"Maaf, sudah membuat anda menunggu."
Setelah menghabiskan waktu 10 menit untuk mandi dan bersiap-siap, Jihwa keluar dari kamar mandi untuk menghampiri Jay yang tengah duduk di ranjang. Pemuda itu menunggunya sambil membaca buku koleksi Jihwa. Jihwa merasa canggung kalau ada lelaki lain yang berada di kamarnya selain Sehun. Mengingat kalau status Jihwa sekarang adalah istri orang.
"Kau sangat suka sastra, ya." Ujar Jay seraya menutup buku yang telah ia baca.
"Yah, begitulah. Saya suka membaca sejak kecil."
"Lalu bagaimana dengan bidang lain? Ekonomi? Hukum? Sejarah?"
Jihwa menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Selama di desa, saya belajar semuanya sendirian melalui buku. Saya tidak yakin kalau pengetahuan saya mumpuni."
"Begitu. Itulah mengapa kau belajar semalam suntuk demi mempersiapkan untuk hari ini?"
Jihwa menahan malu mengingat Jay telah membangunkannya saat sedang ketiduran di meja. Seperti ada firasat kalau ia telah melakukan hal yang memalukan saat tidur.
"Iya. Saya tidak bisa tidur karena mengkhawatirkan banyak hal."
Jay bangkit dari ranjang. Pemuda itu mengeluarkan syal dari tasnya, lalu mengalungkannya di leher Jihwa.
"Yang harus kau khawatirkan hanyalah keselamatan nyawamu." Ujar Jay. "Syal ini sudah lama aku pakai sejak kecil. Bau tubuhku melekat kuat di sana. Pakai terus supaya bau darah dari bekas gigitan di lehermu tersamarkan."
Jihwa mengangguk paham. Meskipun dalam benaknya timbul suatu pertanyaan. Bukankah yang seharusnya melakukan ini adalah Sehun sebagai suaminya? Pria itu yang tidak ingin Jihwa terluka, harusnya dari awal ia melindunginya dengan menandai tubuh Jihwa dengan baunya. Bukannya malah anak kedua Sehun yang melakukan itu.
"Terima kasih. Saya akan kembalikan nanti."
"Tidak usah. Gunakan itu setiap keluar dari kamar."
"Tapi, bukankah para vampir akan mencium bau anda di tubuh saya? Itu akan mengundang kesalahpahaman."
"Tidak masalah. Ayah sendiri yang memerintahkan aku untuk menjagamu. Jadi beginilah caraku melindingimu."
Jihwa terdiam sejenak. Ia masih merasa tidak enak memakai barang milik lelaki lain.
"Memangnya pasangan anda tidak akan marah? Baginda raja bisa melakukannya untuk saya."
"Aku tidak punya pasangan." Jawab Jay. "Kalau kau tidak suka, pakai itu sementara sampai ayah menandaimu dengan baunya."
Jihwa semakin tidak enak hati. Bukan maksudnya menolak mentah-mentah niat baik Jay, tapi ia merasa kalau pangeran itu tidak perlu melakukan sampai sejauh ini hanya demi manusia biasa sepertinya.
"Baik, saya akan menyimpannya."
"Baguslah. Kita harus segera pergi. Aku akan mengantarmu berkeliling sebentar, lalu pergi ke kelas."
~~~~~
"Jay belum datang?"
Sunghoon mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruang kelas. Kelas masih sangat sepi. Hanya ada Jungwon dan Niki yang ada di dalam sana.
"Belum. Aku melihatnya pergi bersama selir muda itu tadi." Jawab Jungwon pada Sunghoon.
Sunghoon pun menghela napas. Ia kemudian duduk di kursi yang berdekatan dengan Jungwon. Tangannya memijit keningnya yang terasa pusing.
"Aku mau minta obat lagi." Ujar Sunghoon.
"Kenapa? Kau kambuh lagi? Kubilang untuk jangan stress kan."
![](https://img.wattpad.com/cover/263050959-288-k400858.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beast Land || Enhypen (END)
VampirosDi abad ke-14, muncul penyakit aneh yang menyerang para bangsawan di suatu negara. Penyakit itu membuat tubuh mereka bermutasi menjadi makhluk penghisap darah yang kuat dan tidak bisa menua. Karena kelainan yang membuat mereka menjadi makhluk yang t...