"Sial, jumlah mereka tidak ada habisnya!"
Para ksatria dan prajurit tengah kewalahan menghadapi serangan yang bertubi-tubi dari segala arah. Istana utama kini menjadi sasaran empuk dalam melakukan serangan. Alasannya adalah karena raja dan permaisuri yang merupakan vampir terkuat ada di dalam sana. Para prajurit dari istana lain sampai berkumpul menjadi satu di sana lantaran harus melindungi raja. Hanya beberapa prajurit yang menjaga istana masing-masing, dan hal itu membuat pertahanan mereka melemah. Sang raja dan permaisuri masih belum keluar dari kediamannya. Sedangkan di luar istana sudah terjadi pertempuran sengit dengan prajurit Belsovic. Tak hanya para prajurit dan ksatria yang turun ke medan perang, pangeran pertama Belsovic yang dijuluki petarung terkuat juga ikut turun dengan dibantu oleh panglima perang. Pangeran itu adalah Choi Yeonjun.
"Terus pojokkan mereka!" Seru Yeonjun.
Meskipun sudah dipancing dengan keributan dari luar istana, raja dan permaisuri masih belum menampakkan diri. Entah apa yang direncanakan mereka. Padahal bangsawan lain berhasil dikalahkan, dan hanya tersisa keempat pangeran yang memang sedang tidak ada di kawasan istana. Sedangkan para bangsawan lain di luar kerajaan utama seperti duke, marquess, viscount, dan baron sudah ditangani oleh pasukan dari aliansi mereka. Yeonjun lalu melirik sosok gadis bersurai hitam yang kini tengah bersembunyi di dalam kereta kuda.
"Nona Jihwa. Apa anda yakin ingin melakukannya?" Tanya Yeonjun.
Jihwa menganggukkan kepala dengan yakin. Meskipun tangannya gemetaran menahan rasa takut.
"Raja tidak akan membunuh saya. Saya yakin akan hal itu."
Yeonjun menghela napasnya.
"Anda bahkan memutuskan untuk membantu kami tanpa sepengetahuan Tuan Heeseung. Kalau sampai terjadi sesuatu pada anda, apa yang harus saya katakan padanya?"
Jihwa terdiam. Ia tidak bisa hanya diam dan berlindung di belakang pihak Belsovic. Heeseung sendiri tengah berjuang untuk melawan kaumnya. Walaupun Jihwa dalam keadaan hamil, setidaknya ia harus melakukan sesuatu untuk membantu Heeseung meski hanya untuk hal sekecil apapun.
"Saya akan kembali dengan selamat. Anda tidak perlu khawatir."
~~~~~
Satu jam sebelumnya, ketika pasukan Belsovic yang berada di Kota B bersiap untuk pergi menuju istana.
Soobin dan Beomgyu tengah menjelaskan ulang kepada para prajuritnya, bagaimana mereka akan menyerbu para vampir dengan senjata biologis. Tak hanya itu, Yeonjun juga ikut mendampingi mereka. Setelah Soobin dan Beomgyu menjelaskan tentang penggunaan senjata biologis yang dititipkan Heeseung, Yeonjun melengkapi penjelasan mereka dengan strategi perang yang ia buat. Mereka terlalu fokus dengan diskusi sampai tidak menyadari kalau Jihwa sudah tidak ada di dalam pengungsian. Sehingga mereka bertiga terkejut ketika melihat gadis itu berlari dari kejauhan menuju ke arah mereka.
"Nona Jihwa? Kenapa ada di luar pengungsian?"
Jihwa mengatur deru napasnya terlebih dahulu, barulah membuka suara untuk bercerita.
"Tuan Heeseung sedang melawan saudaranya di sana."
"Apa? Ada vampir yang sudah sampai di dekat sini?"
Soobin hendak meraih senapan berisi zat yang dapat membunuh vampir, namun Jihwa segera menahannya.
"Bisakah anda fokus ke tujuan lain? Biarkan mereka menyelesaikan urusan di antara keduanya."
Jihwa menatap Soobin dengan penuh harap. Kalau mereka turun tangan untuk membantu Heeseung melawan Jay, maka pertarungan itu menjadi tidak adil bagi Jay. Soobin pun menghela napas. Ia menarik senapannya kembali sesuai dengan keinginan Jihwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beast Land || Enhypen (END)
VampireDi abad ke-14, muncul penyakit aneh yang menyerang para bangsawan di suatu negara. Penyakit itu membuat tubuh mereka bermutasi menjadi makhluk penghisap darah yang kuat dan tidak bisa menua. Karena kelainan yang membuat mereka menjadi makhluk yang t...