Chapter 10

76 14 1
                                    

(Karena cinta butuh proses)

                               -

                               -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ting ting ting"

Bell pertanda jam pembelajaran hari ini telah selesai berbunyi.

"Rinn, bangun!" teriak Sela, pada Karin yang kini tengah tertidur pulas di samping nya. Yaps, jadi setelah kelas 11 IPA 1 dihukum tadi dan jam pelajaran selanjutnya tidak ada guru yag mengisi kelasnya, alias jamkos, sebagian murid memanfaatkan waktunya untuk tidur, termasuk Karin.

"Huahhh." Karin menguap, dan melanjutkan tidurnya kembali.

"Huah- huah- huah. Bangun! lo mau gue tinggal?" gerutu Sela pada Karin dengan suara cemprengnya.

"Bentaran lagi atuh Sel." Ucap Karin pada Sela, tanpa membuka matanya sedikitpun. Sela yang mendengar ucapan Sahabatnya itu pun, tidak menjawab. Dirinya hanya sibuk membereskan buku- bukunya.

"Rin! lo mau pulang gak?" tanya Ratna, yang sudah siap untuk pulang. Dan melihat Sahabat yang satu nya itu tengah tertidur pulas. Karin yang ditanya pun tidak menjawabnya.

"Tinggalin aja dah." Ucap Sindi, yang sedang berada di depan pintu, dengan memainkan ponselnya.

"Gue itung sampe 10 ya. Kalo lo belum bangun juga, kita tinggal nih." Ucap Sela, yang sudah kesal pada Sahabat satunya itu. Karin yang mendengar Ucapan Sela pun segera bangun dari tidur nya, dan langsung memasukan buku- buku yang berada di meja nya kedalam tas, dengan asal- asalan.

"1- 2- 3...10!" Ucap mereka bertiga dengan kompak. Dan langsung berlari meninggalkan Karin yang saat itu tengah memakai sepatu.

"Weh tungguin gue! huaa jahat banget si lu pada!" teriak Karin, dengan melihat ke arah Sahabat- sahabat laknatnya itu yang tengah berlari koprat- kaprit meninggalkan dirinya menuju parkiran sekolah. Mereka yang mendengar Karin berteriak, hanya menghiraukannya.

"Ish! bener- bener kagak ada aklaq banget mereka!" gurutu Karin, dengan memakai sepatu nya asal- asalan. Karena sekarang, tinggal dirinya seorang di ruangan itu.

Akhirnya Karin pun selesai, dan langsung berjalan ke lantai bawah menuju Parkiran. Dengan memegang HP di tangan kanannya. Kebetulan dia saat itu terpaksa harus menaiki ojek yang sudah dia pesan satu menit yang  lalu. Karena tidak mungkin dirinya sekarang harus meminta  pada Arga untuk mengantarkannya pulang kembali. Pada saat Karin tengah berjalan turun tangga, tiba- tiba HP nya berdering. Karin pun mengangkatnya HP nya.

"Tumben banget ni anak nelfon." Ucap Karin, dengan berjalan turun tangga satu demi satu dengan hati-hati.

"Hallo assalamu'alaikum." Ucap Karin pada orang di telfon itu.

"Waalaikumsalam. Lo di mana P'A!" jawab laki-laki di sebrang sana.

"Gue di Sekolah lahh. Ada apaan? najis banget lo pake acara nelfon-nelfon segala." Ucap Karin, dengan nada khwatir. Karena memang, Raka menelfon dirinya, jika hanya ada sesuatu yang sangat penting saja.

Yaps yang tengah menelfon pada Karin itu Raka, sepupu Karin. Masih ingat Raka kan? masa udah lupa :(

Yang udah lupa siapa itu Raka, boleh baca kembali chapter 4.

"Bohong banget lu!" jawabnya.

"Apaan sih lo ga jelas banget? buat apaan gue bohong? gue baru bubaran sekolah trus sekarang gue lagi jalan turun tangga!" jawab Karin dengan nada kesal.

"Gue dari tadi di depan gerbang Sekolah lu P'A. Barusan gua liat temen lu si Sela dah balik tuh. Sekarang lu ngomong jujur sama gua, lo di mana sekarang!" tanya Adit dengan nada sedikit emosi.

"Allahu! mau ngapain lo ke sekolah gue? gak sekolah lo? bolos lo ya?" tanya Karin dengan nada mengintimidasi sepupunya itu.

"Jangan mengalihkan pembicaraan lu! jawab dulu pertanyaan gua tadi, lu dimana sekarang?" ucap Raka.

"Tunggu gue disitu. Assalamu'alaikum." Ucap Karin, dan langsung memutuskan telfonnya secara sepihak.

Akhirnya Karin telah sampai di Parkiran. Dan langsung berjalan menuju gerbang sekolah. Dimana tempat sepupunya sekarang itu berada.

Dari kejauhan Karin melihat seorang cowok tengah duduk diatas motor ninja nya. Dan dia tengah memegang benda yang mengeluarkan asap yang disimpan di antara sela jari telunjuk dan jari tengah kanan tanganya.

Karin fikir itu Raka, karena memang dilihat dari celana yang di pakainya, celana SMA Garuda, di Bandung. Tapi Karin berfikir kembali tidak mungkin sepupunya itu, ngerokok. Karena memang, Mamahnya melarang sangat anaknya itu merokok, apalagi Bapaknya.

"Silahkan Neng." Ucap Satpam sekolah, yang kini tengah membukakan gerbang untuk Karin.

"Iya, makasih ya pak!" ucap Karin sembari tersenyum sopan.

Pada saat Karin sudah keluar dari gerbang masuk sekolahnya itu, Karin menghentikan perjalanannya sejenak, untuk memastikan, apakah benar cowok yang kini tengah duduk di atas Motor dan membelakangi gerbang itu Raka. Soalnya setahu Karin, Adit itu jika pergi kemana- mana, pasti memakai Mobil. Jarang sekali dirinya melihat sepupunya itu memakai motor. Dan akhirnya Karin memberanikan diri untuk menghampiri cowok itu.

Pada saat Karin sudah berada di depan cowok tersebut, betapa terkejutnya Karin. Ternyata laki- laki yang kini tengah berada di hadapanya itu adalah..

Jeng jeng jeng!

Siapa hayoh? ada yang bisa tebak ga? apakah mungkin itu Raka?

Lanjut chapter ↓↓↓

                                 ^_^

Vote nya jangan lupa, ya! hargai karya orang ❤

PROSES (on-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang