"Jihwa ingin masuk ke akademi?"
Pelayan pribadi Jihwa mengangguk menanggapi pertanyaan Sehun. Pria itu menghela napasnya. Baru saja ia ingin mengunjungi selir mudanya itu, tapi tiba-tiba pelayan datang memberikan kabar yang cukup memusingkan. Sebenarnya bukan hal yang sulit untuk mengabulkan permintaan Jihwa, namun apakah Sehun mampu membiarkan Jihwa yang merupakan manusia biasa berkeliaran di lingkungan milik ketujuh anaknya? Selama ini mudah bagi Sehun untuk mengawasi Jihwa karena gadis itu hanya berdiam diri di kamar. Tapi, jika gadis itu meminta keluar, ia harus susah payah mengerahkan tenaga untuk menjaganya.
"Sebenarnya itu bukan sesuatu yang sulit, tuan. Selir Jihwa sudah resmi menjadi milik anda, dan tuan-tuan muda tidak akan berani menyentuhnya." Ujar pelayan. "Asalkan anda tidak menaruhnya bersama tuan muda Heeseung."
"Benar juga. Lagipula ada Jay di sana. Anak itu bisa diandalkan untuk menjaga Jihwa."
"Benar tuan. Anda tidak perlu takut selir Jihwa disentuh orang lain."
Sehun berjalan menuju kamar Jihwa, dengan diikuti oleh pelayan yang membawa nampan berisi makanan.
"Baiklah, aku terima laporanmu. Cepat letakkan makanan itu dan pergi."
"Baik, tuan."
Si pelayan membuka pintu kamar Jihwa, lalu membawa nampannya masuk ke dalam dengan diikuti oleh Sehun. Namun, mereka tidak menemukan sosok Jihwa di dalam sana. Kamar itu kosong dengan jendela yang terbuka lebar.
"Kemana anak itu?" Tanya Sehun. "Kau sama sekali tidak mengawasinya?"
"Tadi pagi Nona Jihwa masih ada di kamarnya."
Sehun mengusak rambutnya frustasi.
"Apa dia sering berkeliaran seperti ini?"
"Tidak. Nona selalu berada di dalam kamar."
"Cepat cari dia. Jangan sampai anak itu kembali dengan segores luka pun."
~~~~~~~
"Hei, berhenti!"
Di sisi lain, Jihwa berlari mengejar seekor anjing yang pergi dengan membawa pakaian dalamnya. Ia tidak tahu bagaimana bisa anjing itu masuk ke dalam kamar. Ketika Jihwa selesai mandi, tiba-tiba celana dalam yang ia siapkan di ranjang hilang. Jihwa menengok ke jendela dan melihat seekor anjing berjenis golden retriever duduk di bawah pohon sambil menggigit celana dalamnya. Saat itu juga, Jihwa buru-buru mengenakan pakaiannya dan keluar mengejar anjing itu.
"Ah, sial."
Jihwa berhenti sejenak lantaran kelelahan. Sedangkan anjing itu tetap berlari sampai memasuki semak-semak. Jihwa mengedarkan pandangannya ke sekitarnya. Sudah sejauh apa ia berlari? Sekarang gadis itu sudah sampai di taman mawar tempat di mana ia pertama kali bertemu Heeseung. Jihwa tahu betul kalau ia benar-benar dilarang pergi kesana. Kakinya mulai gemetaran. Ia bingung antara ingin kembali ke kamar atau tetap mencari anjing itu. Pasalnya, dari semua barang milik Jihwa, yang dibawa pergi adalah pakaian dalamnya. Akan sangat memalukan jika pemilik anjing itu adalah orang dari kerajaan. Menurut kabar, vampir memiliki penciuman yang tajam dan mampu mendeteksi manusia hanya dengan mencium aromanya. Sedangkan celana dalam itu pasti meninggalkan aroma tubuh Jihwa. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi si pemilik anjing ketika peliharaannya membawakan celana dalam itu.
"Ah, sudahlah. Kejar saja."
Jihwa berjalan dengan hati-hati melewati semak belukar tempat anjing itu menghilang. Dibalik semak itu, rupanya ada sebuah gubuk kecil. Jihwa merasakan firasat buruk jika memasukinya terlalu dalam. Tapi, kembali lagi pada rasa malunya, ia tidak bisa membiarkan anjing itu berkeliaran sambil membawa celana dalamnya. Jihwa pun tetap kukuh mendekati gubuk itu, meskipun bayangan mengerikan akan sosok vampir yang kemungkinan muncul menghantui pikirannya. Dengan tangan yang gemetaran, Jihwa membuka pintu gubuk itu sedikit untuk mengintip ke dalam.
![](https://img.wattpad.com/cover/263050959-288-k400858.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beast Land || Enhypen (END)
VampirosDi abad ke-14, muncul penyakit aneh yang menyerang para bangsawan di suatu negara. Penyakit itu membuat tubuh mereka bermutasi menjadi makhluk penghisap darah yang kuat dan tidak bisa menua. Karena kelainan yang membuat mereka menjadi makhluk yang t...