Hari ini adalah hari terdiam Zera seumur hidupnya. Mengapa seumur hidup? Karena ini adalah hari pernikahannya dengan musuhnya sendiri, siapa lagi kalau bukan Zeronal Firmansyah Pradipta. Lelaki playboy
Semua para tamu undangan sudah berkumpul di rumah Zera yang terlihat indah dan megah. Dari kejauhan terlihat Zero sedang duduk di meja yang berhadapan dengan penghulu. Tidak lama kemudian, Yora pun datang ke kamar Zera dan menyuruhnya agar segera turun.
Dan kini keduanya sudah berada di meja yang sama. Berhadapan dengan Bapak penghulu dengan wajah gelisahnya. Zero mengenggam tangan Zera agar cewek itu tetap tenang dan tidak pingsan disaat Zero mengucapkan ijab qobulnya.
“Tenang Ra, gue janji nggak bakal minta jatah malam ini. Jadi lo enjoy aja, nggak usah gugup gitu,” bisik Zero pelan.
Zera melirik Zero sinis. “Tanpa lo minta pun, gue nggak akan ngasih kehormatan gue buat buaya kayak lo.”
Zero terkekeh geli mendengar ketusan dari calon istrinya itu. “Sekarang aja nolak, nggak tau kalau nanti malam. Mungkin lo yang akan nagih minta dipuasin sama gue.”
Zera mencubit perut Zero kesal. Membuat Bapak penghulu yang berada di hadapannya berdehem pelan, menetralkan tenggorakannya yang terasa kering. “Ekhem ... apakah kalian sudah siap?”
“SIAP!” seru Zero dengan lantangnya.
Zera memelototi calon suaminya. Sangat memalukan menurutnya, kalau berteriak saat para tamu undangan sudah berada di ruangan yang sama. Mereka semua tertawa mendengar seruan Zero yang terlihat bersemangat.
Tetapi berbeda dengan calon istrinya yang mendengkus sebal, sembari membuang wajahnya ke arah lain. Kedua mempelai itu terasa kaku jika diperhatikan oleh orang-orang yang banyak. Apalagi sorot kamera yang tertuju kepada mereka.
“Baik. Kalau begitu jabat tangan saya,” ucap Pak penghulu yang di angguki oleh Zero.
Gero menepuk pundak Zero agar anaknya itu tidak salah dalam menyebutkan nama. Bukan apa-apa, tetapi Zero banyak pacarnya, dan mungkin saja yang berada di pikirannya bukan nama Zera, melainkan perempuan lain yang berstatus menjadi pacarnya dalam hubungan gelap.
“Fokus ke Zera, jangan pikirin siapa-siapa,” bisik Gero tersenyum tipis.
Dari tadi juga mikirin Zera, Pah. --- jawab Zero di dalam hati.
Zero menjabat tangan Pak penghulu dengan tangan yang gemeteran. Sedangkan Pak penghulu hanya tersenyum, memperhatikan wajah Zero yang seperti dikejar-kejar polisi tanpa tahu arah untuk bersembunyi.
“Baik. Saudara Zeronal Firmansyah Pradipta bin Geronal Afriansyah Pradipta binti Naumi Azzahra Pradipta, saya nikahkan dan kawinkan engkau, dengan saudari Zeraniz Faraniasya Lowis bin Indra Lesmana Lowis binti Yora Floranzia Lowis. Dengan maskawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar tujuh belas juta dibayar tunai!”
“Saya terima nikah dan kawinnya Zeraniz Faraniasya Lowis bin Indra Lesmana Lowis binti Yora Floranzia Lowis dengan maskawin tersebut dibayar tunai!” tegas Zero mengucapkan ijab qobulnya dengan sekali tarikan tanpa bernafas ditengah-tengah, hal itu membuat para tamu undangan bersorak riwuh.
Pak penghulu tersenyum bangga kepada Zero yang terlihat gugup, tetapi nyatanya sangat lantang dalam membacakan ijab qobul. “Bagaimana para saksi?”
“SAH!”
Zera meneteskan air matanya terharu. Kemudian Pak penghulu mulai membacakan do'a untuk mereka berdua, membuat tangis Zera semakin pecah. Zero yang berada di sebelahnya pun tersenyum tipis, ia juga sama. Meneteskan air matanya karena terharu.
“Nah, sekarang kalian sudah sah. Kalian boleh saling berpelukan, berciuman, atau sesuka kalian. Dan sekarang Zera salam sama suaminya.” Perintah Pak penghulu membuat Zera melirik ke arah Zero yang dibanjiri air mata.
“Cium pipi atau bibir?” bisik Zero setelah Zera selesai menyalami tangannya.
Zera menundukkan kepalanya gugup. Tanpa pikir panjang lagi, Zero segera mencium kening Zera lama. Lalu ia berbisik. “Pernikahan ini nggak akan bertahan lama. Jadi siap-siap aja, buat jadi janda muda.”
Rasanya Zera ingin mencekik Zero saat ini juga. Tetapi apalah dayanya, kalau memang itulah menyatakannya. Zera harus menjalani hidupnya dengan Zero, laki-laki menyebalkan yang tidak tahu malu.
“Bukan gue aja yang harus siap-siap. Tapi lo juga, siap-siap aja jadi duda muda,” ketus Zera tidak mau kalah.
Yora yang mendengar bisikan-bisikan anaknya pun mendelik tajam. “Heh, apa yang kalian bicarakan? Masa baru juga nikah, mau cerai. Ada-ada saja. Pokoknya kalian tidak akan cerai sampai kapanpun. Kalau kalian cerai, maka kami tidak akan anggap kamu sebagai anak Mamah lagi.”
“WHAT?!”
•••°°°•••°°°•••
25-07-2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Ridiculous [SELESAI]
RomanceDijodohin sama tetangga sendiri? Dijodohin sama musuh sendiri? Dijodohin saat masih dalam kandungan? Bisa kalian bayangkan, bagaimana nasib Zera yang harus menikah dengan musuhnya sendiri yang bernama Zero - lelaki konyol yang pernah Zera temui di d...