Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pada saat makan yang sangat dipenuhi dengan dramatis tadi sudah selesai. Akhirnya, Karin pun berniat untuk pergi kembali menuju kamarnya. Karin berjalan menaiki tangga satu demi satu dengan tangan kanan memegang ponsel dan tangan kiri memegang buah apel yang sudah dibawa nya di meja makan tadi. Kebetulan setelah selesai makan tadi, Mamanya izin untuk pergi ke rumah tetangganya yang kebetulan saat itu sedang sakit. Tinggal lah Karin dan Raka di rumah itu.
Pada saat Karin sudah sampai di depan pintu masuk kamarnya, tiba-tiba saja Raka datang dan menarik lengan Karin begitu saja.
"Rin!"
"Apa?" ketus Karin sembari melepaskan lengan yang ditariknya dari sepupunya itu.
"Maafin gue." Jawabnya.
"Ngapain minta maaf sama gue? minta maaf sama nyokap bokap lo sana." Ketus Karin yang seketika langsung membuka ponselnya dan menghiraukan Raka yang saat itu ada di dihadapannya. Bukan karena apa Karin melakukan itu, hanya saja dirinya ingin mengurangi rasa kecewanya ketika melihat wajah sepupunya.
"Rin!" bentak Raka dengan mengambil paksa ponsel yang tengah dimainkan nya saat itu.
"Apa-apaan sih lo?! gak ada sopan santun nya banget jadi orang! balikin HP gue. Balikin gak!" tegas Karin dengan menarik ponsel yang saat itu berada di tangan Sepupunya. Tetapi tidak berhasil. Karena memang tenaga Karin tidak sekuat tenaga sepupunya.
"Lebih gak sopanan mana gue sama lo Rin?! yaa kalo ada orang lagi ngomong tuh dengerin! liat mukanya. Ga usah maen hp! ga sopan banget jadi orang." Bentak Raka. Membalikan ucapan Karin saat itu.
"IYA APA?! gue juga maen HP tetep ngedengerin lo ngomong kok. Gue gak budeg!" timpal Karin, tak mau kalah.
"Ya tapi lo tetep gak sopan Rin. Dari tadi gue ajak ngobrol, mata lo tetep sibuk ke HP, bukan ke gue!" Ucap Raka dengan nafas tak beraturannya. Karin yang mendengar ucapan Raka, hanya menghiraukannya. Dirinya saat itu fokus memakan apel yang sedari tadi berada di tangannya.
"Rin! dengerin gue ngomong dulu bisa kan?" kesal Raka dengan sedikit bentakan.
"Buat apa gue dengerin omongan lo? lo sendiri gak pernah dengerin omongan gue kan? miris banget gue liat sikap lo yang sekarang." Ucap Karin. Dengan membuang muka, tanpa melihat ke arah Raka sedikitpun.
"Rin! gue begini juga karena ada, kausalitas." Jawabnya dengan santay.
"Ohh.. kausalitas? sebab biar lo dibilang gaya sama orang-orang, akibatnya lo ngerokok? iya? cuih basi! lu tau basi? buluk! lo tau buluk? burik!" ketus Karin dengan menekankan setiap kata buluk dan burik.
Dilansir dari kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), kausalitas adalah perilah sebab akibat. Yang dimaksud dengan hubungan kausalitas dalam teks eksplanasi adalah hubungan yang dibentuk atas suatu kejadian (sebab) dan dampak (akibat) dari kejadian tersebut.
