35. TERBONGKAR?

24 1 1
                                    

Hai haiiii













Balik lagi











Lama ya?











Serasa nunggu mas crush peka













Gakpapa














Sabar aja















Guntur masih disini kok
















Happy Reading 🐣🧡






























Kini Senja berada di rumah Lingga. Bukan mereka berdua saja, tetapi di sana juga ada Oma, Bayu, dan juga Damar–papa Senja.
Setelah dari rumah sakit tadi, Lingga langsung dibolehkan pulang. Hanya cedera kecil yang dia alami.

"Kalau kamu tau Lingga akan melakukan itu, seharusnya kamu larang dia Senja," ujar Oma.

"Kamu tau kan kalau Lingga dititipkan ayahnya kepada kita, kalo dia kayak gini, mau nyalahin siapa? Kamu?"

Senja hanya diam saja, posisinya yang duduk di samping Lingga dan diapit oleh Bayu juga membuatnya tak bisa berkutik.

Melihat itu Lingga mengambil tangan kiri Senja dan mengusapnya pelan, "udah Oma, Senja gak salah ini emang salah Lingga kalaupun juga Senja gak datang mungkin akan lebih parah dari ini," ujar Lingga.

"Kalau bisa Guntur buat Lo mati aja gapapa," gumam Batu di sana.

"Oma ngertiin Senja dong, keperluan Senja bukan hanya menyangkut Lingga."

"Oke disini posisinya Lingga emang calon tunangan Senja, tapi Senja juga mau bebas Oma."

Oma yang mendengar cucunya berbicara seperti itu langsung tersulut emosi, "kamu ngelawan sama ucapan Oma? Iya?"

"Hey dengar Oma gak bakal salah pilih, Oma tau Lingga itu yang terbaik buat kamu."

"Itu bagi Oma, beda sama pendapat Senja. Tolong hargai Oma."

"Kamu ngelawan, acaranya bakal Oma majukan. Setelah kelulusan nanti, kamu sudah tunangan dengan Lingga." Final keputusan wanita tua itu tidak bisa dibantah.

"Oma gak bisa gitu—"

"Maaf Oma tapi Senja juga punya cita-cita dia punya masa depan. Biarkan dia kejar masa depannya itu untuk dirinya sendiri," ujar Bayu memotong ucap Senja.

"Kamu ya. Kamu yang buat Senja jadi ngelawan sama saya, jangan mentang-mentang kamu saya gak setujui dengan Senja, kamu mau pengaruhi dia," ucap wanita tua itu sambil menunjuk Bayu.

"Bu, udah jangan salahkan Bayu," ujar Damar di sana.

Wanita tua itu menghiraukan anaknya, tatapan beralih pada Lingga, "Lingga sekarang kamu istirahat. Senja bantu Lingga ke kamarnya."

Senja memutar bola matanya malas dan menghela napas pendek, "iya." Kemudian ia berdiri dari duduknya.

"Kamu jangan coba-coba buat pengaruhi Senja," ucap wanita tua itu penuh dengan penekanan kepada Bayu. Dan Bayu di sana hanya bisa mengangguk saja.

Lain halnya kini di sebuah kamar dengan nuansa gelap. Kamar yang dipenuhi oleh poster motor gede kini terang kala lampu telah dinyalakan oleh Senja.

Setelah Senja membantu memapah Lingga ke kasurnya. Kaki Senja ingin berbalik namun ditahan oleh Lingga yang menahan tangan Senja.

Guntur SyandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang