Chapter 3

170 87 52
                                    


         (Karena cinta butuh proses)

                                 -

"Astagfirullah!" ucap Karin sembari berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astagfirullah!" ucap Karin sembari berdiri. Dan ketika dia melihat kebelakang siapa yang mendorongnya, amarahnya seketika memuncak. Kalian Tau siapa? dia Putri. Siswi kelas 12 yang terkenal sebagai tukang bully.

"Maaf-maaf nih Kak. Bukan nya saya gak sopan, Kakak ada masalah apa sama saya? tadi Kakak sengaja kan, ngedorong saya supaya saya jatoh?" tanya Karin dengan sopan, karena sekeras keras kepala nya Karin, dia tetap tau etika sopan santun terhadap orang yang lebih tua.

"Gak sengaja kok." Jawabnya dengan wajah tak berdosa. Yang benar saja, jelas- jelas Karin merasa dirinya didorong, bukan terdorong.

"Yang bener atuh Kak? masa sih gak sengaja? orang tadi aku ngerasa didorong kok, bukan kedorong." Ucap Karin dengan nada sedikit menantang.

"Gue emang gak sengaja! keras kepala banget sih lo!" bentak Kakak Kelas itu dengan menaikan suara satu oktafnya.

"Maaf Kak! barusan saya jalan dibelakang Kakak. Emang bener kok yang Kak Karin bilang. Kak Putri sengaja ngedorong Kak Karin, hehe." timpal salah satu adik kelas perempuan yang kebetulan melihat kejadian tadi.

Karin yang mendengar penjelasan adik kelasnya itu, seketika menaikan alisnya ke arah Kakak kelasnya tadi. Tanda menanyakan apakah yang dibilang adik kelasnya itu memang benar?

Dirinya yang tidak terima dipermalukan seperti itu, seketika berjalan dan meninggalkan tempat itu begitu saja, tanpa memperdulikan Karin dan orang-orang yang berada di tempat itu.

"Hey kamu! makasih ya!" ucap Karin dengan tersenyum pada adik kelas perempuan yang sudah mengakhiri permasalahannya tadi. Dia yang mendengar pun hanya tersenyum kikuk pada Karin.

"Haha ngakak banget ya gue hari ini." Batin Karin dengan tertawa renyah. Dan melanjutkan kembali perjalananya menuju kantin yang penuh dengan dramatis itu.

Sesampainya di Kantin mereka mencari tempat duduk yang kosong, dan dapat lahh bangku yang dicarinya itu. Bukanya langsung memesan makanan, tetapi mereka malah lebih dulu sibuk mengotak ngatik ponselnya.

"Yaudah, jadi siapa yang mau mesen?" tanya Ratna yang sudah selesai memainkan ponselnya :v

"Gue aja sama Sindi." timpal Shela dengan menarik lengan Sindi yang tengah sibuk memainkan ponsel.

"Yaudah, gue biasa ya, mie goreng sama Es teh." Ucap Ratna dengan menyodorkan uang senilai 50 ribu pada Sela.

"Gue samain aja sama kalian." Ucap Karin yang sama halnya sibuk mengotak ngatik ponsel, tanpa sedikitpun meninggalkan tatapannya pada benda kotak yang berada di tangannya saat itu.

"Okeee." Jawab Sela dengan menarik paksa tangan Sindi.

"Ya allah! bentaran Sel.. ini gue lagi chattan sama gebetan." Kesal Sindi yang tangannya terus ditarik paksa Sela.

PROSES (on-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang