Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah sampai di Parkiran sekolah, Arga memberhentikan mobilnya, Karin pun keluar dari mobil Arga.
"Makasih!" ucap Karin dengan menutup pintu mobil secara kasar.
"Ga mau sekalian bilang makasih juga soal kejadian kemaren?" ucap Arga dengan sedikit berteriak sembari berjalan keluar dari mobilnya dengan menggendong tasnya secara sebelah. Karin yang sedikit mendengar ucapan Arga akhirnya memberhentikan sejenak perjalanannya dan menunggu Arga berjalan menghampirinya.
"Kenapa berhenti?" tanya Arga pada Karin yang berada disampingnya.
"Jangan pernah lagi ikut campur urusan gw! gw gamau utang budi lagi. Cukup ini yang terakhir. Soal kejadian yang kemaren, makasih!" ucap Karin yang kemudian kembali melanjutkan perjalanannya menuju kelas XI IPA 1.
Arga yang mendengar ucapan Karin, dirinya hanya tersenyum simpul. Batinnya mengatakan, dia tidak akan membiarkan gadis manisnya disakiti oleh orang lain, sekalipun oleh dirinya sendiri. (cielah :'b)
"Heh! jalan pake mata dong!" ketus seorang cowok yang selalu membuat masalah disekolah SMA Tunas Bangsa.
"Heh! dimana- mana orang kalo jalan tuh pake kaki! gaada tuh orang yang jalan pake mata!" jawab cewek bersuara cempreng dan manis itu.
"Dimana-mana orang jalan tuh pake mata!" ucap Aldo tak mau kalah.
"Pake Kaki lah! dimana-mana orang jalan tuh pake kaki gaada orang yang jalan pake mata!" ketus Karin tak mau kalah. Aldo yang melihat cewek didepannya saat itu gemas sekaligus kesal. Dirinya berfikir, bagaimana bisa cewek didepannya ini terlihat sangat nyolot pada dirinya sedangkan dia sendiri yang salah telah menabrak dirinya. "Ga bisa dibiarin nih." Batin Aldo.
"Gini.. lo lupa kemaren udah bikin masalah sama gw, trus sekarang lo juga bikin masalah baru lagi. Apa lo ga capek? trus barusan lo nabrak gw, kok lo sendiri yang nyolot? sedangkan yang salah itu lo. Gimana caranya? ko bisa gitu?" jelas Aldo sembari menatap tajam Karin. Karin yang mendengar pun hanya menampakan nafas gusarnya.
"Huft.."
Aldo yang melihat Karin hanya menampakan nafas gusarnya, seketika menggerakkan satu alisnya keatas.
"Gini.. gue gak lupa soal yang masalah kemaren. Toh kemaren juga yang salah bukan gue. Lo lupa? kemaren lo yang duluan ngeklakson gue? buat apa coba ngeklakson, padahal kemaren tempat parkiran masih luas loh? dan gue ga ngerasa kalo kemaren gw nutupin jalan lo. masih untung pas lo ngelakson kuping gue masih sehat? gimana kalo pas lo ngeklakson, kuping gue tiba-tiba budeg? gimana coba? mau lo gantiin kuping gue pake kuping lo?" cerocos Karin tanpa jeda dengan wajah kesal.
"Trus.. udah?" tanya Aldo dengan menatap Karin. Seakan dia menunggu ucapan Karin selanjutnya.
"Yaa.. jadi yang salah bukan gue dong!" ucap Karin dengan tetap kekeh pada pendiriannya jika dirinya tak bersalah. (Tapi emang bener kok, Karin gak salah. Aku yang salah :')
Aldo yang mendengar pun hanya menampakan nafas gusarnya. Menurutnya, menghadapi cewek seperti Karin, membutuhkan kesabaran yang sangat besar.
"Trus yang salah siapa kalo bukan lu?" ketus Aldo dengan menaikan dahinya. (Ya elu lah bambang :v)
"Yaudah, yang masalah kemaren gw anggap lu gak sal-" Ucap Aldo yang kemudian dipotong oleh Karin.
"YA EMANG GUE GAK SALAH!" tegas Karin dengan sedikit berteriak. Aldo yang melihat Karin memotong pembicaraannya, seketika emosinya memuncak. (Assik.. muncak ke Gunung mana tuh :v)
"HEH! BISA GAK LU DIEM!" tegas Aldo dengan wajah merah padamnya menatap Karin yang ada didepannya saat itu. Karin yang melihat pun sontak kaget, dirinya hanya menatap kosong wajah Aldo. Tak ada niat sedikit pun untuk mengeluarkan kata atau kalimat dari mulutnya saat itu.
"Kayanya gue harus diem deh. Karin diem! diem ya." Batin Karin. Karin berfikir dirinya harus mengikuti perintah cowok di hadapannya saat ini. Karena jika tidak, dirinya akan menanggung beban lebih dari apa yang ia rasakan saat ini.
"Dari kemaren lu ngoceh terus. Apa gak capek? gw yang ngedengernya aja capek! kenapa sih lu seneng banget kek nya bikin masalah sama gua?" ketus Aldo. (Seneng pala lu!)
Karin yang mendengar Aldo bertanya seperti itu, dirinya hanya menampakan senyumannya. Tak ada niat sedikitpun ingin mengeluarkan kata dari mulutnya.
(Mimik wajah Karin saat ini)
"Heh! napa lu senyum-senyum? gila?" tanya Aldo dengan bergidik ngeri. Karin yang mendengar pun tetap tak menjawabnya dirinya terus mempertahankan senyumannya walaupun dirinya saat ini sangat ingin sekali meninju cowok dihadapannya.
"Lo yang gila anjayani! lo tadi nyuruh gue buat diem. Trus sekarang lo nyuruh gue lagi buat ngomong? mau lo ape sih Onta? dahlah.. gue mau cosplay jadi patung aja! capek gue!" batin Karin.
(Mimik wajah Karin saat ini)
"HEH! lu denger gak gue ngomong apa barusan?" tanya Aldo lagi.
"Gak! gue budeg." Batin Karin.
Ting-ting-ting
Tiba tiba pada saat perdebatan tengah dimulai, bel pertanda masuk berbunyi.
"Mohon perhatian. Kepada seluruh siswa maupun siswi SMA Tunas Bangsa. Jam palajaran akan segera dimulai. Dimohon kepada semua siswa maupun siswi yang masih berkeliaran diluar kelas untuk segera memasuki ruang kelasnya masing-masing." Tegas seseorang dari pengeras suara.
Karin yang mendengar pun seketika dirinya langsung menggerakan tangannya dan mengisyaratkan jika dirinya harus pergi saat itu juga. Tanpa mengeluarkan ucapan dari mulutnya sedikitpun. Aldo yang melihat tingkah cewek dihadapanya yang mendadak seperti orang bisu dirinya hanya mengerutkan keningnya. Tak mengerti sama sekali dengan tingkah cewek yang sudah pergi berlari meninggalkan dirinya saat itu.
"Aneh banget tuh cewek. Tiba-tiba bisu tambah budeg. Kemasukan setan bideg Tunas Bangsa kali ya?" Batin Aldo dengan sedikit bergidik ngeri.
Aldo= Bideg= Bisu+budeg.
Lanjut chapter↓↓↓
^_^
Vote nya jangan lupa, ya! hargai karya orang ❤️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.