Chapter 35

47 4 2
                                        

             (karena cinta butuh proses)

                                     -

"Anj***!" Ketus Aldo sembari memukul stir mobilnya. Ya Aldo sekarang tengah di lema oleh dua pilihan. Tentang apakah dirinya sekarang harus membantu gadis yang tengah terkapar dijalanan saat ini atau kah tidak. Menurutnya bukan menjadi masalah besar jika dirinya membantu gadis itu. Bukan tanpa alasan Aldo tidak ingin membantu gadis itu.Tapi ntah mengapa, fikiran nya selalu teringat tentang kejadian beberapa hari yang lalu dan beberapa saat jam yang lalu pada saat di sekolah.

Yaps! Aldo masih mengingat pada saat gadis itu membuat dirinya malu hanya karena dirinya mengklakson gadis itu di tengah parkiran Sekolah. Dan Aldo masih sangat ingat tentang kejadian beberapa jam yang lalu pada saat di kantin sekolah. Tentang, dirinya yang dipermalukan untuk kedua kalinya oleh gadis itu jika dirinya tak memiliki uang untuk membeli bakso kembali.

"Gas, GAS!!!" tegas Aldo dengan sedikit berteriak, setelah dirinya berusaha memutuskan matang-matang untuk membantu gadis yang tengah terkapar di jalanan saat ini. Tanpa basa-basi Aldo seketika tancap gas menuju tempat yang sudah di kirimkan oleh gadis itu kepada sahabatnya(Rezky) melalui ponselnya.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 14 menit dari Jakarta menuju km 30 tol Cipularang. Akhirnya Aldo melihat satu mobil Avanza hitam yang tengah terparkir rapih ditepi jalan. Sama persis seperti lokasi yang gadis itu berikan. Tanpa basa-basi Aldo seketika memberhentikan  mobilnya dibelakang mobil gadis itu, dengan rapih. Hingga sebisa mungkin, tak akan bisa sedikit pun mengganggu kendaraan lain yang akan melaju. Tak lupa Aldo menyalakan lampu Hazard mobilnya, agar kendaraan yang akan melaju mengetahui bahwa mobil yang tengah terparkir saat ini sedang dalam keadaan darurat.

Tok tok!

"Buka!" titah Aldo dengan mengetuk kasar kaca mobil milik gadis itu setelah dirinya turun dari mobil. Gadis yang tengah meratapi nasib dirinya saat ini, sontak terkejut ketika mendengar suara ketukan kaca dari luar mobil yang tengah ditumpangi nya saat itu. Dengan sedikit menggigit bibir bawah nya, gadis itu berusaha menahan Isak tangis yang sudah ia keluarkan sedari beberapa menit yang lalu.

"Astaghfirullah!" ucap nya.

"Karin? okey! jangan panik. Jangan negatif ting-ting! siapa tau, itu orang yang mau bantu, lo! okey.. yuk, bismillahirrahmanirrahim!" batin gadis itu. Ya! dia Karin. Dengan perlahan, Karin menurunkan salah satu kaca yang diketuk oleh seorang diluar sana tadi.

"S—siapa ya?" tanya Karin pada orang itu. Yang tak lain dan tak bukan adalah Aldo.
Karin tak bisa mengetahui siapa orang yang tengah berada diluar mobilnya saat ini, karena memang jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, yang tentu saja wajah nya sudah sangat dipastikan tidak terlalu jelas untuk dilihat.

"Ini gua," ucap Aldo dengan terus menunggu gadis itu untuk membuka secara full kaca mobilnya. 

"Siapa?" tanya Karin, dengan penuh hati-hati dan kewaspadaan. Yang Karin takuti ketika dirinya membuka kaca secara full ternyata orang yang saat ini tengah mengetuk kaca nya adalah begal. Yaps! baru beberapa hari yang lalu terdapat berita dari tv tentang orang yang terkena begal oleh dua orang laki-laki dan akhirnya korban di bacok oleh salah satu pelaku pada bagian lehernya.

"Ya Allah.. tolong lindungi hamba," batin Karin. Dengan berusaha membuka salah satu kaca mobil nya secara full.

Flashback

"Hallo,.." ucap Karin dengan menempelkan ponsel pada daun telinga kanan nya yang tertutupi oleh hijab yang ia pakai. 

"Rez? maaf banget yaa gue ngerepotin, lo. Bete— " Lanjut Karin yang ucapan nya terpotong oleh seseorang di sebrang sana.

"Ngerepotin banget lu jadi cewek. Nyusahin! jangan mentang-mentang si Rezky suka sama lu trus lu manfaatin dia sesuka hati lu tanpa ngasih balik hati sama dia padahal lu tau sendiri kalo si Rezky suka sama lu!" gerutu seorang itu. Karin yang mendengar semua ucapan dari ponsel miliknya itu, sontak terkejut. Dengan terburu-buru Karin segera menurunkan ponsel dari telinganya dan berusaha melihat secara jelas, jika dirinya memang tidak salah menelfon orang yang berada di dalam kontaknya.

"E—eh.. ini, siapa ya? ini nomor handphone nya Rezky kan?" tanya Karin memastikan.

"Ini nomor handphone gua, Aldo!" ketusnya.

"A—apa? kok? kok gue bisa punya nomor handphone lo? jelas-jelas ini nomor handphone nya Rezky! jangan ngaco lo, ya!" ketus Karin dengan nada tak percaya.

"Ogah banget gue punya nomor handphone dia." Batin Karin.

"Lu yang ngaco! jangan karena lu cantik dan lu berhak manfaatin sahabat gua sesuka hati lu. Kalo emang lu kagak mau ngasih balik hati sama dia, yaudah jangan ngejadiin dia badut! bilang sama dia kalo lu kagak suka sama dia. Jangan jadi cewek munafik, lu!" jelas Aldo dengan penuh kemarahan.

"Ha—hah? maksud lo apaan, sih? ini nomor handphone nya Rezky kan? trus kenapa bisa lo yang jawab?" tanya Karin masih tak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Aldo.

"Anj***!"  ketus nya.

"Astaghfirullah," batin Karin.

"Jad—jadi maksud lo, ini nomor handphone lo? trus Rezky telfon gue pake nomor handphone lo?" tanya Karin memastikan. Setelah dirinya mengingat ucapan Rezky saat itu.

"Huaaa.. kenapa gue harus berurusan sama dia lagi sihh.. kenapa lo bodoh banget, Rin!" ucap Karin. Dengan mematikan secara sepihak telepon yang saat itu masih tersambung. Belum saja beberapa detik ponselnya itu dimatikan, tiba-tiba ponselnya berdering kembali. Tetapi dirinya tak berniat sedikit pun untuk menerima atau pun mengangkat panggilan itu. Karena menurutnya, sudah sangat dipastikan yang saat ini tengah menelfon dirinya kembali adalah Aldo.

Cinta tak mungkin berhenti..

Secepat saat aku jatuh hati..

Jatuhkan hatiku kepada mu..

Sehingga hidup ku pun.. berarti..

Cinta tak mudah bergant—

Dering telepon ponselnya seketika  berhenti. Dan beberapa detik kemudian dilanjutkan oleh dering pesan masuk pada ponselnya. Karin pun akhirnya memutuskan untuk membalas. Dirinya lebih baik berbicara dengan cowok itu di dalam chat dari pada secara langsung mendengar suara cowok itu. 

____________________________________________
                                 Rezky

Jangan mentang-mentang lu cewek dan lu berhak matiin telfon seenaknya, angkat telefon gua sekarang!
____________________________________________

 lanjut chapter ↓↓↓

                                   :O

Vote nya jangan lupa ya! Hargai karya orang❤️

PROSES (on-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang