40. Nyawa dibalas nyawa

32K 5.5K 539
                                    


Happy reading ✨
.
.
.

Sudah sekitar 3 jam Sherly, Maudy, Reno, dan Ayu menunggu. Namun Lily belum saja membuka mata.

Mereka berempat hanya bisa diam sambil menunggu gadis itu sadar.

"Kenapa kalian gak jujur dari awal sama gue, kalo Lily ngidap penyakit kanker!" Ucap Reno, memecah keheningan.

Maudy menoleh kearah Reno, lalu kembali fokus kearah Lily. Sedangkan Sherly, gadis itu tak sama sekali menoleh.

"Kita harus kasih tau ini, ke Om Azka sama Tante Dinda." Ucap Sherly.

"Tapi Sher!, Kalo kita kasih tau, otomatis mereka juga bakal tau tentang penyakit Lily!" Sahut Maudy.

"Cepat atau lambat, mereka juga bakal tau, Dy!" Ucap Sherly.

Maudy terdiam, dan terjadi keheningan diruangan itu. Sampai tiba-tiba suara pintu dibuka, memecah keheningan.

Terlihat seorang dokter datang bersama dua orang perawat.

"Apakah keluarga pasien ada disini?" Tanya dokter.

"Say-."

"Om Azka, sama Tante Dinda akan segera kesini, dok." Ucapan Reno terpotong saat Sherly tiba-tiba menjawab pertanyaan dokter itu.

Reno terdiam, ia lupa kalau Lily itu bukan keluarganya.

Dokter itu menghela nafas. "Setelah saya cari tahu, penyakit pasien sudah sangat parah. Dan pasien harus melakukan tranplantasi paru-paru."

"Separah itu dok?" Tanya Ayu.

Dokter itu mengangguk sebagai jawaban. "Saya harap keluarga pasien bisa cepat sampai, dan segera menandatangani persetujuan operasi."

"Lakuin yang terbaik buat Adik saya, dok!" Pinta Reno.

"Saya akan melakukan yang terbaik, tapi tanpa persetujuan dari orang tua atau keluarga pasien, kita tidak bisa melakukan apapun." Jelas Dokter.

"Kalau begitu, saya permisi dulu. Kalau ada apa-apa, beritahu saya!"

Ayu mengangguk, lalu dokter itu pergi.

"Bun!" Panggil Reno lirih. Laki-laki menghampiri Ayu, lalu memeluk wanita itu.

"Adik Reno Bun!" Adunya. "Ini pasti gara-gara Reno ngomong kasar ke Salsa, makanya Salsa sakit!"

"Ini bukan salah kamu, Ren!" Ucap Ayu.

Reno menangis!. Orang yang selalu mencoba kuat didepan adiknya, kini menangis.

Ini ketiga kalinya Reno menangis. Yang pertama saat kehilangan Ayahnya, yang kedua saat kehilangan Salsa, dan kali ini ia menangis lagi karena adiknya.

Perasaan bersalah, sedih, dan takut kini bercampur dalam dirinya.

Sedangkan Sherly dan Maudy hanya terdiam. Kedua gadis itu memandangi sahabatnya yang masih terbaring lemah dibrankar, dengan tatapan sendu.

"Dy!" Panggil Sherly.

Maudy menoleh kearah Sherly tanpa berniat menjawab panggilan gadis itu.

"Gue gak becus ya jagain kalian," Sherly tertawa hambar. Air mata gadis itu sudah membasahi pipinya, tanpa diminta.

"Ini juga salah gue, Sher!. Gue terlalu sibuk sama masalah gue, sampai-sampai gue gak bisa rasain masalah yang kalian alamin."

Sherly tersenyum tipis. "Kita harus ngasih tau ini ke Om Azka. Biar operasi Lily bisa dilakuin dengan cepat!" Ucap Sherly.

Me And Bestie Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang