21. KING

15 2 0
                                    

21. KING
.
.

Jangan lupa tekan bintang yaa

Tandai typo!

Happy Reading 🐣🧡

Waktu menunjukkan pukul lima sore, tetapi sekitar dua puluh pemuda mengisi suatu rumah yang mereka jadikan markas. Banyaknya pemuda, banyak juga keributan.

Ada yang berebut ingin menguasai remote tv, ingin menguasai kantong jajan, ingin menguasai sofa, bahkan sampai berebut ingin masuk ke dalam toilet karena sudah tidak tahan lagi.

"REYLAND SATRIA ADIBASKARA! CEPETAN! LO NGAPAIN SIH DI DALAM?!" Teriakan itu berasal dari mulut Gibran yang kini tengah menggedor pintu kamar mandi. Jangan lupa antriannya kini menjadi lima orang.

Kamar mandi di sini memang ada dua, tapi yang satunya lagi tidak terurus jadinya ya gitu.

"REYLAND ANJING CEPETAN GAK NAHAN GUE!"

"DOBRAK NIH KALO LO GAK KELUAR!"

"SATU!"

"DUA!"

"DUA SET—"

Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Reyland yang tengah menatap Gibran dengan tatapan polosnya.

Mereka saling tatap, dan akhirnya Gibran mendorong Reyland agar menepi, "lama banget sih."

Reyland dengan tatapan bertanya-tanya, kenapa?

"Si Gibran kenapa?" Tanya Reyland kepada para temannya.

"Lah Lo gak denger Gibran dari tadi teriak-teriak? Gak nahan katanya, Lo sih lama bener."

"Teriak? Mana ada."

"Dari tadi bapak Reyland, Lo sama sekali gak denger?"

Reyland menggelengkan kepalanya.

Kemudian sang temannya yang dibelakangnya membisikkan sesuatu, "Reyland pake earphone makanya gak dengar."

Setelah mendengar itu temannya kembali berbisik, "pantesan si Reyland cosplay jadi orang budek."

"LO NGATAI GUE BUDEK?!"

***

Di sebuah kediaman yang besar nan mewah, seorang pemuda yang dikenal dengan aksi bela dirinya yang bagus tengah berbicara dengan seseorang melalui telpon.

"Baik om saya sama yang lain bakal nunggu, udah lama juga om gak ke arena."

Pemuda itu masih dengan seksama mendengarkan ucapan orang di telponnya.

"Iya om sampai bertemu nanti malam."

Setelah sambungan telpon terputus, pemuda itu berjalan ke arah kamar mandi di kamarnya.

"Besok aja kali ya kasih tahunya."

Setelah membuka bajunya yang kini hanya menyisakan dada bidangnya, pemuda itu naik ke atas kasur tak lupa sambil membaca doa tidur.

***

SMA ANDROMEDA saat ini tengah ramai-ramainya, jam sudah menunjukkan pukul tujuh lebih sepuluh menit dan gerbang utama hampir ditutup oleh satpam sekolah, tetapi masih banyak siswa yang berlarian dari arah gerbang utama dan parkiran.

Tak terkecuali seorang pemuda yang bernama Bayu Saputra Pratama itu kini masih berusaha melepas helmnya, ini bukan pertama kali dirinya telat tetapi untuk dikelas 12 ini hari ini adalah pertama kalinya terlambat.

"Anjing susah banget sih." Bayu seketika lupa cara untuk melepas helm. Maklum helm baru.

"Bodo amat." Masa peduli dengan helm yang masih berada di kepalanya, Bayu mengikuti langkah para siswa siswi yang lain untuk berlari.

Setelah berhasil melewati gerbang utama, Bayu masih berlari lagi untuk mencapai kelasnya, anehnya saat ia berlari ia tidak melihat seseorang yang biasa langganan untuk telat, kemana dia?

Kelas 12 IPA 4 berada di ujung dekat dengan musholla, tinggal kurang lebih 50 langkah lagi untuk sampai di sana dari arah kantin. Lumayan, buat olahraga.

Masih dengan kepala yang terlindungi helm Bayu membuka pintu kelasnya yang ternyata masih ramai, tidak ada guru.

Ia berjalan ke arah Gibran dan Reyland yang tengah bermain game online pada ponsel mereka. Dengan napas tersenggal ia menduduki dirinya di atas meja, "gue pikir udah ada guru."

Keduanya menoleh ke arah Bayu, "Lo ngapain pake helm di kelas? Takut kena tilang Lo?" Celetuk Gibran saat ia melihat Bayu yang tengah duduk di atas meja di depannya.

"Gue telat, bodo sama helm gue lari ke kelas."

Kemudian Bayu membuka helm yang dipakainya tidak lupa juga memperbaiki tatanan rambutnya, "Rey minta minum."

Reyland yang melihat napas Bayu yang masih tersenggal dan keringat yang bercucuran jadi tak tega untuk tidak memberikannya, maklum saja Reyland itu orangnya sulit berbagi jangankan berbagi air,  apalagi untuk berbagai tempat tidur.

Makanya jika BALVAGOS ada acara menginap pasti Reyland tidak ikut.

"Lo ambil aja, abisin. Buat Lo," ucap Reyland sambil menyerahkan botol air mineral yang masih tersegel rapi.

"Oke thanks."

Bayu meneguknya hingga setengah tandas. Haus banget kayaknya. "Nanti malam om Damar bakal ke arena semalem gue ditelpon," ucap Bayu.

"Wih tumben banget ada apa?" Tanya Gibran.

"Gak ada apa-apa katanya, cuma pengen liat arena aja."

"Oke nanti malem jam sembilan?" Tanya Reyland.

"Gak jam delapan, anaknya katanya ikut."

"Sip."

Melihat sekeliling, matanya tertuju pada kursi yang seharusnya menjadi tempat duduknya dan sang ketua BALVAGOS itu, tapi tumben sekali dia tidak terlihat, "Guntur gak datang?" Tanya Bayu.

"Oh Guntur sakit," jawab Gibran.

"Sakit? Tumben banget."

"Iya kan kemaren dia abis dihukum tu, nah sebelum itu dia sembunyi di gudang bawah udah tau kan gudang di sana banyak debunya, kayak gak tau Guntur aja Lo," jelas Gibran.

"Nanti pulang sekolah kita disuruh ke sana sama dia bawain McD katanya."

Bayu hanya menganggukkan kepalanya.

Hingga kedatangan seorang siswi dengan pita kupu-kupu di rambutnya menghentikan pembicaraan mereka.

"Gibran, temen Lo lagi satu mana?" Tanya siswi itu.

"Siapa? Guntur maksudnya?" Tanya Gibran.

"Iyalah siapa lagi."

"ACIEE ADA YANG KANGEN SAMA MAN—" belum selesai Gibran berbicara mulutnya sudah tersumbal dengan coklat putih favorit siswi itu.

"Diem gak Lo." Sambil memberi Gibran tatapan tajamnya.

"Guntur sakit," ujar Bayu.

Siswi itu menoleh ke arah Bayu, "kenapa kangen Lo sama Guntur," ucap Gibran.

"Dih enak aja kotak makan gue belum dibalikin sama dia."

"Nanti kalo ketemu bilangin ya, jangan lupa isiin balik, salam dari Senja."

Kemudian siswi yang tidak lain dan tidak bukan adalah Senja pergi meninggalkan ketiga siswa itu.

"TENANG NJA NANTI GUE SALAMIN!"

•••••
HAI EVERYONE!

NEXT PART GAK?

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YAA
THANKS!
🐣🧡

(Don't forget to follow me)
zazaatan

November 2021

Guntur SyandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang