Waktu tiga hari berlalu dengan cepat.
Hari ini diadakan perjamuan kecil untuk para istri raja di istana kedua. Joohyun sang selir pertama mengundang para selir lainnya beserta permaisuri untuk menghadiri acara itu. Keempat selir sudah sampai di tempatnya, kecuali Yoona dan Jihwa. Mereka tengah berbincang seraya meminum secangkir darah yang tengah tersedia di atas meja.
"Tumben sekali anda mengadakan perjamuan seperti ini." Ujar Jisoo. "Apakah anda kelebihan stok darah?"
Joohyun tersenyum. Ia tahu kalau pertanyaan Jisoo bersifat sarkas padanya. Namun, Joohyun tidak perlu mengambil hati untuk menanggapi selir yang mudah sekali iri hati itu.
"Tentu saja. Jay telah bekerja keras sebagai tangan kanan raja. Jadi, baginda raja melebihkan stok darah di istana saya." Joohyun menyeruput darah di cangkirnya. "Lalu, bagaimana dengan Jake? Kudengar dia sudah membolos pelajaran selama seminggu."
Jisoo tampak tersinggung. Namun, senyuman di bibirnya tetap tidak luntur.
"Di saat membolos, Jake diam-diam menangkap seorang pengkhianat dan memenggal kepalanya. Bukankah anakku sangat pemberani jika dibandingkan dengan pangeran yang terlalu kaku dan kutu buku?"
"Oh ya? Anak yang bergerak dengan bar-bar seperti itu sangat cocok menjadi ksatria daripada seorang raja." Joohyun terkekeh pelan.
Seulgi mulai risih mengamati kedua selir itu saling sindir-menyindir. Niatnya datang ke acara perjamuan antar istri raja ini adalah untuk melepas penat setelah berhari-hari menjalankan tugas di istananya sendiri. Tapi, seperti biasa Joohyun dan Jisoo tidak pernah bisa akur.
"Daripada meributkan kedua putra kalian, bukankah kalian seharusnya merasa marah dengan pangeran Heeseung? Dia tidak melakukan apa-apa, tapi raja tetap memilihnya sebagai kandidat penerus." Ujar Seulgi menengahi perselisihan di antara mereka.
Kedua selir itu pun berhenti saling menyerang. Ucapan Seulgi ada benarnya. Mereka selalu sibuk bertengkar sampai lupa bahwa ancaman terbesar mereka adalah Heeseung.
"Sulit menggeser posisinya. Apalagi jika itu anak dari permaisuri." Keluh Seulgi.
"Lagipula anak itu sangat berbahaya. Komplotan yang pernah aku utus untuk membunuhnya pun semuanya mati dalam keadaan tercabik-cabik. Mereka justru menjadi makanan untuk Heeseung." Imbuh Jisoo.
Joohyun tampak sedang berpikir. Bukan hanya Jisoo, ia sendiri juga pernah mencoba mencelakai pemuda itu, dan semua rencananya gagal. Meskipun Heeseung terlihat normal saat keadaan sadar, pemuda itu benar-benar mematikan ketika dalam keadaan lapar. Terlebih lagi Heeseung selalu menolak memangsa manusia sampai pemuda itu benar-benar kelaparan.
"Selain Heeseung, bukankah selir manusia itu juga perlu diwaspadai?"
Joohyun, Jisoo, dan Seulgi sontak menoleh ke arah Sojeong. Selir yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan, kini mulai angkat bicara.
"Kalian tahu sendiri kan? Penjagaan yang dikerahkan raja untuk melindunginya sangatlah ketat. Bahkan pangeran Jay sampai diutus hanya demi manusia itu. Perhatian raja menjadi teralihkan padanya."
Joohyun juga sadar kalau frekuensi Jay pulang ke istana kedua menjadi sangat jarang meskipun tugasnya sudah selesai. Ia baru tahu kalau Jay ternyata ditugaskan untuk menjaga Jihwa.
"Sepertinya Jay tidak mengatakan apa-apa pada anda." Tebak Jisoo melalui raut wajah Joohyun. "Sebaiknya anda berhati-hati. Selir itu masih seusia Heeseung, dan wajahnya cukup menjual."
"Lalu?" Joohyun menaikkan sebelah alisnya. "Jay sendiri tahu kalau itu adalah rakyat jelata yang tidak pantas untuknya. Lagipula, tahun depan dia akan segera bertunangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beast Land || Enhypen (END)
VampirosDi abad ke-14, muncul penyakit aneh yang menyerang para bangsawan di suatu negara. Penyakit itu membuat tubuh mereka bermutasi menjadi makhluk penghisap darah yang kuat dan tidak bisa menua. Karena kelainan yang membuat mereka menjadi makhluk yang t...