53. Kembali

31.1K 4.3K 313
                                    

Hai hai haii

Duh maaf ya baru bisa up sekarang. Maaf banget.

Gak tau kenapa akhir-akhir ini aku berasa susah banget buat mikir. Brasa buntu banget ni otak.

Tapi buat kalian yang masih setia nunggu cerita ini up, makasih banget ya.

Mungkin karena kelamaan gak up, pasti kalian rada lupa sama alur cerita yang sebelumnya, jadi harap di baca ulang ya.

Tandain typo ✔️

Happy reading ✨
.
.
.

Pletak

"Aduh!"

Raya memegangi kepalanya yang habis kena jitakan dari Reyhan.

"Aneh, gue dah jadi arwah, tapi masih bisa ngerasain sakit." Gumam gadis itu.

"Lagian lo ngapa sih main jitak-jitak aja!" Dumel Raya.

"Salah lo. Ngomong kagak mikir-mikir dulu." Sahut Reyhan.

"Ya kan gue nanya, sapa tau lo beneran ngorbanin nyawa lo."

"Trus, kalo gue beneran ngorbanin nyawa gue, siapa yang bakal jadi pendamping hidup lo?. Orang lain?!, Ya gue gak terima lah!" Ucap Reyhan. "Cuman gue yang boleh jadi pendamping hidup lo." Sambung laki-laki itu.

Hanya dengan kalimat itu, Reyhan berhasil membuat Raya salah tingkah.

"Apasi." Raya memalingkan wajahnya kearah lain, untuk menyembunyikan senyumnya.

Sedangkan Reyhan terkekeh geli saat melihat Raya yang malu-malu kucing, seperti anak ABG yang baru merasakan jatuh cinta.

"Ray." Panggil Reyhan. Namun Raya tak menoleh karena masih malu.

"Liat gue. Gue mau mandangin wajah lo puas-puas sebelum kita pisah buat waktu yang lama."

Mendengar kalimat itu, Raya refleks menoleh kearah Reyhan. Mata gadis itu membulat, menatap Reyhan kaget. "Ma-maksud lo?"

"Sebentar lagi lo bakal balik, tapi gue masih koma, jadi kita ga bisa ngobrol dulu sampai gue sadar lagi." Jelas Reyhan.

"J-jadi, gue beneran bisa hidup!!"

Reyhan tersenyum lalu mengangguk, "Lo tau, kematian lo cuman ujian."

"Ha?"

"Kau tahu, sebenarnya aku tak ingin memisahkan mu dengan siapapun. Aku hanya ingin melihat, sepeduli apa dirimu dengan orang-orang yang engkau cinta."

Raya menoleh kesamping, namun tak menemukan siapapun. Tapi ia mengenali suara itu.

"Kagak jadi sakura lagi?" Tanya Raya.

"Kalau aku memperlihatkan wujud ku menggunakan sakura, mungkin orang-orang yang ada dirumah sakit in akan ketakutan melihatnya."

Raya tertawa mendengar itu, lalu gadis itu mengangguk paham. "Bener-bener, ntar orang kira, lo setan penunggu rumah sakit ini, lagi."

"Tapi, berarti,,, gue beneran gak mati?" Tanya Raya menatap keasal suara itu.

"Hemm ya, dan aku baru tau, ternyata mempermainkan nyawa seseorang itu menyenangkan."

"Wah wah wah," Raya menggeleng tak percaya. "Dosa lo, mainin nyawa orang."

"Tapi itu takdir mu. Bukan kehendak ku."

Me And Bestie Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang