10. Menghilang

63.4K 9.7K 952
                                    

Yuhuuuu~!!, balik lagi sama saya. Palen yang cantik, imut, baik hati, dan suka menabung. Jahahaha.

Sebelum baca, ada baiknya kalian vote dulu biar lebih afdol!, kalo bisa sih, sekalian follow biar gak ketinggalan informasi dan notif dari aku.

Jangan lupa tandai typo!

Happy Reading✨
.
.
.
.

Sherly mulai menyerang mereka satu persatu dengan brutal. Ia tak menghiraukan rintihan sakit dari lawannya. Ia hanya akan berhenti kalau lawannya sudah tiada.

"Jeje udah!" Teriak Lily.

"Sherly, sadar Sher!, kendaliin diri lo!" Teriak Maudy.

Maudy dan Lily menghampiri Sherly yang masih sibuk menghajar lawannya. Gadis itu tak memberikan celah sedikit pun untuk lawannya membalas.

Maudy dan Lily menahan tubuh Sherly, agar gadis itu tidak kelewat batas.

"Udah je udah!, lo bisa bunuh dia!" Ucap Maudy.

"Emang itu yang gue pengen!" Ucap Sherly sambil terkekeh.

"Jeje udah ya, kasian dia!" Bujuk Lily.

"Dia harus mati!" Ucap Sherly sambil menatap tajam kearah orang yang sudah menusuk Radit.

Sherly menyentak kasar tangannya yang ditahan oleh Lily dan Maudy, sehingga mampu membuat dua gadis itu terjungkal kebelakang.

Melihat Maudy dan Lily yang terjatuh, Nathan ddk dan Gevan ddk langsung menolong mereka.

"Itu Si Sherly beneran punya alterego?, kok gue baru tau!" Ucap Alvino.

"Tapi keren sih, anjir!" Ucap Reyhan kagum.

"Keren apanya!, kalo dia gak bisa lampiasin kemarahan dia keorang itu, dia bakal nyakitin diri dia sendiri!" Ucap Maudy.

Sherly melirik pisau yang tadi digunakan lawannya untuk menusuk Radit. Ia mengambil pisau itu, lalu kembali menghampiri lawannya yang sudah tergeletak ditanah, tidak berdaya.

Mata semua orang membulat, tentunya mereka tau, apa yang akan Sherly lakukan.

"Kita harus sadarin Sherly!" Ucap Lily.

"Tapi gimana caranya!, gue gak pernah liat jeje semarah itu!" Sahut Maudy.

Semua orang hanya diam melihat Sherly yang nampak berbicara dengan lawannya.

"Lo gak lupa kan, lo nusuk bang Radit pakai pisau ini!"

Sherly memandang pisau itu dengan tatapan sendu, darah Abangnya masih tertempel dipisau tajam itu.

Ia memandang lawannya yang sudah pasrah, lalu ia tersenyum miring bak seorang psikopat. "Sekarang giliran lo!, tapi sebelum lo ngerasain apa yang abang gue rasain, ayok kita main-main dulu!"

Sherly mengarahkan pisau itu ketangan lawannya.

*Sret
*Sret
*Sret

Sherly menyayat-nyayat tangan orang itu. "Duh!, itu pasti gak berasa yah?, yaudah, coba rasain yang ini!"

Sherly menusuk telapak tangan orang itu dalam-dalam.

Terdengar rintihan sakit dari mulut ornag itu, namun Sherly tak perduli.

Sherly mengangkat pisau itu, bersiap untuk menusuk dada orang itu.

*Grep

Saat ia hampir menusuk lawannya, tiba-tiba ada orang yang memeluknya dari belakang, dan mengunci pergerakannya.

Me And Bestie Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang