Chapter 22

15 6 0
                                        

           (Karena cinta butuh proses)

                                -

Di tempat yang sama, kini Aldo dan ketiga sekawannya tengah duduk sembari memakan makanan yang sudah mereka pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tempat yang sama, kini Aldo dan ketiga sekawannya tengah duduk sembari memakan makanan yang sudah mereka pesan.

"Anjir, gua males banget tadi pelajaran sejarah. Ngantuk banget, woy!!" ketus Reza yang saat itu sudah selesai makan.

"Lah iya, si Ibuk berasa bacain dongeng sebelum tidur ke anaknya kali, ya?" timpal Rezky, dengan meminum es teh yang sudah di pesannya.

"Banget!! mata gua tadi udah gua usahain biar tetep bangun, eh si do'i kagak bisa di ajak kompromi." Gerutu Reza, dengan membuka ponselnya.

"Hahaa, apalagi gua yang bangkunya paling pertama. Kudu banget, mata gua idup. Meskipun, kagak ngerti apa yang di jelasin si ibu, awokwok." Jelas Rezky dengan tawanya. Aldo dan Iqbal yang mendengar percakapan antara Reza dengan Rezky, mereka hanya fokus makan. Tak memperdulikan keadaan sekitarnya.

Tiba-tiba pada saat mereka tengah sibuk dengan urusannya masing-masing, terdengar suara teriakan dari seorang cewek, yang letaknya di pojok kanan belakang dari meja mereka. Karena saat itu, mereka tengah duduk di barisan kiri paling depan dekat dengan tembok. 

"AAA!!! SUMPAH, GUE MALU BANGETTT.." teriak cewek itu sembari menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Aldo, Reza, Iqbal, dan Rezky yang mendengar pun, sontak menghentikan kesibukannya, dan melihat ke arah asal suara itu. Reza yang notabennya petakilan seketika melayangkan ucapan pada cewek itu.

"GAK USAH MALUU, ADA AA IKY DISINI!!!" teriak Reza pada cewek yang tengah menutup wajahnya itu. Rezky yang mendengar namanya di sebut-sebut, seketika melayangkan pukulan manja pada lengan sahabatnya itu.

"Anj*** lu, Za!!!" ketus Rezky dengan berbisik pada sahabatnya laknatnya itu.

"Eh maaf, gua refleks tadi!" jawabnya dengan senyum petakilnnya. Iqbal yang melihat tingkah kedua sahabatnya itu, dirinya hanya menahan tawa.  Sedangkan Aldo, dia hanya menghiraukan keadaan itu setelah dirinya mengetahui siapa cewek yang sudah berteriak tadi, dan mengganggu aktivitas sekitarnya termasuk dirinya.

"Ini kesempatan buat lu deketin si Karin, Ky!! bukannya lu suka?" tanya Iqbal yang sedari tadi hanya diam dan membisu. Wkwk :'b

Yaps. Cewek yang berteriak dan menganggu aktivitas orang-orang saat itu adalah Karin Putri Ajeng.

"Lah iya, bener!! nah, lu harus nya bilang makasih sama gua. Karena berkat gua, ini awal dari perjalanan lu buat bisa deket sama si Karin." Jelas Reza, dengan menampilkan wajah seolah olah apa yang dia lakukan nya itu benar.

"Tapi gua—" ucap Rezky yang tiba-tiba saja terpotong oleh Reza.

"Gak usah tapi-tapi an. Buruan lu Sono!!" titah Reza dengan mendorong tubuh Rezky agar segera pergi dari tempat itu dan berjalan menuju tempat Karin.

"Tapi ini makanan gua belum abis, anj***!!" ketus Rezky dengan melihat ke arah mie goreng yang hampir sedikit lagi habis ditelan lambungnya.

"Lu, dodol banget lu ANJ***!! mie goreng berapaan si, anj***?!! kesempatan lu sekarang, belum tentu ada besok!!" tegas Reza dengan menampilkan wajah sangat kesal pada sahabat satunya itu yang lebih memilih mie goreng dari pada kesempatan emasnya.

Iqbal yang melihat tingkah kedua sahabatnya itu seketika tertawa. Dan Aldo, dia hanya memainkan ponselnya saat makanan yang ia pesannya sudah habis ia makan.

