05. JAHILNYA BALVAGOS

67 5 0
                                    

05. JAHILNYA BALVAGOS
.
.
JANGAN LUPA VOTE , COMMENT, AND SHARE YAA
Happy Reading!

"Serius Nja, kok Lo gak cerita."

"Lah tadi kan gue cerita," jawab Senja.

Sekarang 12 IPA 4 sedang freeclass selesai jam pertama dan kedua tadi, Bu Lusi memberitahukan bahwa pak Susanto selaku guru agama tidak bisa hadir karena sakit dan Bu Lusi menugaskan kepada ketua kelas untuk tetap mengawasi ketertiban kelas.

Saat ini Senja, Safa, Dinda, dan Karina tengah duduk melingkar lebih tepatnya Dinda dan Karina memutar arah untuk menghadap ke arah Safa dan Senja yang duduk di belakang mereka.

"Awalnya sih gue gak mau cerita biar suprise ke kalian tapi gue takut kalian ambekan, kan kalian gitu," ucap Senja.

"Nah tu tau, untung berarti Lo cerita," ujar Dinda.

BRAK.

Suara itu berasal dari arah pintu kelas, di sana terlihat seorang pemuda yang memakan permen tengah berjalan menuju meja belakang.

"Eh Rey itu pintu rusak ganti Lo," ujar Karina yang kaget.

"Nanti rusak gue ganti," jawab Reyland.

Dia adalah Reyland pemuda penyuka permen susu mahal itu. Masih menenteng tas abu abunya meletakkan tangannya di atas meja dan tertidur di sana.

"Sombong amat Lo, tumben banget Lo sendiri teman Lo mana," ujar Dinda.

"Napa Lo? Kangen Lo sama Gibran  makanya cari mereka?"

"Lah ngapa bawa bawa Gibran, gue cuma nanyak."

Sementara di tempat lain, lebih tepatnya di warung pak haji. Tiga orang pemuda Guntur, Gibran, dan Bayu berusaha menahan tawanya. Sungguh mereka sangat bahagia, lebih tepatnya bahagia di atas penderitaan temannya.

Tadi...

Di saat Guntur baru datang, Guntur langsung menuju warung pak haji. Tumben sekali mereka datang pagi pagi. Jam tujuh tepat.

Tadi pagi, sebelum berangkat sekolah Guntur sudah mengirimkan pesan kepada teman temannya, jika nanti sudah sampai maka mereka langsung menuju warung pak haji. Dan mereka menyetujuinya.

Lama akhirnya Gibran dan Bayu datang, katanya motor Gibran masuk rumah sakit karena dibawa adiknya yang pulang pulang babak belur karena mencium aspal.

Dan alhasil, Bayu dengan berat hati untuk menjemput pemuda banyak mau itu.

"Lama Lo?" Tanya Gibran yang baru datang kepada Guntur yang sudah menyeruput teh panasnya.

"Iya udah setahun gue di sini."

"Lebay Lo."

"Masih belom bisa minum kopi?" Tanya Gibran.

Guntur hanya menganggukkan kepalanya.

For you information, Guntur Langit Syandyakala itu adalah seseorang yang tidak cocok untuk nongkrong nongkrong manja. Bagaimana tidak, disaat para anggotanya menimun kopi kopi, merokok justru Guntur anaknya bapak Niko itu tidak.

Ia tidak bisa, dulu sewaktu ia pertama kali memasuki area warkop, ia malah terbatuk batuk karena mencium aroma asap benda panjang itu.

Mencium aromanya saja sudah batuk, bagaimana mencobanya. Pernah sekali ia mencoba setelah hari itu ia langsung sakit demam, ditanya oleh Bunda Niken malah dia yang di siksa, gak di kasi makan.

Memang dia ketua geng yang paling alim.

Back to topik.

Kemudian, datanglah seorang pemuda yang bermuka baby face tengah mengemut sebuah permen di mulutnya.

Tangan kirinya berusaha memasukkan dua bungkus permen yang masih utuh. Tangan kanannya sibuk memainkan ponsel berlogo jeruk digigit itu.

"WOY!"

Reyland, pemuda itu terkejut karena teriakan seorang pemuda dengan muka konyolnya, Gibran Gentala Prakasa .

"Apaan sih?" Reyland, pemuda itu sepertinya sedang kesal.

Lama mereka terdiam, tumben juga biasanya ada beberapa anggota BALVAGOS yang datang ke sini.

Guntur merasa suasana seperti ini kurang menyenangkan, melihat sesuatu yang aneh dari arah kantong celana seragam Reyland.

Dari arah pandangan matanya, Guntur menggode Gibran untuk berbuat sesuatu.

Sedangkan Bayu di sana, dia berpikir bahwa hanya dirinya yang masih waras, hanya bisa menghela napas melihat kelakuan dua temannya terhadap seorang pemuda yang hobinya makan permen susu mahal.

Dengan gerakan cepatnya Gibran mengambil permen susu yang menggantung di saku celana Reyland. Dan langsung mengopernya dengan cepat Gibran mengopernya ke arah Guntur dan dari Guntur langsung melemparnya ke atas genteng yang kebetulan tingginya tidak terlalu tinggi itu.

Setelah selesai dengan ponselnya, menaruh ponselnya di atas meja dan merogoh saku celananya dimana ia menaruh permen susu tadi.

Kok ada yang aneh?

Dirabanya kantong itu, tidak ada.

Dimana benda itu?

Sedangkan dua orang pelaku itu berusaha menahan tawanya karena melihat wajah terkejut Reyland.

Reyland merogoh terus kantong sebelahnya lagi, tidak ada.

Dimana benda kesayangannya itu.

Memincingkan matanya kearah dua orang yang sedang bercakap tidak ada arti itu.

BRAK.

Reyland memukul meja di sana menimbulkan bunyi yang keras.

"DIMANA PERMEN GUE?!"

"GUNTUR LO YANG SEMBUNYIIN BALIKIN CEPET!"

Sedangkan Guntur di sana sudah berlari entah ke mana. Gibran jangan ditanya, dia sudah meledakkan tawanya.

"Dosa Lo bikin Rey kesel," ujar Bayu.

"Gakpapa."

"Awas Lo diamukin baru tau rasa."

"BUKAN GUE REY TAPI GIBRAN NOH!" Guntur teriak sambil berlari.

"GIBRANJING BALIKIN PERMEN SUSU GUE!"

Gibran sudah tidak lagi di tempatnya berlari meninggalkan Bayu yang asik menyeruput kopi susunya.

"APA REY? SUSU? GUE GAK AMBIL SUSU LO!"

"ANJING BANGSAT LO SETAN!"

•••••
HAI EVERYONE!

NEXT PART GAK?

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YAA
THANKS!

(Don't forget to follow me)

Jangan jadi sider yah🥺
Habis dibaca langsung di vote ya, jangan lupa loh!
Rekomendasi juga ke teman-teman kalian

Juli 2021

Guntur SyandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang