14. LOVE SCENARIO

27 3 0
                                    

14. LOVE SCENARIO
.
.

Happy Reading 💜

Sepasang pemuda dan pemudi tengah berada di sebuah minimarket yang berada di dekat sebuah komplek perumahan. Keduanya sepertinya sudah selesai, terlihat sekantong plastik putih berukuran sedang tengah ditentang oleh pemuda berbadan tegap yang memakai jaket kulit kebanggaan geng motor yang ia pimpin.

"Semuanya sudah ada?" Tanya pemuda itu yang tidak lain adalah Lingga Angkasa, sang ketua LEO.

"Udah semua udah gue cek," jawab gadis berbandana hitam dengan rambut yang dikuncir kuda dan masih memakai seragam sekolah dibalut cardigan hitam rajut. Dia alah Senja Ariestya Mentari.

Tadi sewaktu di lampu merah dekat perempatan, ternyata mamanya menelponnya untuk membelikan sesuatu untuk keperluan membuat kue kering.

Maklum mama Senja, adalah pengusaha kue kering online yang sekarang sedang banyak pesanan jadinya ia tidak bisa berbelanja dan alhasil anaknya yang memang masih berada di luar, ia meminta tolong untuk dibelikan.

"Mau balik sekarang?" Tanya Lingga sambil memakai helm full face miliknya.

Senja hanya mengangguk sebagai jawaban. Jujur ia sudah lelah belum lagi nanti di rumahnya katanya sang Oma sedang mampir ke sana.

Setalah Senja duduk manis di atas motor, Lingga melajukan motornya meninggalkan area minimarket.

Tapi tanpa sepengetahuan Meraka berdua ada dua pasang pemuda yang memperhatikan mereka di balik pintu masuk minimarket. Sepertinya Senja dan Dion tidak memperhatikan sekitar.

***

Brum..
Brum...

Motor Scoopy yang dikendarai pemuda dengan Hoodie army dan helm hitam itu berhenti di depan pagar rumah bertingkat dua. Itu adalah pagar rumah temannya.

"ASSALAMU'ALAIKUM MAS... PAKET," ucap pemuda itu membangunkan pak satpam yang tengah tertidur pulas dengan segelas kopi hitam yang menjadi temannya.

"MAS.. MAS.. BANGUN MAS.. ADA CEWEK MONTOK." Lagi sekali pemuda itu membangunkan pak satpam.

Dan benar saja, dibilang ada cewek montok aja langsung meleng, emang cowok sama saja.

"Aduh.. den.. den.. tinggal buka sendiri aja gak usah bangunin mas juga, capek nih abis olahraga," ucap pak satpam itu, kita sebut saja dia mas Arif.

Pemuda yang tidak lain dan tidak bukan adalah Guntur Langit Syandyakala itu hanya menampilkan kekehannya, "olahraga apaan mas, olahraga malam?"

"Heh kamu masih bocah aja udah tau ya."

"Tau dong mas.. Guntur gitu." Guntur berkata sambil menepuk dada kirinya, "mas.. Gibran ada?" Tanya Guntur.

"Hoo ada langsung masuk aja," jawab mas Arif.

"Oke," ucap Guntur langsung menggas motornya sesaat pagar hitam itu terbuka.

Ternyata disana sudah ada dua motor matic lainnya terparkir rapih di halaman rumah.

"Pergi gak nungguin gue, anak buah macam apa kalo semisal ada gaji gak akan gue kasih mereka pada," gumam Guntur karena pikirannya sudah bermacam macam.

Tok.. tok.. tok..

Tanpa ada acara dibukakan pintu, Guntur langsung saja masuk ke dalam rumah itu yang ternyata di sana sudah ada teman temannya.

"Assalamu'alaikum ya.. ahli kubur," salam Guntur yang langsung saja duduk di sofa yang tersedia di sana.

"Eh ada Guntur, kapan datangnya Tur?" Tanya mama Gibran yang baru saja keluar dari dapur sambil membawa nampan berisi kue kering dan botol minuman.

Guntur SyandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang