33. PENYERANGAN (2)
.
.Happy Reading 🐊🧡
Guntur Langit Syandyakala menatap seseorang yang baru saja datang dengan tatapan intimidasi. Masih di lokasi yang sama, markas BALVAGOS.
"Darimana Lo? Baru ingat hari ini ada pertemuan?"
"Harusnya disini Lo yang berperan penting."
"Bukannya malah ngilang gak ada kabar."
Sedangkan seseorang itu hanya bisa menghembuskan napasnya pasrah, "maaf tadi gue ada urusan. Gak bisa ditinggalkan."
"Urusan apa?" Tanya Guntur.
"Keluarga... Se– sepupu gue abis dihadang orang." Orang itu biarpun sedang diintrogasi Guntur, matanya tetap saja biasa-biasa saja.
"Sepupu Lo gapapa?"
Orang itu hanya menjawab dengan gelengan kepala, "yaudah latihan, gue titip mereka sebentar," ucap Guntur kemudian berlalu dari sana.
Guntur melajukan motornya menuju supermarket terdekat. Di perjalanan di tepi jalan matanya tidak sengaja melihat seorang gadis sambil membawa sebuah kantong plastik ukuran sedang.
Guntur memberhentikan laju motornya tepat di hadapan gadis itu, "ekhm.. selamat sore emang dah kalau jodoh itu dimana aja pasti bakal ketemu."
Gadis itu memang sudah berhenti karena ia terkejut tiba-tiba ada motor yang berhenti di hadapannya. Menatap pemuda yang baru saja datang ini dengan tatapan malas, "jodoh jodoh palalu jodoh."
"Aduh Senja udah deh gak usah gengsi lagi soal perasaan sama gue," ucap Guntur.
Gadis itu adalah Senja Ariestya Mentari. Senja baru saja keluar dari supermarket. Saat ini Senja memang berada di rumah tantenya dan kebetulan Senja merasa lapar. Ingin hati membeli makanan berat, eh malah gak ada dan alhasil ia hanya membeli makanan instan dan beberapa cemilan ringan saja.
"Apaan sih datang datang bukannya jawab salam, malah jodoh-jodohan. Situ waras."
"Ngapain Lo di sini? Ngikutin gue Lo ya," ucap Guntur.
"Dih dih ngapain juga ngikutin Lo," ucap Senja.
"Ya kan biar gue selalu ada dipandangan mata Lo."
"Sumpah gue pengen muntah."
"Setres nih orang."
Setelah mengatakan itu Senja kembali berjalan meninggalkan Guntur yang tengah mesem-mesem sendiri di sana.
Namun Senja belum menjauh Guntur kembali mengejar Senja sampai lupa tujuan utamanya, yaitu ingin membelikan para anggotanya yang sedang latihan itu cemilan.
"Wait.. gak baik cewek jalan sendiri malam-malam gini, gue antar yuk," ucap Guntur sambil memberikan helm cadangan miliknya.
"Ogah!"
Senja kembali berjalan meninggalkan Guntur disana. Dan lagi-lagi Guntur kembali mengejarnya.
"Ayolah Nja, Lo dukung kek proses pdkt gue sama mantan. Lo mah gitu," ucap Guntur.
"Dih sapa juga yang pdkt sama Lo."
"Senja ayo deh." Guntur masih terus mengajak Senja.
KREK.
Suara itu tiba-tiba saja terdengar, membuat Senja reflek memegang lengan Guntur dengan badan yang sedikit berdekatan.
Guntur juga terkejut. Tapi ia lebih terkejut lagi karena wajahnya dan wajah Senja hampir bertemu, "tuh kan gue bilang apa, udah sekarang gue antar yuk."
"Gak ada penolakan, mantan."
Karena jantungnya yang masih terkejut, Senja akhirnya menerima uluran helm yang diberikan Guntur. Dengan perlahan ia menaiki motor yang ditumpangi Guntur.
Sebelum itu, mata Guntur memincing, melihat ada apa dari sumber suara tadi. Ia melihat ada tiga orang di sana, dengan jaket hitam, masker hitam, dan juga topi hitam. Tiga orang itu menunjukkan gelagat curiga.
Mata tiga orang itu bertemu dengan mata Guntur, lantas ketiga berlari meninggalkan tempat.
Guntur yang melihat itu segera mengambil ponselnya dan menghubungi salah satu sahabatnya.
"Ayo dong jalan," ucap Senja sambil memukul pundak Guntur lumayan keras.
Guntur menolehkan kepala ke belakang sedikit, "iya sabar-sabar."
***
Semua anggota BALVAGOS kini sudah lengkap. Lima puluh lima orang, berdiri dengan tampang gagah mereka.
"Jangan ada yang coba-coba bawa Sajam, kalian tau sendiri akibatnya."
"Gue gak mau ada istilah Senjata Makan Tuan di sini, jadi buat kalian yang bawa Sajam, keluarkan!"
Ada lima orang di sana yang mengeluarkan sebuah pistol dari tempat persembunyiannya.
"Kalau takut! Pulang! BALVAGOS gak butuh orang yang berani cuma karena senjata!"
"BALVAGOS!"
"PANTANG PULANG SEBELUM LAWAN TUMBANG!"
***
Di sinilah mereka sekarang, di sebuah markas tua. Mereka saling pandang meremehkan masing-masing.
BALVAGOS VS LEO.
Kejadian yang menimpa anggota BALVAGOS kemarin membuat Guntur murka. Guntur tidak terima anggotanya telah dijadikan bahan percobaan, atau lebih tepatnya untuk memancing gang-nya untuk beradu kekuatan.
Kini dihadapan Guntur berdiri Lingga Angkasa. Pemuda itu dengan senyum miringnya menatap Guntur yang matanya menyiratkan kemarahan.
"Guntur Guntur, emang benar kali ya si Aldo itu anak emas Lo. Jadi gak salah juga gue jadiin dia umpan pancingan," ucap Lingga sambil menepuk pundak Guntur.
Guntur menepis tangga Lingga yang berada di pundaknya, "gak usah pegang gue. Najis!"
"Anjing!" Desis Lingga sambil menatap tangannya yang ditepis oleh lawannya.
Lingga kembali menatap Guntur, "gue gak tau apa yang Lo bakal katakan jika Lo tau semuanya."
"Mantan pacar Lo." Lingga memajukan langkahnya mendekati Guntur, ia membisikkan sesuatu, "termasuk sahabat Lo sendiri."
BUGH!
•••••
HAI EVERYONE!NEXT PART GAK?
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YAA
THANKS!🦖🧡
(Don't forget to follow me)
zazaatanJanuari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Guntur Syandyakala
Teen Fiction[SELESAI] Namanya Guntur Langit Syandyakala Pemuda yang paling anti dengan masalah percintaan tapi dalam kehidupan nyata dia sering kali mengucapkan kata-kata manis untuk sebagian besar penggemarnya yang lebih banyak dari kalangan perempuan. Bagaim...