Rezky yang mendengar ucapan Reza, seketika pergi begitu dari tempat itu dan berjalan menghampiri meja Karin dengan perasaan was-was.

"Bismillah.." batin Rezky.

Karin yang saat itu merasa Rezky tengah berjalan menghampiri meja nya, seketika bertanya pada ketiga sahabatnya yang sudah selesai makan dan sibuk memainkan ponselnya.

"Eh, eh! itu kok, si Rezky kaya mau jalan kesini ya? apa mau nemuin lu kali, Na!" ucap Karin pada Ratna, yang dirinya sudah mengetahui tentang kejadian tadi pagi antara Ratna dengan Rezky.

"Lah, iya ya? tapi gapapa. Emang gue gak salah kok." Ucap Ratna dengan nada tomboy nya. Shela dan Sindi yang mendengar percakapan diantara kedua sahabat di depannya, mereka hanya menatap satu sama lain. Karena memang, mereka berdua tak mengerti dengan apa yang tengah dibicarakan Karin dan Ratna saat itu.

"Lu pada, ngomongin apaan sih? kok gua sama Sindi kagak tau?" ucap Shela dengan memanyunkan bibirnya.

"Dahlah, mereka udah gak best friend forever lagi, Shel!!" timpal Sindi. Ratna dan Karin yang mendengar ocehan kedua sahabatnya itu, seketika menahan tawanya.

"Ntar gua cerit—" ucap Ratna, yang ucapannya terpotong oleh ucapan Rezky yang tiba-tiba saja datang dengan menarik kursi yang ada di meja sebelah dan menyimpannya di tempat sebelah Karin duduk.

"Hy!" ucap Rezky, dengan tersenyum arah Karin.

"Eh, mau ngapain lo?" tanya Karin yang sontak terkejut dengan apa yang dilakukan Rezky saat itu.

"Duduk lah." Jawabnya.

"Iya maksud gue, ngapain duduk disini?" jelas Karin dengan menatap kesal cowok yang tiba-tiba saja duduk disebelahnya saat itu.

"Ya gapapa. Kenalan lebih dekat boleh kan?" timpal nya.

"Tapi, emang harus ya, duduk sebelahan gini?" tanya Karin.

"Emang harusnya gimana? Lu disini, terus gua disana, gitu?" ucap Rezky dengan menunjuk meja yang tengah di tempati ketiga sahabatnya saat itu.

"Ya.. gak gitu maksudnya!" ketus Karin. Ntah mengapa, dia jadi tak suka pada Rezky semenjak Ratna menceritakan kejadian tadi pagi yang dialami pada dirinya. Karena menurutnya, dia sama seperti Aldo. Tak ber etika, dan tak berperasaan. 

"Terus, gimana harusnya?" tanya nya, dengan nada buaya.
Karin yang mendengar pun tak menjawab nya. Dia hanya fokus pada ponselnya seperti ketiga sahabatnya sekarang.

"Radio butut, gak nih?" ejek Rezky pada mereka yang sibuk memainkan ponselnya dan menghiraukan keberadaan dirinya.

Ratna, Shela, dan Sindi yang pertama kali melihat kedatangan Rezky ke tempat itu dan seketika duduk disebelah Karin, mereka hanya mengalihkan perhatiannya pada ponsel. Dengan fikiran yang tak tau arahnya kemana.

"Eh, gua lupa. Gua belum kenalan kan?" tanya Rezky yang seketika baru menyadari jika dirinya belum sempat berkenalan dengan Karin.

"Yaudah, kenalin gua Rezky Gavriel. Kelas 11 IPS 3." ucapnya dengan menyodorkan tangan kananya pada Karin. Karin yang melihat pun, sontak membalasnya. Tapi tiba-tiba.. belum saja Karin membalasnya, tangan kanannya lebih dulu di geplak oleh salah seorang cowok yang tiba-tiba saja datang menghampiri nya.

Plakk!!!
                           
Jeng jeng jeng!

Siapa hayohhh? ada yang bisa tebak gak???

Lanjut chapter↓↓↓

                                   ^_^

Jangan lupa vote! hargai karya orang!❤️

PROSES (on-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang