Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ternyata belum siap akuuu...
"Kehilangan dirimu..
"Belum sanggup tuk jauh, darimu. Yang masih selalu ada dalam hatiku,
Suara nyanyian, yang berjudul belum siap kehilangan dari Stevan pasaribu, keluar dari mulut seseorang yang tengah memainkan gitarnya serta duduk diatas meja dengan kaki satu menumpang diatas kaki satunya lagi.
"Tuhan tolong mampukan akuuu...
"Tuk lupakan dirinyaaa..
"Semua cerita tentang dirinya, yang membuatku, selalu teringat akan cinta yang dulu hidupkan ku..
Jreng..
Yaps Reza. Reza kini tengah memainkan gitarnya sembari duduk diatas meja. Gak ada adab ya?
"Capek banget gua liat lu yang kaya gini, Za. Udah lah lupain aja si Nunung. Cewek masih banyak brow. Masih ada si Neneng sama si Nining, tuh. " Ucap Iqbal yang tengah duduk di atas bangku dengan memainkan ponselnya.
"Gak bisa Bal! kagak tau kenapa, si Nunung tuh beda sama mantan mantan gue yang sebelumnya." Jawab Reza dengan menatap kosong ke arah langit- langit.
"Iya gua tau. Tapi kan dari awal lu deket sama dia, gua dah pernah bilang sama lu." Timpal Iqbal.
"Bilang apaan?" tanyanya.
"Terkadang, ketika dua orang saling mencintai namun berbeda dalam hal keyakinan. Suatu saat nanti akan ada yang tersakiti dan di sakiti. Yang tersakiti adalah dia yang harus terpaksa mengalah meninggalkan agamanya dan mengikuti agama orang yang di cintainya. Sedangkan yang di sakiti adalah, Tuhan nya." Jelas Iqbal pada Reza yang tengah memperhatikan nya. Reza yang mendengar pun hanya menghela nafas gusarnya.
Brukkk!!!
Tiba-tiba datang Rezky dengan melempar tasnya kesembarang meja dan menampilkan wajah kesalnya.
"Salam kek anj***!! gak ada sopan santunnya banget lu jadi orang." Ketus Reza.
"Hahaa.. kenape lu, Ky?" tanya Iqbal dengan tertawa garing.
"SAHABAT, LU!! Anj*** banget, kaya odading mang oleh!!" Ketusnya.
"Siape?" tanya Iqbal dengan mengerutkan keningnya.
"Siapa lagi kalau bukan si Aldo!" timpalnya dengan wajah yang merah padamnya.
"ASALAMU'ALAIKUM." Teriak Aldo yang tiba-tiba saja datang dengan berjalan menghampiri ke tiga sahabatnya.
"Waalaikumssalam." Jawab serentak orang-orang yang tengah berada di ruangan itu.
Iqbal Reza dan Rezky yang melihat Aldo datang, mereka hanya menatap nya.
"Kenape?" tanya Aldo pada ketiga orang itu.
"ELU ANJ***!!!" ucap Rezky dengan berteriak di depan wajah Aldo. Aldo yang melihat pun seketika tersulut emosinya.
"Maksud lu apaan?!" tanya Aldo dengan mendekatkan wajahnya pada Rezky.
"Lu yang apaan, anj***!!!" jawabnya.
"ANJ*** anj***. Lu yang ANJ***!!! gak jelas lu. Marah-marah mulu. PMS, LU!!!" kesal Aldo dengan wajah emosinya.
"Burung Parkit gua mati, anj***!!" jelas Rezky dengan emosi.
"Trus? Kok jadi gua yang disalahin?" tanya Aldo.
"ITU GARA-GARA LU!! resep obat yang lu kasih ke gua, malah ngejadiin dia stres!!" ucapnya.
"Lah emang iya, ya? tapi sumpah, gua gak tau. Orang gua juga dikasih obat itu dari bapack-bapack yang suka melihara Burung hantu." Jelas Aldo.
"ANJ*** LU, AL!!!" ucap Rezky dengan melemparkan pensil yang ada di atas mejanya ke arah Aldo. Aldo yang melihat pun hanya tertawa terbahak-bahak.
"BERISIK ATUH WOII!! aku teh lagi baca wattpad ai kalian." Ucap Annisa salah satu teman sekelas Aldo, yang saat itu tengah membaca cerita novel dari ponselnya. Semua orang yang mendengar ucapan Annisa seketika menatap ke arahnya.
"Noh, kan. Marahin, Caa. MARAHIN!!!" ejek Reza.
"Iyaa meni berisik teaaa, ihh!! masih mending kalau bahasanya bagus. Lah ini? hewan punya tetangga aku pake di sebut-sebut segala." Ketusnya.
"Kamu yang harusnya nyeramahin temen kamu. Bilangin sama mereka, kalau ngomong tuh bahasanya harus di jaga. Kek orang yang gak di sekolahin aja." Jelas Annisa.