Chapter 11

66 14 1
                                    

(Karena cinta butuh proses)

                                 ^_^

Pada saat Karin sudah berada di depan laki- laki tersebut, betapa terkejutnya Karin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pada saat Karin sudah berada di depan laki- laki tersebut, betapa terkejutnya Karin. Ternyata Laki- laki yang kini berada di hadapanya itu adalah Raka! sepupunya.

Secara spontan, Karin mengambil rokok yang tengah di pegang oleh Raka dan kemudian di injak dengan kaki kanan Karin. Raka yang kesal melihat sikap cewek dihadapannya saat itu yang datang secara tiba-tiba dan mengambil rokok yang sedang di hisapnya, seketika emosi nya memuncak.

"Lo—" ketus Adit dengan emosinya. Belum saja dirinya selesai berbicara, tiba-tiba saja ucapannya terpotong oleh Karin.

"Plakkk!!!"

Iya.. Karin menampar pipi sebelah kanan sepupunya itu.

"Anj***!" ketus Adit, dengan memegang pipinya.

"APA? LO MAU MARAH? GUE GAK NYANGKA BANGET SAMA SIKAP LO YANG TERNYATA KAYA GINI. Ka!! sejak kapan lo ngerokok? kalo Nyokap bokap lo tau sikap lo yang ternyata di belakang kaya gini, gimana? apa jangan- jangan, emang dari dulu lo sering ngerokok tanpa sepengatahuan nyokap sama bokap lo, termasuk gue? iya? gila lo, yah!" ucap Karin, dengan nada emosi dan nafas tak beraturan.

Perasaan Karin saat ini tengah diantara kesal, emosi dan sedih. Campur aduk lah pokonya, kaya es campur.

Raka yang ditanya pun tidak menjawab, dia hanya pokus menatap tajam Karin, dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kenapa? kenapa lo diem? JAWAB KA!!" bentak Karin.

"Ngapa lo ikut campur sama urusan pribadi gue sih!" bentak balik Raka, pada Karin. Karin yang mendengar pun sontak mengerutkan keningnya.

"Lo tanya kenapa gue ikut campur? ck, gue kaya gini, karena lo Sodara gue! dulu lo pernah janji sama gue kan, lo gabakalan ngelakuin hal ini! terus mana janji lo sekarang? apa lo gak kasihan sama nyokap bokap lo? bukanya Nyokap lo dari dulu sering ngewanti- wanti sama lo supaya gak ngelakuin hal ini? otak lo di simpen di mana sih Ka!!" ucap Karin dengan mata berkaca- kacanya. Raka yang mendengar Karin berucap dihadapannya, dirinya hanya fokus menatap Karin tanpa mengeluarkan kata dari mulutnya.

"Gue hari ini bener- bener bersyukur banget sama Allah. Kalau seandainya gue hari ini gak ketemu lo, mungkin lo bakal terus nutup- nutupin hal ini sama gue, dan yang pasti gue gak bakalan tau tentang kelakuan lo di belakang yang ternyata kaya gini." Ucap Karin lagi, dengan menatap tajam Raka.

"Trus sekarang masalahnya sama lo, apa?" ketus Adit dengan nada tak suka.

"Cih, gak ada otak!" ucap Karin sembari berdecih yang kemudian berjalan menuju ojek yang sudah menunggunya dari beberapa detik yang lalu.  berjalan menuju motornya dan tancap gas meninggalkan Raka  yang minatnya, dia hanya menatap kepergian Karin.

PROSES (on-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang