29. ADA APA?

18 2 0
                                    

29. ADA APA?
.
.

Jangan lupa votenya kakak ⭐

Happy Reading 🐣🧡

Guntur berjalan beriringan bersama ketiga temannya. Mereka melangkah ke arah parkiran. Ya, jam pulang sudah tiba. Maklum lah mereka, datang terlambat pulang lebih cepat.

"Bay, gue bareng Lo." Guntur memang tidak membawa kendaraan. Sesuai ucapan tadi siang, ia pulang bersama Bayu.

"Iya," jawab Bayu seadanya.

Tiba-tiba saja, seorang siswi berpita kupu-kupu menghampiri keempat pemuda di sana.

Guntur terkejut melihat kedatangan siswi ini, ada apa? Pikirnya begitu.

Mata siswi itu menatap keempatnya damai. Tapi satu tujuannya, Bayu Saputra Pratama.

"Bay, entar malam jadi ya," ucap siswi itu.

Guntur melihat gadis itu menatap harap kearah Bayu, ada apa sebenarnya?

"Iya jadi gak mungkin gue lepas Lo gitu aja," ucap Bayu sambil memberikan senyumnya kepada siswi dihadapannya ini.

"Pulang sama siapa?" Tanya Bayu.

"Sama Safa kok."

Bayu menganggukkan kepalanya, "hati-hati. Kenapa gak bilang nanti aja, biasanya juga chat."

"Kalo nanti takut lupa, hp gue juga lowbat." Sebagai balasan Bayu mengusap kepala gadis itu lembut.

Guntur, sedari tadi hanya membuang muka saja, malas sekali dia melihat interaksi dua sejoli di sampingnya ini.

"Oh iya Guntur, thanks buat yang tadi." Ujar gadis itu kepada Guntur.

Jangan ditanya Guntur mendengar itu diam-diam tersenyum. Tapi senyum itu sesaat ia kembali memasang muka biasa-biasa saja, sambil mengangguk, "iya sama-sama."

Tadi, saat Guntur tersenyum tidak terlepas dari pandangan mata Reyland. Cowok dengan permen susu di mulutnya menatap Guntur, "alah bilang gak cemburu," ujar Reyland membatin.

"Yaudah kalo gitu gue duluan, Safa nungguin soalnya." Gadis itu kemudian berlalu dari hadapan keempat pemuda itu.

"SENJA! GUNTUR BILANG HATI-HATI!" Ujar Gibran dengan senyum jahilnya sambil menatap kearah Guntur.

"Aduh siapa sih tadi yang senyum waktu ada yang bilang, ekhm.. Guntur thanks ya buat yang tadi. Aduh sapa tuh." Lagi-lagi Gibran menggoda Guntur dengan menirukan cara bicara siswi tadi.

"Siapa tuh tadi yang matanya mau keluar waktu Bayu ngusap palanya Senja." Kini giliran Reyland yang menggodanya.

Guntur yang mendengar itu langsung menatap kedua pemuda dihadapannya ini dengan tatapan nyalang. Sedangkan Bayu jangan ditanya, dia juga ikut terkekeh mendengar godaan yang dilontarkan kedua temannya ini.

"Gib, pernah rasain tamparan dari surga gak?" Tanya Guntur sambil memberikan senyum miringnya.

"Gak pernah tuh." Gibran menggeleng.

"Mau nyoba?"

Lagi-lagi Gibran mengangguk, "iya siapa tau biasa masuk surga."

PLAK.

Guntur memang memberikan tamparan kepada Gibran, tepat dipipi sebelah kirinya. Guntur yang memang membawa kunci motor Bayu langsung saja melangkah pergi tak lupa dengan Bayu yang mengikutinya.

"ANJING! GUNTUR BABI LO! SARIAWAN GUE ITU!"

***

"Gue mau minta alamat Senja," ujar Guntur sambil terus menatap ke dapan memperhatikan kartun kembar botak di televisi.

Sekarang Guntur dan Bayu berada di ruang keluarga kediaman Niko-- ayah Guntur.

Tadi, saat mengantarkan Guntur, ada Niken di depan gerbang hendak pergi katanya. Karena Niken-- Bunda Guntur, takut rumahnya hancur ditinggal sendiri oleh anak semata wayangnya itu dan alhasil Guntur dititipkan kepada Bayu untuk sementara.

Maklumlah ibu-ibu.

"Minta ke siapa?" Tanya Bayu menjawab pertanyaan Guntur.

"Ya ke Lo lah, ke siapa lagi."

"Siapa coba yang dekat sama Senja selain Lo," lanjut Guntur sambil menatap Bayu dengan tatapan sinisnya.

Bayu yang mendengar itu tersenyum miring, "gak ngapain ngasih ke Lo."

Guntur melotot, "Lo gak ingat gue siapa?"

"Tau gue. Tapi buat apa? Inget Lo sama Senja udah MANTAN!"

Guntur gelagapan mendengar ucapan Bayu, "ya apa salahnya?"

"Ya salah lah. Lo kayak gitu kayak orang gagal move on." Bayu memincingkan matanya, "jangan-jagan Lo masih suka sama Senja. Secara Lo putus dari Senja, mana ada Lo pacaran lagi."

"Ya–ya ngak lah gue cuma mau memperbaiki hubungan silaturahmi antar sesama mantan," ucap Guntur.

"Alah gaya Lo. Terus mantan Lo yang lain-lain gimana nasibnya? Gak mau memperbaiki hubungan silaturahmi juga?" Ucap Bayu.

"Kan sekarang cuma Senja yang gue tau, atau jangan-jangan Lo emang lagi pdkt sama Senja," ucap Guntur.

"Kalo iya kenapa?"

***

Malam hari dengan suasana damai, sedamai hati Guntur tanpa kehadiran perempuan. Guntur Langit Syandyakala, pemuda itu kini berdiri di hadapan gerbang hitam yang menjulang tinggi.

Dilihatnya bel rumah yang terletak di tembok sebelah kiri, Guntur langsung memencetnya.

"Sebentar!" Suara itu berasal dari dalam. Pintu gerbang terbuka memperlihatkan seorang pria paruh baya dengan pakaian rumahannya.

"Om Damar!" Guntur terkejut melihat siapa yang membukakan gerbang itu. Langsung saja ia menyalimi tangah pria paruh baya yang sangat berpengaruh pada arena malam.

"Tunggu, om tinggal di sini?" Tanya Guntur.

"Iya saya tinggal di sini. Memangnya kenapa Guntur? Oh iya teman kamu yang lain mana tumben sendiri," ucap Damar.

Damar Bhayangkara, seorang pria yang waktu mudanya itu berpengaruh pada dunia arena malam. Sampai sekarang, sampai ke genarasi anak-anak mereka Damar masih saja disegani.

Guntur terdiam, "om kenal Senja? Ini rumah Senja kan?" Tanya Guntur memastikan.

Damar terkekeh, "kenallah, wong orang anak saya."

Mata Guntur hampir keluar, jantungnya berhenti berdetak sejenak, kakinya lemas, "serius om?" Tanyanya memastikan.

"Yakali saya bohong. Yaudah masuk dulu, mau ketemu Senja?" Ucap Damar mempersilahkan Guntur masuk.

Belum sempat Guntur disuruh duduk, datanglah gadis dengan sweater bermotif kupu-kupu dan jeans putih keluar dari rumah berniat ingin mengambil sepatu yang berada di rak luar tapi ternyata matanya tertuju pada seorang pemuda yang berdiri sambil menenteng helmnya.

"Loh— GUNTUR?!"




•••••
HAI EVERYONE!

NEXT PART GAK?

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YAA
THANKS!

🐣🧡

(Don't forget to follow me)

zazaatan

Desember 2021

Guntur SyandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang