PROLOG.

40.3K 1K 6
                                    

Seorang gadis kecil berumur lima tahun itu, berjalan mendekati ayunan yang dibuatkan oleh Papah sahabatnya. Zeraro. Itulah nama ayunan yang sekarang di duduki olehnya, terpaduan dari nama Zera dan Zero.

Di belakang gadis itu ada seseorang anak laki-laki yang membawa sebuah ulat bulu di tangannya. Dengan sengaja, anak laki-laki itu menyimpan ulat bulu itu di atas bahu sang anak perempuan.

“Zera! Ada ulat bulu!” teriak Zero heboh.

Spontan Zera langsung beranjak dari ayunannya. “AAA .... ZERO TOLONGIN! HIKS ZERO!”

Bukannya membantu, Zero malam tertawa terbahak-bahak melihat wajah Zera yang memerah menahan tangisnya.

Ha ... Ha ... Ha ...

Zera menatap Zero tajam. “Zero bantuin!”

Laki-laki itu menjulurkan lidahnya mengejek. “Nangis aja sana ha ... ha ... Rasain tuh! Kamu sih, main ke taman nggak bilang-bilang aku.”

Zera menangis sejadi-jadinya. Ia melepaskan bajunya begitu saja karena takut dengan ulat bulu. Zero yang melihat itupun menutup matanya, tidak mau melihat tubuh Zera yang tidak mengenakan apapun.

Dengan susah payah, Zera menyingkirkan ulat bulu itu dari bajunya. Lalu memakai bajunya kembali. Zera menatap Zero tajam.

“Kamu tega! Kamu bukan sahabat aku lagi! Aku benci kamu Zero. Zero selalu jahilin Zera. Padahal Zera nggak pernah jahilin Zero!” teriak Zera mendorong bahu Zero sehingga laki-laki itu terjungkal ke belakang.

Zero menatap wajah Zera sinis. “Ya udah, kita nggak usah temenan aja. Aku juga bosen sama kamu. Mainnya sama Desta mulu ketimbang aku, kamu sering ninggalin aku sendirian. Aku juga nggak suka sama kamu Zera jelek.”

“Ihhh aku nggak jelek, Zero!” teriak Zera menjewer telinga Zero.

Laki-laki itu menepis tangan Zera kasar. “Zera jelek, tukang nangis. Cengeng banget ihhh, gendut lagi.”

Mendengar ejekan dari Zero. Zera pun menghentak-hentakan kakinya kesal. Lalu menjauh dari Zero. “Zera benci sama Zero. Zero bukan sahabat Zera lagi. Zero jelek!”

Zero menjulurkan lidahnya mengejek. “Bodo amat wlee. Kamu juga bukan sahabat aku lagi, cengeng. Gendut!”

Zera menatap Zero masam. Lalu berlari ke arah rumahnya yang tidak jauh dari taman. Ia berjanji tidak akan bersahabat lagi dengan Zero yang selalu mengerjainya. Dan Zero tidak ingin bersahabatan lagi bersama Zera, si gadis yang cengeng dan gendut.

Dan dari sinilah kisah permusuhan di antara mereka di mulai. Zera dan Zero tidak akan menjadi sahabat dekat lagi, kecuali takdir yang menyatukan mereka.

**-----**

Bandung.
22-Juli-2021.

My Husband Is Ridiculous [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang