itu salah?" lanjutnya diikuti dengan suara tangisnya mulai terdengar.

"Jelas salahlah goblok." kesal Nicholas.

Tiba-tiba Minor yang sejak awal hanya diam dan memastikan, akhirnya angkat bicara, tapi semua itu salah, Minor justru membuat keadaan bertambah runyam dan kacau. "Sepertinya rapat ini sudah bisa di akhiri, jadi silahkan vote melalui alat yang tersedia." ucap Minor.

"Please, jangan. Ini bukan keinginanku." Selanjutnya EJ bangkit dan berlari dari meja rapat menuju elevator dan hendak kabur dari ruang sidang. Namun elevator itu tak mau terbuka. Ia terus menggedor-gedor pintu itu sambil menangis.

"Baik hanya 3 dari 14 yang belum memberikan hak suara. Sebaiknya kalian segera melakukan voting, Kim Sunoo, Yang Jungwon dan Nishimura Riki." 

Tangan Jungwon bergetar hebat, bagaimana nyawa seseorang bisa dinilai hanya dengan sebuah tombol ini? Dengan berat hati, mau tak mau Jungwon memberikan suaranya. 

"Bagus, jadi, hukuman bisa langsung di mulai."

Kemudian dari suatu ruangan rahasia muncul sesosok robot yang terbuat dari besi dengan desain sangat modern lengkap dengan sebuah pistol khusus, robot itu langsung menargetkan tubuh EJ dan langsung melepaskan tembakan tepat di kepalanya. Darah bercucuran dari sana.

Dan setelah itu robot itu menghampiri tubuh EJ dan kemudian membawanya kembali ke dalam ruangan tempatnya kembali. Setelah itu datanglah 2 robot kecil membersihkan sisa darah yang bercucuran di lantai.

Semua yang melihat hal itu begitu terkejut, bagaimana bisa mereka melakukan hal seperti itu. Niki dan Sunoo menutup mata mereka begitu tubuh EJ dibawa pergi. "Mengapa hal ini bisa terjadi," ucapnya dengan nada sendu.

"Baik, kalian boleh kembali, aku sarankan kalian melupakan semua tentang dunia luar dan tinggal disini selamanya, itu hanya jika kalian bisa. Bagaimana Jungwon tentang pengkhianatan temanmu?"

Survival - Last Effort ft ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang