"Sunghoon-ah! Kemarilah!"
Seorang gadis bersurai kecoklatan tengah duduk di bawah pohon apel seraya melambaikan tangan. Sunghoon berjalan mendekatinya. Gadis itu menyodorkan sebuah apel kepadanya dengan senyuman manis. Sunghoon menghela napas. Ia meraih apel itu, lalu menyodorkannya ke mulut gadis itu.
"Sudah aku bilang kan? Vampir tidak makan apel."
Gadis itu tampak murung. Ia menggigit apel yang ada di tangan Sunghoon dengan pelan. Pemuda itu mengusak kepalanya dengan gemas.
"Maaf ya aku tidak bisa makan dengan normal sepertimu."
Gadis itu langsung mendongak menatap Sunghoon dengan rasa bersalah.
"Tidak. Bukan maksudku begitu."
Sunghoon tersenyum.
"Tidak apa-apa. Memang begitu kenyataannya."
Gadis itu terdiam. Raut wajahnya berubah menjadi datar. Ia menundukkan kepalanya seraya meremas kuat kedua lengan Sunghoon. Pemuda itu mengernyit bingung melihat reaksi aneh itu. Kemudian, suasana di antara mereka berdua berubah menjadi menegangkan. Sunghoon meringis kesakitan. Tanpa ia sadari, kuku gadis itu menancap pada kulit lengannya sampai berdarah.
"Ya, kau benar." Lirih gadis itu. "Kau memang makhluk penghisap darah."
Kedua mata Sunghoon terbelalak melihat wujud gadis itu yang bersimbah darah. Tiba-tiba muncul bekas luka gigitan di lehernya. Pemandangan taman yang asri langsung berubah menjadi pemandangan gereja yang bersimbah darah. Tepat di belakang gadis itu, muncul sosok Jake yang berdiri dengan menampakkan seringaiannya.
"Selamat Sunghoon. Kau berhasil melaksanakan upacara persembahan suci kita." Ujar Jake.
Sunghoon tertegun. Ia memundurkan tubuhnya perlahan, menjauh dari gadis yang ada di hadapannya. Tangannya yang entah sejak kapan bersimbah darah bergetar hebat.
"Tidak .... Aku tidak bermaksud membunuhmu .... Maafkan aku."
Air mata Sunghoon mengalir lantaran penyesalan yang amat luar biasa menyiksa batinnya. Ia tidak sanggup melihat pemandangan mengerikan itu.
"Aku memang pendosa. Aku monster yang pantas masuk neraka .... Maafkan aku."
"Maafkan aku!"
Kedua mata Sunghoon terbuka seiring dengan seruan yang membuat tenggorokannya tercekat. Pemandangan mengerikan itu hilang, digantikan oleh pemandangan langit-langit kamarnya.
"Mimpi itu lagi ...."
Sunghoon perlahan bangkit dari tidurnya, lalu mengusap wajahnya frustasi. Sudah berapa lama mimpi itu terus menghantuinya? Ia sendiri bahkan tidak bisa menghitungnya. Pemuda itu menghela napas, lalu meraih obat yang ada di atas meja nakas. Ia meneguk dua butir kapsul seperti anjuran Jay.
"Sunghoon-ah!"
Terdengar suara pintu kamarnya diketuk. Sunghoon bisa menebak siapa pemilik suara yang familiar itu. Memangnya siapa lagi yang akan mengunjunginya di malam hari seperti ini kalau bukan Jake?
"Masuk saja."
Pintu kamarnya terbuka, menampakkan Jake yang datang dengan satu kantong darah di tangannya. Sunghoon menutup rapat hidungnya. Bau darah manusia yang sangat menyengat menyeruak dari badan Jake.
"Kau kemana saja, bajingan? Sudah dua hari tidak pulang ke istana. Kau juga membolos pelajaran selama dua minggu." Maki Sunghoon. "Ibu mengkhawatirkanmu."
"Siapa peduli dengan wanita serakah itu? Yang penting calon penerusnya kembali dengan badan utuh."
Jake melemparkan kantong itu ke arah Sunghoon, lalu ditangkap olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beast Land || Enhypen (END)
VampireDi abad ke-14, muncul penyakit aneh yang menyerang para bangsawan di suatu negara. Penyakit itu membuat tubuh mereka bermutasi menjadi makhluk penghisap darah yang kuat dan tidak bisa menua. Karena kelainan yang membuat mereka menjadi makhluk yang t...