06. BERTEMU

76 4 0
                                    

Hai Guys!
Cuma mau bilang, jangan lupa voment ya

06. BERTEMU
.
.
JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, AND SHARE YAA
Happy Reading!

Pagi hari ini, matahari mungkin masih malu malu nampaknya, awan kelabu yang lebih menguasai, angin sejuk yang menusuk pori pori kulit, dan jangan lupa bau tanah yang masuk ke indra penciuman ketika air dari langit turun ke bumi.

Ya, pagi ini di kota ini suasana sedang mendung. Bukan mendung lagi, tapi hujan.

Seorang gadis gelisah dalam tidurnya. Memutar tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Sambil menggaruk kepalnya. Ia bangkit dan langsung loncat dari ranjangnya.

Lari terbirit-birit menuju kamar mandi. Satu menit berlalu, gadis itu keluar sambil tersenyum. Gadis yang mengenakan piyama bermotif kupu kupu itu melangkahkan kakinya menuju depan jendela kamarnya.

Membuka jendela, menghirup aroma tanah yang tertimpa air hujan. Sambil tersenyum ia berkata, "selamat pagi tipu-tipu world."

"Sayang banget hari ini hujan."

"Tuh kan hujan aja gue sayang, gimana dia?"

"Eh tapi, dianya siapa?"

"Ah bodo gue mau mandi habis itu siap siap biar dikira rajin sama mama."

Gadis itu kemudian dengan hati riang bagai musim duit, segera menuju kamar mandi dan melaksanakan ritual mandinya.

Sepuluh menit berlalu kini, gadis yang tadinya menggunakan piyama bermotif kupu kupu sekarang sudang berganti dengan seragam sekolahnya.

Melangkah ke meja rias, menggunakan bedak sedikit, mascara agar matanya menjadi lentik, dan jangan lupa liptint agar bibirnya tidak pucat.

"Gue gini aja cantik, emang keturunan papa itu bibit unggul semua," ucap gadis itu sambil mengikat rambu panjangnya.

Rambut hitam legamnya yang digerai dan tidak lupa memakai bandana hitam yang menjadi ciri khasnya. Mengambil tasnya dan menenteng sepatu putihnya sambil berjalan ke arah pintu. Dari pintu ia mencium aroma aroma telur omlette yang enak.

Dengan langkah sempurna ia menuruni bukit  dan berjala menuju meja makan. Di sana ternyata sudah ada sang papa,dan mamanya masih berkutat di dapur.

"Telat kamu, yang pertama buat papa," ucap sang papa yang melihat anak satu satunya itu baru datang sambil menenteng sepatu dan tasnya.

"Yee papa gak bisa gitu, yang tua harus ngalah sama yang muda," balas gadis itu.

"Gak, papa gak mau. Pokonya ini punya papa tunggu mama aja itu lagi dimasakin."

"Papa sih kecepatan datangnya."

"Siapa suruh kamu lama."

"Pa.. papa ngalah ya, aku telat ini. MAMA COBA LIHAT PAPA NGAK MAU NGALAH MA.." ucap gadis itu dengan teriakannya.

TUK.

Sendok besi itu mengarah tepat di kepalanya, papanya adalah pelakaunya, "heh sakit tau kalo aku tambah bego gimana, papa tanggung jawab."

Guntur SyandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang