Halo pren.
Happy reading ✨
.
.
.Sherly, Maudy, dan Lily sekarang sedang berada dikantin. Seperi rencana mereka waktu itu, mereka akan melakukan misi kedua, yaitu mencari pembunuh Sherly, Maudy, dan Lily yang asli. Dan mereka akan melakukan penelusuran pertama dikantin, tempat pertama kali mereka mengalami gejalan pusing.
"Udah bisa Ly?" Tanya Sherly sambil memakan kentang goreng yang tadi ia pesan.
Lily menggeleng. "Pas aku ngeretas semua CCTV yang ada disini, aku gak bisa nemuin video pas kita kekantin di jam istirahat kedua. Kayaknya di jam itu, CCTV nya lagi rusak," Ucap Lily.
"Lagi rusak, atau sengaja dirusakin?, Gak mungkin kan, secara bersamaan, semua CCTV bisa rusak tiba-tiba." Sahut Maudy. Lily dan Sherly nampak terdiam.
"Atau mungkin, video CCTV itu udah dihapus, kalau dihapus, kita masih punya kesempatan buat ngeliat siapa pelakunya," Ucap Sherly. "Kayaknya, pembunuhan ini udah direncanain," Sambungnya.
Maudy nampak berfikir. "Seingat kalian, ada gak sih, gerak gerik seseorang diwaktu itu, yang bikin kalian curiga." Tanya Maudy.
Sherly dan Lily menggeleng.
Mereka bertiga nampak frustasi, karena mereka tidak pernah melakukan misi penelusuran, sebelumnya. Bahkan Lily pun belum terlalu bisa menguasai cara meretas CCTV.
"Hah!" Sherly menghela nafas. "Kalau misalkan, gue masih jadi Raya, mungkin gue gak bakal pusing mikirin masalah ini!"
Sherly menatap Lily dan Maudy, bergantian. "Kalian pernah mikir gak, gimana reaksi orang tua kita pas tau anaknya udah gak ada?" Tanya Sherly.
Lily menggeleng, sedangkan, Maudy terdiam. Ia tak tahu bagaimana reaksi kedua orang tuanya.
Mungkin saja mereka sedih, Atau mungkin mereka akan biasa-biasa saja. Maudy juga tidak ingin terlalu berharap, kalau kedua orang tuanya akan menangisinya, saat tahu, dirinya sudah meninggal.
"Jadi kangen Abang Reno," Ucap Lily.
Sherly dan Maudy kompak melirik kearah Lily. Tak lama, mereka bertiga kompak menghela nafas.
Tidak bisa dipungkiri, mereka bertiga merindukan keluarga mereka, dan teman-teman mereka.
Mereka bertiga, sibuk dengan pikiran mareka masing-masing. Sampai tiba-tiba, teriakan heboh dari siswi-siswi, membuat fokus mereka teralihkan.
Tidak jauh dari tempat mereka duduk, terdapat Nathan dan gengnya yang baru datang.
Mata Sherly, Lily, dan Maudy membulat saat mendapati seseorang yang tak asing bagi mereka.
"Itu!!!" Ucap Lily sambil menunjuk sesosok laki-laki yang tidak asing dimatanya.
"Dia ada disini!" Ucap Maudy, sedikit kaget.
"Ly!, Dy!, Lo juga liat dia kan!, Gue gak lagi halusinasi kan karena kangen sama dia!" Ucap Sherly sedikit histeris.
Maudy menggeleng. "Lo gak lagi halu, Sher!" Ucap Maudy.
Mendengar ucapan Maudy, membuat nafas Sherly menjadi memberat. Tanpa pikir panjang, Sherly langsung melangkahkan kakinya, berlari menghampiri orang itu.
"GALANG!!!" Teriak Sherly. Gadis itu langsung memeluk sosok laki-laki yang sangat ia rindukan.
Laki-laki yang bernama Galang itu, refleks menahan tubuh Sherly dan tubuhnya, agar tidak terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Bestie Transmigrasi
FantasyBaca dulu kak, Moga aja bisa naikin mood kalian yang lagi anjlok. Selamat membaca dan semoga tydak erosi, mwehehe . . . Bagaimana kalau tiga orang gadis yang bersahabat mengalami kecelakaan diwaktu yang bersamaan, lalu mengalami perpindahan jiwa? It...