Assalamualaikum hallo guys
Palen ada rencana buat Hiatus, tapi gak tega sama kalian yang nunggu.
Jadi do'ain ya pren semoga mood author ini selalu bagus, kagak malas buat nulis, dan inspirasi buat nulis selalu mengalir diotak/tidak buntu.
Jangan lupa tandai typo ✔️
Happy reading ✨
.
.
.Maudy menghirup udara banyak-banyak, lalu menghembuskannya kasar.
"Lo siap?" Tanya Sherly.
Maudy menoleh sekilas, lalu mengangguk.
Mereka bertiga berjalan beriringan memasuki sebuah rumah yang lama tidak mereka kunjungi.
Ting tong
"Assalamualaikum!"
Beberapa saat menunggu, akhirnya pintu terbuka. "Walaikumsalam."
"Ehh, inikan non yang dulu pernah Dateng kesini, ya?" Tanya seseorang yang baru muncul dari balik pintu.
Maudy mengangguk. Sebagai jawaban.
"Mau nyari nonya lagi?" Maudy kembali mengangguk.
"Emm, tapi nyonya nya belum Dateng non." Ucap wanita itu.
Mendengar itu, Maudy mengepalkan tangannya. "Udahlah Sher, pasti dia lagi sibuk kerja!. Mending kita pergi aja." Setelah mengatakan itu, Maudy membalikan tubuhnya, berniat untuk pergi. Namun tangannya lebih dulu ditahan oleh Sherly.
"Tunggu dulu!" Bisik Sherly. Maudy menghela nafas pasrah.
"Emm, emang Tante Luna nya lagi kemana, bi?" Tanya Sherly.
"Eh, anu non. Nyonya lagi pergi ziarah kemakam anaknya. Tapi bentar lagi bakal balik kok." Jelas wanita itu.
Maudy terdiam untuk beberapa saat. Ia mencoba mencerna apa yang diucapkan oleh asisten rumah tangganya dulu, saat ia masih menjadi Nadya. Apa katanya?!, Ziarah kemakam anaknya!.
Anak Luna kan hanya dirinya. Jadi apa benar kalau Maminya itu pergi ke makamnya?. Pikir Maudy.
Karena tidak ingin terlalu banyak berfikir, lebih baik ia bertanya langsung kan?
"Ziarah kemakam Nadya?" Tanya Maudy. Wanita itu mengangguk sebagai jawaban. Dan lagi, Maudy kembali terdiam.
"Emm, kalo boleh nanya. Gimana sekarang sifatnya Tante Luna, semenjak putrinya meninggal?" Tanya Sherly, gadis itu berniat untuk mencari informasi.
"Semenjak non Nadya meninggal, sifat Nyonya sekarang berubah. Apalagi pas beliau nemuin buku catatannya non Nadya, nyonya jadi lebih sering nangis." Jelas wanita itu.
"Nangis?" Sherly mengalihkan tatapannya kearah Maudy.
"Gue selalu nulis keluh kesah gue disitu. Dan setiap gue mau ngeluangin sesak dihati gue, gue selalu nulis." Jelas Maudy sambil berbisik.
"Kalo gitu, silahkan masuk aja non, bentar lagi nyonya bakal sampai kok!" Ajak wanita paruh baya itu.
Maudy, Sherly, dan Lily kompak mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Bestie Transmigrasi
FantasyBaca dulu kak, Moga aja bisa naikin mood kalian yang lagi anjlok. Selamat membaca dan semoga tydak erosi, mwehehe . . . Bagaimana kalau tiga orang gadis yang bersahabat mengalami kecelakaan diwaktu yang bersamaan, lalu mengalami perpindahan jiwa? It...