(Karena cinta butuh proses)
-
"Bulan bintang bawa menari, iringi langkahku.." dering suara lagu memandangmu di ponsel Karin menggelegar di ruangan itu.
"Dek! nih ada yang nelfon!" teriak Kak Kiran yang tengah duduk santay diatas sofa dengan Ayahnya dan melihat ponsel Karin berdering disebelahnya.
"Iya!!!" timpal Karin dengan berlari menuju asal suara dan mengambil ponselnya dengan tergesa gesa.
"Malam hadir bawa diriku, melangkah bersam—" Karin pun menerima panggilan dari seseorang yang menelponnya itu dan melihat siapa yang tengah menghubunginya tengah malam begini.
"Siapa?" tanya Kak Kiran pada Karin yang tengah memegang ponselnya.
"Bunda." Jawab Karin sembari menempel ponsel nya itu pada daun telinga kanannya.
"Angkat- angkat!" timpal Kak Kiran dengan memperhatikan Karin yang tengah berdiri memegangi ponselnya. Ya! Yang tengah menelfon itu adalah Bu Dewi. Kakak dari Mamanya Karin dan Ibu dari sepupunya Karin, Raka. Karin dan Kak Kiran sering memanggil Bu Dewi dengan sebutan Bunda, sama seperti Raka. Masih inget Raka kan? Kalau udah lupa, coba baca Kembali chapter 4.
"Assalamualaikum Bunda." Ucap Karin pada wanita di sebrang sana.
...
"Ada apa Bund? tumben banget nelfon malem-melem begini?"
...
"Iya Raka tadi keseni kok."
...
"Jam berapa yah? Karin lupa lagi. Sebentar Karin tanya dulu Mama." ucap Karin sembari berjalan menuju Dapur.
...
"Ma! tadi Raka kesini jam berapa?" tanya Karin pada Mamanya yang tengah fokus memasak.
...
"Ehm.. Raka tadi sampe Jakarta jam 12 katanya. Cuman sebelum ke Jakarta, dia pergi ke Bekasi dulu kerumah temennya, nitip mobil katanya. Terus tadi sampe Rumah jam 4." Jelas Mamanya itu sembari memotong bawang putih didepannya.
"Tuh.. kedengaran kan Bun?" tanya Karin pada wanita di sebrang sana sembari berjalan kembali menuju ruang tengah.
...
"Ehm.. Raka tadi pulang dari sini jam 5-an kalau gak salah."
...
"Iya.."
...
"Ooh.. emang Bunda gak nge-chat Raka?"
...
"Oohh.. yaudah mungkin lagi dijalan maka nya gak aktif."
...
"Iya Bund."
...
"Bunda diRumah sama siapa?"
...
"Ooh.. yaudah kalau gitu salam buat Tante Mayang yaa.."
...
"Iya.."
...
"Iyaa ntar kapan-kapan Karin ke Bandung yaa.."
...
"Iyaa.."
...
"Waalaikumsalam Bunda." ucap Karin sembari duduk disebelah Bapak Subagja yang tengah fokus menonton TV yang saat itu tengah menyiarkan tentang berita-berita seputar Indonesia.
"Siapa Dek?" tanya Ayahnya pada Karin yang tengah sibuk membereskan belanjaannya untuk ia simpan ke dalam kamarnya.
"Bunda." Jawab Karin.
"Ada apa katanya?" tanya-nya lagi.
"Nanyain Raka." Timpal Karin.
"Raka? emang Raka kenapa?" tanya-nya lagi yang sontak memutar bola matanya ke arah Karin.
"Raka tadi kesini yah. Terus Kak Dewi kayanya khawatir. Orang anaknya dari pulang sekolah langsung ke Jakarta tanpa sepengatahuan Bundanya. Mungkin dia udah nge-chat Raka, tapi dia gak aktif. Yaa mungkin Raka lagi dijalan sekarang. " Ucap wanita paruh baya yang saat itu tiba-tiba datang dari arah dapur dan berjalan menuju Ruang makan sembari membawa lauk pauk di atas nampan yang sudah ia masaknya sedari tadi.
"Ooh.. emang dia bilang pulang ke Bandungnya jam berapa?" tanya Suami nya itu.
"Ehm.. tadi jam 5 sore dia bilang ke aku mau langsung pulang ke Bandung tapi katanya ke Bekasi dulu bawa mobil. Soalnya mobilnya disimpan diRumah temennya. Trus dia tadi ke sini pake motor temennya." Jawab Bu Ajeng.
"Oohh.." Ucap Pak Subagja sembari mengangguk-anggukan kepalanya.
"Lagi dijalan dia. Bentar lagi juga sampe." Lanjut Pak Subagja.
"Semoga Bunda bisa maafin lo ya, Ka." Batin Karin ketika dirinya mengingat tentang janji sepupunya itu untuk berkata yang sejujur jujurnya pada kedua orang tuanya tentang apa yang sudah dirinya lakukan.
Lanjut chapter↓↓↓
:-D
Vote nya jangan lupa, ya! hargai karya orang ❤️