36. HARUS TERBONGKAR

14 0 0
                                    

Hai haiiii











Balik lagi









Lama ya?









Serasa nunggu mas crush peka











Gakpapa












Sabar aja













Guntur masih disini kok














Happy Reading 🐣🧡




























BUGH.

Pukulan itu mendarat sempurna pada dada Bayu sehingga Bayu yang tadinya berdiri namun tidak bisa menahan bobot tubuhnya sehingga ia kini terjatuh sambil terduduk di sofa.

Mata Guntur masih mengisyaratkan kemarahan. Dicengkeramnya kerah baju Bayu dan kembali melayangkan pukulan. Kali ini pukulan itu mendarat di wajahnya Bayu mengakibatkan wajahnya Bayu yang memang sudah lebam-lebam tambah lebam lagi karena ia belum sempat mengobatinya.

Gibran di sana ingin memisahkan namun, lagi-lagi ia terjatuh karena kekuatan Guntur yang entah datang darimana.

Jika kalian bertanya dimana Reyland berada. Jawabannya adalah setelah Bayu sampai tadi, Reyland pamit duluan ingin tidur karena Reyland itu sudah biasa diatur jam tidurnya oleh mami tercinta dan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 22.30 yang artinya Reyland sudah berjalan-jalan menjelajahi alam mimpinya.

"Masalah gak akan selesai kalo Lo pake kekerasan kayak gini!" Dengan sekali tarikan dan menambah kekuatannya Gibran berhasil memisahkan Guntur dan Bayu. Bukan, lebih tepatnya memisahkan Guntur yang ingin saja memukul Bayu.

"Percuma Lo mukulin Bayu sampai mati pun gak akan bisa selesaikan masalah!"

Guntur terdiam. Menatap tangannya yang terkepal. Ia tidak percaya, ia memukul sahabatnya sendiri. Menatap Bayu di sana, tengah mengusap darah segar yang keluar dari luka yang diberikan Guntur.

"Itu juga anak mami malah tidur tau temannya pada berantem gini." Gibran menggerutu sambil mengacak rambutnya kasar.

Setelah Bayu menceritakan kejadian tentang Senja, Guntur tidak terima dan langsung saja tanpa aba-aba Guntur memberikan Bogeman mentah kepada Bayu.

"Lingga bakal dijodohin sama Senja."

"Kelulusan ini acara acara pertunangan Senja dan Lingga."

Kata-kata itu masih saja terngiang dikepala Guntur. Ia tidak terima seseorang yang masih ia cintai dipersatukan dengan seseorang yang ia benci. Musuhnya. Ia tidak rela.

"Dan asal Lo tau, gue juga gak rela Senja sama Lingga," ujar Bayu masih sambil mengusap darah segar dari lukanya.

Guntur menoleh, "Lo berlagak kayak gini juga kerena Lo suka kan sama Senja?"

Bayu terdiam.

"Jawab bego! Jangan diam aja Lo! Lo juga suka kan sama Senja?!"

Gibran yang kesal melemparkan bantal sofa itu kepada Guntur, "bisa gak sih ngomongnya gak pake nge-gas."

"Lo berdua kalo cuma mau ada bacot mending di luar aja, gue mau tidur dan satu lagi kalau besok gue liat luka kalian nambah lagi, siap-siap aja nanti gue buatin pertandingan ulang sekalian aja Lo berdua saling bunuh di sana." Gibran kemudian meninggalkan keduanya yang masih sama-sama terdiam.

Bukannya Gibran tidak ingin mengurus kawannya, biarkan ini masalah mereka berdua. Mungkin juga saatnya mereka untuk saling terbuka.

"Iya gue suka sama Senja."

Jawaban Bayu itu membuat Guntur terdiam. Ini yang Guntur tidak mau, menyukai lawan jenis yang sama-sama disukai oleh sahabatnya.

"Tapi itu dulu, dulu sebelum Lo kenal sama Senja."

"Jadi Lo udah kenal lebih dulu ketimbang gue yang mantannya Senja?"

Bayu mengangguk singkat, "dulunya gue sama Senja itu sahabat baik. Bahkan Lingga juga. Kehadiran Senja ibaratnya memberikan cahaya tersendiri bagi kita berdua. Seperti namanya Senja, cahaya yang menyiratkan kebahagian walau hanya sesaat."

"Jadi dulu Lo dan Lingga?"

"Iya Lingga bukan hanya sekedar sahabat Gue, gue sama Lingga masih terhubung kekeluargaan."

Jawaban Bayu lagi-lagi membuat Guntur terdiam. Pantas saja, setiap terjadi fight antara BALVAGOS dan LEO terlihat wajah Bayu sangat murka sekali, ingin sekali ia menghabisi Lingga.

"Keluarga?"

Bayu menghela napasnya, "gue sama dia sepupuan. Bahkan dulu gue gak bisa dipisahkan dari Lingga, begitu juga dengan Lingga."

"Gue dulu ada perjanjian sama Lingga. Kita bakal sama-sama ngejaga Senja. Kita bakal hibur Senja, dan kita gak ada kisah segitiga yang melibatkan kami bertiga."

"Dan dulu, sebelum Senja jadi anak baru di SMP, Senja udah wanti wanti ke gue kalau gue sama dia itu bakal kayak orang yang gak saling kenal. Gue mau nolak itu, tapi Senja itu anaknya keras kepala, apapun keinginannya harus dituruti dan akhirnya gue sama dia di SMP kayak orang yang gak saling kenal."

"Dan waktu gue dengar Lo sama Senja pacaran, disitu sebenarnya gue gak terima. Gue gak mau ngelepas Senja sama Lo. Gue gak mau Senja jadi korban kesekian dari cewek-cewek yang pernah Lo jadiin pacar."

"Tapi Senja bilang ke gue kalau dia memang juga suka sama Lo dia bahkan memang ingin Lo jadi pacarnya dan mungkin miliknya. Di situ, Lingga marah besar. Lingga juga sama kayak gue gak rela Senja tau arti percintaan, tapi Lingga sama Senja itu ibaratnya sama-sama batu, mereka gak akan mau kalah tetap pada opsi mereka."

"Dan setelah gue tau Senja putus dari Lo, ada rasa senang tersendiri bagi gue. Waktu itu gue masih memang menginginkan Senja dan waktu itu gue ingin menggali Senja. Tapi setelah Senja pindah, dia keluar negeri dan ketemu sama oma-nya di sana."

"Tapi Senja waktu itu bilang ke gue kalau kita berdua cuma beda pulau," ujar Guntur.

"Senja memang sengaja bilang gitu, dia gak mau Lo cari dia, dia mau Lo melupakan Senja. Sampai akhirnya dimana om Gino– ayah Lingga yang gila kerja itu sampai sekarang beliau sakit, om Gini menyerahkan Lingga kepada keluarga Senja." Jawab Bayu.

"Sampai akhirnya karena dulu, ada surat perjanjian dari almarhum kakek Senja yang bilang kalau dia bakal dijodohkan dengan cucu sahabat beliau dan akhirnya perjanjian itu kini terjadi. Gak lama lagi, Senja dan Lingga mungkin akan bersama."

"Dan Lo tau sendiri, Lingga bejatnya kayak apa gue gak mau Senja sama Lingga. Oma Senja sendiri udah terhasut oleh akal bulus Lingga, dia sangat menginginkan cucunya menikah dengan Lingga."

"Dan itu yang membuat Senja sangat tertekan dan akhirnya meminta bantuan sama gue untuk membatalkan itu semua."

Bayu merogoh saku jaketnya mengambil benda kecil di sana, flashdisk.

Memberikan itu kepada Guntur, "di flashdisk itu isinya semua kelakuan buruk Lingga. Gue tau oma-nya Senja sangat menginginkan seseorang yang sempurna untuk hidup cucu satu-satunya."

Bayu menarik napasnya, menepuk pundak Guntur yang masih terdiam karena penjelasannya tadi,

"Lo kejar Senja, gue ikhlas Lo sama Senja."

"Jaga Senja seperti gue jaga dia. Jangan sampai setitik air matanya jatuh. Dan kalau itu terjadi, di saat itu juga gue bakal ambil Senja dari Lo."











•••••
HAI EVERYONE!

NEXT PART GAK?

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YAA
THANKS!

(Don't forget to follow me)

zazaatan

April 2022

Guntur SyandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang