28. WANT TO BE CLOSER

20 2 0
                                    

28. WANT TO BE CLOSER
.
.


Jangan lupa tekan bintang ⭐

Happy Reading 💛🐣


Di seberang jalan yang mengarah menuju SMA ANDROMEDA, ada seorang pemuda memperhatikan gerak gerik dua sejoli di sebrang jalan lainnya.

Dalam hatinya, ada apa mereka?

Pemuda itu yang masa bodo, memilih untuk melanjutkan langkahnya untuk menyebrang. Kali ini tumben sekali ia tidak memakai motor kesayangannya.

Jawabannya adalah karena motornya yang disita untuk tiga hari oleh ayahnya karena ketahuan menghabisi lawan tawurannya sampai masuk rumah sakit. Untung saja kejadian itu tidak diketahui oleh pihak sekolah.

Sesaat sampai di gerbang utama sekolah, ingin rasanya ia menyapa seorang siswi yang belakangan ingin memenuhi isi pikirannya.

Tapi saat ia melihat salah satu sahabatnya malah menyapa siswi itu, lantas keinginannya dia urungkan. Melanjutkan kembali langkahnya menuju kelas. Sepertinya para sahabatnya yang lain sudah menantinya.

"GUNTUR!" panggil seorang siswa berpakaian rapi, atribut lengkap mulai dari sabuk, dasi, dan pakaian yang rapi tidak ada lecek sedikit pun.

Dia adalah sang ketua OSIS tahun ini yang sekitar tiga bulan lagi akan lengser, Nagara Samudra Dewa.

Pemuda yang tidak lain adalah Guntur Langit Syandyakala menghentikan langkahnya, "ada apa? Gue sibuk."

"Lo satu kelas sama Senja kan?" Tanya Dewa sambil memberikan selembar kertas yang isinya entah apa, "nih tolong kasih ke Senja."

"Punya kaki, punya tangan, kasih sendiri."

"Tolong gue sibuk ngurus OSIS, mumpung Lo sekelas sama dia." Dewa tetap ingin memintai tolong Guntur.

Pandangan Guntur lurus menatap kertas itu, lalu ia mengambilnya, "oke." Kemudian Guntur meninggalkan Dewa di sana.

12 IPA 4, kelas ini lumayan ramai sekarang maklum waktu menunjukkan pukul 07.15 yang artinya sekitar lima belas menit lagi pelajaran akan segera dimulai.

Kaki Guntur melangkah ke arah gadis yang kini tengah duduk berdua dengan sahabatnya yang tidak lain adalah Bayu Saputra Pratama.

"Nih dari naga," ujar Guntur sambil memberikan selembar kertas itu kepada siswi yang memakai pita kupu-kupu di kepalanya.

Senja, siswi itu lantas menerima kertas yang diberikan oleh Guntur, "makasi ya."

"Lagi pdkt Lo?" Ujar Guntur kepada Bayu yang sedari tadi memperhatikan mereka.

"Ngaco Lo," ucap Bayu menanggapi ucapan Guntur.

Dari tatapan matanya Bayu tahu keadaan Guntur saat ini. Guntur yang masa bodo melanjutkan langkahnya ke arah kedua sahabatnya yang duduk dibelakang sambil bermain game online pada ponsel mereka.

Gibran yang melihat Guntur ke arahnya lantas mematikan ponselnya begitu juga dengan Reyland, "Napa Lo kusut amat pagi-pagi," ujar Gibran.

"Motor gue disita, mana tadi pake bus gue ke sekolah. Tuh temen Lo gue telponin gak diangkat, eh sampai sekolah malah lagi pdkt," ucap Guntur sambil matanya itu melirik ke arah Bayu dan Senja yang tengah asik berbincang dengan ketiga temannya.

"Lo cemburu Tur," ujar Reyland.

"Ya enggak lah!"

"Emang bener ya kata orang. Cinta itu kayak layangan, kalau putus eh malah dikejar teman."

***

Di ujung kantin sana, tepatnya di pojokan. Empat orang siswa dengan pakaian urakan mereka tengah menikmati makan siang.

Bel istirahat sudah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu, masih banyak yang mengantri untuk mendapatkan makanan yang mereka pesan. Tapi, empat orang siswa ini dengan kekuasaannya mereka bisa cepat dapat. Gak deng, mereka ke kantin  duluan dengan alasan ingin ke toilet tapi beloknya ke kantin.

"Itu apa?" Tanya Reyland menunjuk paper bag yang berada didekat Guntur.

Sedangkan Guntur menoleh, "kotak makan yang waktu itu."

"Punya Senja?" Tanya Bayu menimpali.

Guntur hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Isinya kotak makan doang?" Tanya Gibran.

Lagi-lagi Guntur mengangguk.

"Dasar gak modal, ada kek gitu tambahannya macam permen kek, apa kek," ujar Reyland.

"Kalo permen, itu sih mau Lo!"

Kemudian Bayu memberikan sebatang coklat putih kepada Guntur, berniat untuk diberikan kepada Senja nanti, "nih kasi dia."

Guntur langsung saja menatap Bayu dengan tatapan yang menyelidik, "kalo mau pdkt gak usah lewat perantara dong!" Ucap Guntur namun tetap saja mengambil coklat putih itu dan memasukkannya ke dalam papar bag.

Tanpa peduli ketiga temannya, Guntur lebih dulu melangkah ke arah empat siswi yang makan sambil mencengkrama.

"Guntur tuh gengsi atau gimana?" Tanya Gibran.

"Dia masih mau, tapi ya gitu." Bayu kembali keaktivitas makannya yang sempat tertunda tadi.

Sedangkan Guntur kini sudah sampai di hadapan gadis yang memakai pita kupu-kupu di kepalanya, ia memberikan paper bag itu, "nih gue balikin."

Senja, gadis itu mendongakkan kepalanya melihat siapa orang itu, mulutnya masih mengunyah bakso. Ia menaikkan alisnya bertanda bertanya, "apa apa?"

"Kotak makan Lo. Nasi goreng yang udah gue makan," jawab Guntur.

Senja mengerti, ia menelan baksonya dulu lalu berkata, "ada isinya gak?"

"Liat aja sendiri." Kemudian Guntur pergi terlebih dahulu.

Melihat Guntur yang pergi, lantas para gadis di sana bertanya-tanya.

"Guntur tu kenapa?" Tanya Dinda.

"Iya, kok temben diam gitu," ujar Karina.

"Kesambet kali," timpal Safa.

Senja mengedihkan bahunya tidak tahu. Lantas ia langsung membukan paper bag itu yang isinya adalah kotak makan dan apa ini, coklat putih dan dua buah jeruk?

Tanpa sadar senyum Senja mengembang, "masih ingat ternyata."



•••••
HAI EVERYONE!

NEXT PART GAK?

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YAA
THANKS!

🐣💛

(Don't forget to follow me)

zazaatan

Desember 2021

Guntur SyandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang