44. Papa

29.9K 5.1K 434
                                    

Assalamualaikum hallo guys

Emm, maaf banget ya aku lama gak up, soalnya mata aku masih dalam masa pemulihan. Tapi gak tega juga kalo biarin kalian nunggu, jadi aku mutusin buat up.

Jadi aku izin ke mama buat up, dan Alhamdulillah dibolehin. Tapi cuman 1 chapter, hehe.

Lagian ini cuman tinggal revisi dikit kok, gak perlu susah-susah nulis, jadi aku up aja.


Btw, harap vote dulu ya sebelum baca, dan kalo bisa, usahain buat komen disetiap paragraf. Makasih ❤️

Jangan lupa tandai typo ✔️

Happy reading ✨
.
.
.

Nathan mencoba melepaskan tangannya dari Ana. Namun seolah ada lem, tangan Ana tak sama sekali terlepas.

"Ini bukan salah aku!" Ucap Ana.

Nathan mulai jengah, laki-laki itu langsung menyentak tangannya kuat, hingga cekalan Ana terlepas.

"Nathan!" Panggil gadis itu. "Aku gak salah!" Ucapnya serak.

"Ini semua salah Sherly!. Kalo aja Sherly gak sering ganggu dan bully aku, aku gak bakal berencana jahat kayak gitu!" Sambungnya.

"Jangan pernah sebut nama gue dengan mulut bussuk lo itu!" Suara dingin Sherly berhasil menarik atensi semua orang.

"Dan satu lagi, jangan pernah bawa-bawa gue dalam drama murahan lo, gue gak mau ketularan murahan!"

Ana menatap tajam Sherly, gadis itu tak sama sekali bergerak dari tempatnya.

Lalu Ana menghampiri Sherly, menggenggam erat tangan gadis didepannya. "Aku salah apa?" Tanya Ana. Matanya sudah berkaca-kaca menahan tangis.

Sherly berdecak, lalu gadis itu langsung menyentak tangan Ana, sehingga gadis itu terduduk di lantai.

Sherly buru-buru menyapu tangannya yang habis dipegang oleh Ana. "Semoga virus capernya kagak nempel!" Ucap gadis itu sambil meniup-niup tangannya.

Ana mengepalkan tangannya kuat. Ia mendongakkan kepala, menatap Sherly dengan tajam. "Salah aku apa sama kamu!" Teriak Ana, dengan suara seraknya. Lalu gadis itu mulai terisak.

Sherly memutar bola matanya jengah. "Banyak!!"

Sherly menunjuk kearah Ana, "Lo!, lo pasti tau salah lo apa, kan?" Ucap Sherly, lalu gadis itu terkekeh.

"Ck, Ck, Ck," Sherly melipat kedua tangannya didepan dada, memutari tubuh Ana yang sudah terduduk dilantai. "Ibu sama anak, sama aja. Gak ada bedanya!"

"Sama-sama jalang!"

"SHERLY!"

Sherly menoleh kebelakang saat tiba-tiba ada yang meneriaki namanya.

Terlihat Andra tengah berdiri dibelakangnya, sambil menatap tajam dirinya.

Tanpa orang ketahui, Ana menyunggingkan senyum kemenangan. Tak sia-sia rencananya menjatuhkan diri dilantai, agar calon kakak tirinya itu, membelanya.

Andra buru-buru menghampiri Ana, lalu membantu gadis itu berdiri. "Lo nggak papa?" Tanya Andra.

Ana mengangguk. "I-iya kak, a-aku, hiks, gak papa!" Jawab Ana diiringin Isak tangis.

Setelah mendengar jawaban dari Ana, kalau gadis itu baik-baik saja. Andra beralih menatap tajam Sherly.

"Kamu udah kelewatan, Sherly!" Ucap Andra. "Cepat minta maaf!" Titah Andra.

Me And Bestie Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang