(Karena cinta butuh proses)
-
"Eh, gua lupa. Gua belum kenalan kan?" tanya Rezky yang seketika baru menyadari jika dirinya belum sempat berkenalan dengan Karin.
"Yaudah. Kenalin gua, Rezky Gavriel. Kelas 11 IPS 3." ucapnya dengan menyodorkan tangan kananya pada Karin. Karin yang melihat pun, sontak membalasnya. Tapi tiba-tiba.. belum saja Karin membalasnya, tangan kanannya lebih dulu di geplak oleh salah seorang cowok yang tiba-tiba saja datang menghampiri nya.
Plakk!!!
"Awhh!!" ucap Karin yang sontak memegang tangan kanannya, dan melihat ke arah orang yang sudah menggeplak nya sesuka hati. Dan ternyata ketika Karin melihat nya, orang itu adalah Arga. Rezky yang melihat tingkah Arga pada Karin, seketika emosinya langsung tersulut.
"Apa?" tanya nya, pada Karin yang tengah berdiri dan menetap tajam ke arahnya. Dengan menampakan wajah tanpa dosanya dia menatap balik Karin, seolah dia seperti tak pernah melakukan apa pun.
"Lo yang apaan!! gak sopan banget, jadi orang." Bentak Karin dengan tetap menatap tajam kesal Arga. Shela, Ratna, dan Sindi, yang melihat sahabatnya di perlakukan seperti itu, seketika mereka langung bangun dari duduknya dan menarik tubuh Karin agar menjauh dari Arga saat itu.
"LU YANG APAAN?! murahan banget lu jadi cewek!! malu tuh, sama hijab yang lu pake!!!" bentak Arga dengan menekankan kata murahan yang keluar dari mulutnya. Seolah tak memikirkan bagaimana perasaan orang yang mendengar nya.
Deg!
Karin yang saat itu mendengar ucapan dari mulut Arga, seketika terkejut. Termasuk Ratna, Sindi, Shela, dan Rezky. Mereka tak habis pikir dengan apa yang sudah cowok itu ucapkan pada Karin saat itu.
Orang-orang yang tadinya tengah fokus dengan kesibukannya masing-masing. Tiba-tiba saja mereka kini fokus menyaksikan perdebatan yang tengah berlangsung saat itu. Termasuk, Aldo, Reza dan Iqbal.
"Murahan? malu? hijab?" hanya itu kata yang ada dalam hati Karin ketika dirinya mendengar ucapan Arga.
Suasana kantin saat itu, tiba-tiba saja berubah menjadi sunyi. Yang tadinya ramai dengan kesibukan
semua murid, tiba-tiba berubah begitu saja dalam sekejap."Ehem, gue gak tau maksud dari ucapan lo barusan." Ucap Karin dengan hidung yang seketika memerah dan mata yang berkaca-kaca nya. Jujur! Karin itu sebenarnya orang yang kuat. Dia orang yang sangat bodo amat dengan semua orang yang menyakiti hatinya. Tapi ntah mengapa, ketika dirinya mendengar ucapan Arga barusan, tiba-tiba saja dadanya langsung sesak. Seolah, memang tidak ada pasukan oksigen di dalam ruangan itu.
"Ck, lu gak usah sok sok-an polos, Rin!! apa perlu gua ulang ucapan gua, tadi?" ketusnya, dengan menatap Karin tak suka. Karin yang mendengar pun, seketika hanya menatap Arga dengan tatapan kosong.
"Cih! maksud lu apaan, bro?" ketus Rezky pada Arga, yang sedari tadi hanya berdiri mematung menunggu waktu yang tepat untuk masuk ke dalam perdebatan itu. Arga yang mendengar ucapan Rezky saat itu, dirinya hanya menampakan senyum kecutnya.
"Jaga ucapan lu, BANGS**!!!" bentak Rezky dengan mendorong kasar tubuh Arga. Dirinya sedari tadi sudah sangat kesal melihat tingkah Arga yang datang secara tiba-tiba dan merusak momen yang sangat sulit ia dapatkan bersama Karin.
Aldo, Iqbal, dan Reza yang melihat sahabatnya tengah emosi. Dan sudah di pastikan akan memunculkan permasalahan yang sangat besar jika sampai terdengar oleh guru. Seketika mereka berlari menghampiri keributan itu, dan menarik Rezky untuk sedikit menjauh dari Arga yang saat itu dirinya hanya tersenyum kecut.
"Rin, balik ke kelas aja, yuk!" bujuk Shela pada Karin yang saat itu tengah menatap Arga, dengan tatapan yang sulit diartikan dan mata yang berkaca-kaca nya.
Karin yang mendengar ajakan sahabatnya itu, dirinya hanya menggelengkan kepalanya. Tanda jika dia menolak."Kenapa lu diem? jadi, apa yang barusan gua bilang, bener ya? lu, murah-" ketus Arga yang tiba-tiba saja ucapannya terpotong,
Plakkkkk!!!
Suara tamparan yang sangat nyaring, menggelegar dari setiap sudut ruangan itu. Orang-orang yang melihat Karin menampar Arga, seketika semuanya terkejut. Begitu juga dengan Arga.
"Dengan cara lo barusan ngomong begitu di hadapan semua orang, LO SAMA AJA UDAH NGERENDAHIN HARGA DIRI GUE!!!" tegas Karin dengan menahan Isak tangisnya yang sangat sulit sekali ia bendung.
Ketiga sahabatnya yang melihat Kondisi Karin, seketika saling menatap satu sama lain. Ntah apa yang harus mereka lakukan sekarang. Memanggil guru? tidak mungkin. Karena sudah jelas jika keributan yang tengah terjadi saat ini terdengar sedikit pun oleh salah seorang guru. Sudah sangat di pastikan, sahabatnya itu akan memasuki ruang BK dan menghadapi kasus ini.
"Cih!" Arga yang mendengar ucapan Karin, dirinya hanya berdecih dan membuang muka. Seolah memang dirinya tak bersalah dan tak pernah melakukan kesalahan apa pun saat itu.
"JANGAN KARENA TAMPILAN GUE YANG KAYA GINI, DAN LO NGELIAT GUE BICARA SAMA DIA? (dengan menunjuk Rezky yang ada di sebelahnya) TRUS, LO MENGARTIKAN KALAU GUE ITU CEWEK MURAHAN?! IYA?" ucap Karin, yang seketika air matanya lolos jatuh begitu saja dari kelopak matanya yang sedari tadi sudah ia tahan sebisa mungkin.
"Iya, lu murahan Rin!!" timpal Arga pada Karin.
"Jangan pernah, sangkut pautin hijab yang gue pake ini, sama sikap gue yang menurut lo itu murahan!! hijab yang gue pake ini, kewajiban gue sebagai seorang muslim!! dan sikap gue yang menurut lo itu murahan, hhe! (dengan menggelengkan kepalanya serta senyuman yang dipaksakan) itu tergantung gimana caranya lu ngeliat gue. Jadi gak ada sangkut pautnya hijab yang gue pake sama sikap gue yang menurut lo, murahan!!" ucap Karin, dengan menghapus air mata yang sedari tadi terus mengalir dan terus membasahi pipinya.
"Ck, omongan lu berbelit-belit, Rin!" ketus Arga.
Tiba-tiba saja pada saat keributan itu tengah berlangsung, datang beberapa orang guru dengan berjalan beriringan menuju tempat itu.
"Ada apa ini?"
Jeng jeng jeng!
Lanjut chapter!!!
:-DJangan lupa vote! hargai karya orang!❤️