(Karena cinta butuh proses)-
Pada saat Karin tengah berjalan di koridor menuju Kelas 11 IPA1. Tiba-tiba saja datang dua orang cewek dari arah berlawaan tengah berjalan menghampiri Karin.
"Rin!! denger-denger, dari bisikan tetangga sebelah nih ye. Lo bikin masalah sama si Aldo?" tanya Caca. Dia adalah teman sekelas Karin. Dia sebenarnya baik. Saking baiknya terkadang dia selalu dimanfaatkan oleh orang-orang yang gak punya otak. Lebih bodohnya lagi, dia selalu menuruti apa yang diperintahkan oleh orang itu.
"Gak!!! gue gak bikin masalah." jawab Karin.
"Terus kalau bukan bikin masalah, apa lagi?? caper lu??" timpal si cabe, Dinda. Dia termasuk siswi yang sangat menyukai Aldo, tetapi tidak dengannya. Dan dia salah satu orang yang selalu memanfaatkan Caca.
"Salah, kembar an si Aldo, nih." batin Karin.
"Iya, GUE CAPER! apa?? masalah buat lo?" ketus Karin dengan memutar bola matanya di hadapan Dinda. Seolah dirinya saat itu tengah memerankan cewek antagonis, yang tengah terpergok oleh istri sahnya dan dirinya sedang menjadi pelakor di antara hubungan mereka berdua.
"Cih! kurang perhatian lu ya? orang tua lu kemana, sampe- sampe ngemis perhatian gitu sama cowo?!" desis Dinda dengan menatap tajam Karin.
"Haduh haduh.. kuping gue kok, tiba tiba budek ya? CAa! CAa! COBA LO NGOMONG!!" ucap Karin dengan berteriak kepada Caca yang sebetulnya jarak Caca berada sangat dekat dengan Karin saat itu.
"IYA RINN!! KEDENGERAN KAN??" jawab Caca pada Karin yang ada dihadapannya dengan berteriak.
"IHH!! kok gue bisa denger suara lu, Ca? tapi kenapa gue gak bisa denger suara dia (dengan menunjuk ke arah Dinda)??" jelas Karin dengan memegang kedua kupingnya.
"HEH! LO GAK USAH MAEN-MAEN DAH!!" bentak Dinda dengan mendorong kasar pundak Karin. Karin pun sontak diam dan membiarkan apa yang ingin dilakukan Dinda saat itu pada dirinya.
"Jangan mentang-mentang lu, murid kesayangan semua
Gur--" ketus Dinda yang ucapannya terpotong oleh Karin."Jangan pernah bilang gue murid kesayangan semua Guru!! gue gak pernah minta sama semua Guru buat nge bedain gue sama semua murid!! kalau lo mau ngomong gitu, jangan pernah bilang dihadapan gue!! BILANG DIHADAPAN SEMUA GURU!! BIAR LO GAK NGERASA LAGI KALAU SEMUA GURU NGEBEDAIN GUE DARI SEMUA MURID, termasuk lo!!!" jelas Karin dengan pergi begitu saja dari hadapan Dinda dan Caca yang saat itu hanya menatap kepergiannya.
"Tuh mulut kalau ngomong kagak pernah disaring, emang!! ya udah jelas Karin di bedain sama semua guru. Toh, dia murid paling pinter yang sering ngebawa nama baik sekolah, dibanding dia yang apa-apa nyangkut pautin terus sama bapaknya yang jadi kepala sekolah disini." batin Caca dengan menatap tatapan tak suka pada Dinda.
:-D
Dilain tempat. Kelas 11 IPS 3. Kelas yang diartiakan oleh sebagian murid, kelas penyisaan orang-orang yang bad. Bad disini diartikan sebagai murid yang jelek dalam hal ber etika, dan hal apapun itu. Padahal kenyataannya TIDAK, SAMA SEKALI!!!
Terkadang.. sebagian orang selalu menganggap jika dalam sebuah SMA, jurusan IPA lah yang lebih baik dari segi apapun, dan jurusan IPS adalah kebalikannya dari jurusan IPA. Sehingga membuat setiap murid yang baru saja menginjak kelas 1 SMA, untuk selalu berfikir berulang kali jika dia menginjak ke jurusan IPS. Ada gak, yang kaya gitu???
"Tak- kan siakan, Nunung..
"Belum tentu ada yang seperti, Nunung..
"Satu sekolah tau, Reza bahagia, banyak pasang mata saksinya.."
