46. Masa lalu Sherly

27.7K 5.1K 583
                                    

Assalamualaikum hallo guys

Sebelum baca, harap vote dulu ya

Jangan lupa follow akun Instagram author @vallwey

Dan akun Instagram ciwi-ciwi kita

@whos.sherly
@maudy,mhndra
@lily.anastella

Jangan lupa tandai typo ✔️

Happy reading ✨
.
.
.

Perlahan-lahan, mata Sherly terbuka. Dan hal pertama yang ia lihat adalah wajah khawatir dari ayah barunya.

Hari Sherly menghangat melihat itu, ia baru sadar, kalau hidupnya yang sekarang itu sangat berbeda jauh dengan hidupnya yang dulu.

Walaupun kehidupannya yang dulu juga tak jauh-jauh dengan uang dan kekayaan, tapi di keluarga barunya lah, ia bisa merasakan apa itu yang namanya kasih sayang seorang ayah.

Teringat waktunya yang tak lama lagi, membuat Sherly sedikit tidak rela meninggalkan semua ini.

Ingat!, hanya sedikit. Karena biar bagaimanapun, kebahagian dan keselamatan sahabatnya itu lebih penting.

Karena di kehidupan ini, Sherly hanya mempunyai kedua sahabatnya, dan adiknya, Galang. Dan sisanya hanya orang asing yang kebetulan terikat darah dengan raga yang sekarang tengah ia tempati.

"Pa-papi!" Panggil Sherly dengan suara serak.

Merasa namanya dipanggil, Adrian langsung menoleh kearah Putrinya, Sherly.

Langkah pria itu langsung terhenti saat mendapati putrinya sudah sadar.

"Sher!, Kamu,,,," kaget Adrian. Lalu laki-laki itu kembali melangkahkan kakinya. "kamu bertahan ya sayang, Papi bakal bawa kamu kerumah sakit."

Sherly menggeleng pelan. "Aku baik-baik aja Pi!" Ucap Sherly. "Gak usah kerumah sakit."

"Apanya yang baik-baik aja. Kamu gak sadar dengan apa yang kamu lakuin tadi?!. Kamu teriak-teriak kesakitan kayak tadi, apa itu yang dibilang baik-baik aja?!"

Mendengar itu, Sherly tertawa kecil. "Aku gak papa, Pi!, Suwer tekewer kewer!" Ucap Sherly.

Adrian menghela nafas panjang. Putrinya itu selalu saja bercanda, tanpa tau situasi.

"PAPIII!"

Adrian dan Sherly refleks menoleh keasal suara itu. Terlihat Rania menghampiri mereka sambil berlari.

'Busset, tulang aman gak tuh,' batin Sherly.

"Huh, hah, Papi larinya cepet banget, huh hah, mami ngos-ngosan ngejarnya." Ucap wanita itu sambil mencoba menormalkan deru nafasnya.

Sherly tertawa geli melihat itu, begitu juga dengan Adrian.

Tak lama, Maudy, Lily, Radit, dan anggota inti geng Cobra yang lain, datang.

"Mami cepet banget larinya." Ucap Radit.

"Ya namanya Mami lagi panik," sahut wanita itu.

"Tante mah, walau dalam keadaan panik, atau enggak, tetep aja kek gitu. Suka ngacir kek bocil ngejar tukang cilok." Dumel Adam.

Me And Bestie Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang