Chapter 25

14 5 0
                                        

        (Karena cinta butuh proses)

                                -

Kini Jam menunjukkan pukul 12 siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Jam menunjukkan pukul 12 siang. Dan itu merupakan waktu bagi murid dan guru yang beragama muslim untuk segera menunaikan ibadah sholat Dzuhurnya.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar."

"Ayo, Naa! buruan, udah adzan noh." Ajak Karin pada Ratna dengan merogoh mukenah yang berada di dalam tasnya.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar."

"Gue gak dulu, Rin." Jawab Ratna yang saat itu dirinya tengah duduk sembari memperhatikan Karin.

"Tamu?" tanya Karin yang sudah membawa mukena nya.

"Iyaa." Timpal Ratna.

"Yaudah, gue sholat dulu yaa!" pamit Karin pada Ratna, Shela dan Sindi sembari berjalan meninggalkan kelas itu.

"Iyaa.." jawab mereka bertiga.
Karin pun berjalan menyusuri koridor dengan murid-murid lain yang akan melakukan sholat Dzuhur.

"Rin, sendiri?" tanya seorang cewek yang saat itu kebetulan berjalan di sebelah Karin dan melihat Karin berjalan seorang diri.

"Iya, nih. Senggol dong." Jawab Karin sembari menampakan tawanya.

"Jamet, nih? hahahaa." Timpal cewek itu dengan tertawa terbahak bahak. Karin yang mendengar pun hanya tertawa.

"Yaudah, gue duluan ya." Ucap cewek itu dengan berjalan mendahului Karin.

"Iyah." Timpal Karin pada dirinya dengan tersenyum.

Dilain tempat, kini Ratna, Shela, dan Sindi, tengah duduk berkumpul sembari membicarakan soal kejadian yang di alami sahabat satunya itu di jam istirahat pertama tadi.

"Eh, Na! anjir, cowok yang tadi  tiba-tiba ngomong kagak ada adab sama si Karin, siapa si? so mantep banget, tuh orang! manaan gue kek nya baru liat mukanya, tuh." Cerocos Shela pada Ratna yang tengah memainkan ponselnya saat itu.

"Lah, iya. Gue yang tadi ngeliat tingkah nya begitu sama si Karin, kesel banget dah. Pengen banget gue tadi dorong dia ke sumur yang ada di belakang sekolah ini!" timpal Sindi dengan wajah kesalnya.

"Dia, Arga. Murid baru disekolah ini." Jawab Ratna yang sedari tadi mendengarkan ocehan kedua sahabatnya itu.

"Kok, lu bisa tau?" tanya mereka berdua secara bersamaan.

"Ya, iyalah. Orang dia cowok yang ngebantu si Karin dari masalah minuman tumpah kemaren." Ucap Ratna. Shela dan Sindi yang mendengar pun hanya menatap satu sama lain. Tanda jika mereka berdua tak mengerti dengan apa yang Ratna maksud.

"Maksud?" tanya Sindi dan Shela secara bersamaan pada Ratna.

"Kan kemaren si Karin udah, cerita?" ketus Ratna.

"BELUM!" timpal Shela dan Sindi.

"Lah emang iya, ya? perasaan udah, deh." Ucap nya.

"Perasaan, itu!" timpal mereka berdua.

"Yaudah buruan cerita!" lanjut Shela.

"Yaudah, jadi gini.."

Ratna pun menceritakan secara rinci tentang kejadian kemarin di Kantin yang menimpa sahabatnya itu, sehingga bisa mengenal Arga.

"Rin!" sapa seorang cowok yang saat itu kebetulan berjalan di belakang Karin. Yaps! Karin dan semua murid yang melaksanakan sholat Dzuhur ya telah selesai. Karin kini tengah berjalan pulang menuju kelasnya.

"Eh, iya?" tanya Karin yang seketika berhenti dan menoleh ke arah asal suara tadi.

"Ntar balik, gue anter ya." Ucap cowok itu dengan terus terus berjalan menuju Karin.

"Gak, gue bawa motor." Timpal Karin.

"Gapapa. Motor biar ntar temen gue aja yang anterin ke rumah, lu." Jelas cowok itu. Yang saat itu dirinya sudah berada di hadapan Karin.

"Enggak. Makasih banyak." Ucap Karin yang segera berjalan meninggalkan tempat itu dan, dia. Cowok yang mendengar ucapan Karin barusan seketika hanya menghela nafas gusarnya . Batinnya mengatakan,

"Mungkin belum jalannya."

"Ky, makanya banyakin berguru sama si Aldo, tuh! biar pas di pepet, langsung dapet." Ucap salah satu sahabat cowok itu yang secara tiba-tiba. Yaps. Cowok yang tadi mengajak Karin, itu adalah Rezky.

"Ya, elah!! se pinter-pinter nya dia sama cewek, gue yakin dia kagak bakalan bisa dapetin si Karin!!" ketus Rezky pada sahabat nya itu dengan menatap ke arah Aldo yang kebetulan dia juga tengah berada di sana.

"Cih, kata siapa?" ketus Aldo dengan berdecih.

"Gua!" timpal Rezky.

"Mau di coba?" ucap Aldo pada Rezky dengan wajah menantang.
Rezky yang mendengar pun sontak menampakan senyum kecutnya.

"Kagak usah!! ini bagian gua!" ketus Rezky pada Aldo yang tengah menatapnya. Aldo yang mendengar pun seketika hanya tersenyum, dan melanjutkan kembali perjalannya menuju kelas.

"Semangat, bro!!" ucap Iqbal dengan menepuk pundak sahabat satunya itu. Tanpa sepengetahuan mereka, ternyata ada seseorang yang sedari tadi menguping percakapan mereka dari jarak yang lumayan sangan dekat dengan mereka.

"Gak bakalan bisa lu dapetin si Karin!" batin seseorang itu.

                          :-D

Yuhuuu!!! mending vote dulu yuk!! gratis loh!! tinggal pencet bintang yang ada dipojok kiri bawah masa gak bisa? yukk!!!

Makasih yang udah selalu ngevote terus setiap chapter cerita ini!! sehat-sehat ya buat kamu❤️

Yang engga ngevote juga aku ucapin terimakasih banyak banget udah mau baca cerita akuuu! tapi ayolah vote :(

Bilek batin kalian yang cuma ngebaca tapi gapernah ngevote: Maksa bgt sih!

Awokwok :b

Yaudah.. panjang umur buat kamu ya!!!❤️

 panjang umur buat kamu ya!!!❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PROSES (on-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang