24. CHEATING ON YOU
.
.Jangan lupa vote comment yaa
Happy Reading 🧡🐊
Di warung pak haji, tepatnya banyak pemuda yang duduk manis di sana, padahal jam pelajaran pertama akan berbunyi sepuluh menit lagi.
Guntur Syandyakala, pemuda itu tengah asik memakan permen yang dipalaknya dari Reyland. Dengan terpaksa sekali Reyland Satria Adibaskara itu memberikannya padahal permennya masih tersisa dua biji lagi.
"Thanks Rey makanya lain kali bawa permen itu selusin biar bisa Lo bagi ke gue," ucap Guntur sambil menepuk pundak Reyland.
Sedangkan Reyland masih saja cemberut, lihat saja bibirnya masih dimonyongkan,
"Itu sih maunya elo Saepul!" Cibir Reyland."Heh! Itu bibir biasa aja kali gak ada yang doyan sama bibir Lo gak ada bagus-bagusnya," ujar Gibran. Pemuda itu tengah asik menyeruput kopi susu yang sudah ia pesan.
"Tuh temen Lo minta maksa lagi, mana terima kasihnya pas udah abis." Reyland pemuda itu ternyata masih kesal dengan sang ketua.
"Gampang nanti suruh Bayu yang ganti."
Ngapain pada bawa nama Bayu, dia kan gak bersalah. Memang sudah, siapa yang salah siapa yang disalahkan.
"Bayu mana kok gak nongol," ujar Guntur.
"Gak tau juga, atau paling dia udah di kelas kayak gak tau Bayu aja," jawab Gibran.
"Mungkin kali."
"Rey paket gue kapan datangnya?" Tanya Guntur.
Karena semalam, Guntur memesan sebuah pakaian di toko online menggunakan aplikasi yang ada di ponsel milik Reyland, karena Guntur tidak memiliki aplikasi itu dan dia juga malas untuk pergi ke toko pakaian.
"Rey gimana? Kapan datangnya?"
Masih tidak ada respon.
"Rey!"
Tetap tidak ada Respon. Malah sekarang Reyland tengah membuka bungkus permen untuk yang kesekian kalinya.
"Allahu Akbar anak ini! Rey denger gue gak?!"
"Reyland Satria Adibaskara!"
"APA!"
kan, sama-sama nge-gas. Reyland menatap Guntur dengan tatapan sengitnya. Guntur tahu, adik kecilnya itu masih marah karena masalah permen tadi, "paket gue udah sampe mana?" Tanya Guntur dengan senyum yang lebar menatap Reyland.
"Belom sampe mana-mana masih dikemas," jawab Reyland seadanya.
"Oh oke kalau udah, alamatnya kan pake punya elo, kalo udah bilang gue."
"Iya."
"Jangan marah dong, ganteng deh Lo, Kalo diliat dari ujung samudra tapi."
"Anjing!"
"Canda, tenang nanti gue ganti permennya mau berapa tinggal sebut."
"Bener nih? Awas Lo bohong, gue jual helm baru Lo!"
"Iyaa."
***
Saat bel tanda istirahat pertama berbunyi, barulah ketiga pemuda yang bernama Gibran, Guntur, dan Reyland itu datang ke sekolahnya. Melalui tembok belakang sekolah yang menjulang tinggi.
Tembok itu biasa bagi mereka. Udah biasa bertemu dan dicoba.
"Langsung kantin atau kelas dulu?" Tanya Gibran sambil menepuk seragamnya membersihkan debu.
"Kelas aja cari Bayu dulu," jawab Guntur.
Kemudian ketiganya berjalan menuju kelas. Dengan santainya sambil menggoda para siswi yang menatap mereka dengan tatapan memuja.
"Rylin, Lo tau Bima sakti kan?" Guntur pemuda itu menghentikan langkahnya. Berhenti dihadapan siswi dengan rambut lurus sepunggungnya.
"Iya tau," jawab Siswi yang ber-nametag Rylin dari kelas 12 IPA 2.
"Nah kalo gue itu Andromeda."
"Kenapa tuh?"
"Lo Bima sakti dan gue Andromeda, Lo bisa liat gue disini sementara gue gak akan liat Lo dari sana." Setelah itu banyak tawa yang terdengar dari mulut siswa siswi yang melewati lapangan SMA ANDROMEDA.
Guntur meninggalkannya bersama kedua temennya dibelakang yang juga ikut tertawa mendengar gombalan yang diberikan oleh Guntur Syandyakala.
Menggeram marah, Rylin menarik napasnya panjang, "GUNTUR SYANDYAKALA NYESEL GUE SUKA SAMA LO!"
"Gila Lo Tur, kasian anak orang," ujar Gibran masih dengan kekehannya.
"Ya anak orang bukan anak gue."
Setelahnya mereka sudah sampai pada kelas mereka, 12 IPA 4. Kelas ini lumayan sepi sebagian muridnya sudah ke kantin.
Terlihat pojok bangku terakhir, Bayu Saputra Pratama tengah menaruh tangannya didada sambil menatap tajam ketiga pemuda yang baru saja sampai di kelas.
"Darimana?" Tanya Bayu saat ketiganya sudah sampai di kelas dan menghampirinya.
"Dari warung pak haji, sarapan." Guntur, pemuda itu hanya menatap sekilas Bayu yang tengah menatapnya tajam.
"Sarapan atau bolos?!"
"Ihhh nge-gas," ujar Gibran.
"Alah, gak lulus nanti nanges!"
Bayu yang tidak peduli dengan para sahabatnya itu, ia membuka tas biru navy miliknya mengambil ponsel dan sebuah coklat batangan yang masih utuh dan tersegel.
"Mau kemana?" Tanya Guntur.
"Tuh." Tunjuk Bayu ke arah empat siswi di kelasnya ini.
Beranjak dari duduknya, ia berjalan ke arah sekumpulan siswi yang memilih memakan bekal miliknya di kelas.
"Nja," panggil Bayu.
Senja, gadis dengan pita bermotif kupu-kupu itu menoleh ke arah Bayu yang memanggilnya di belakang.
Sambil mengunyah makanannya, ia berdiri dan menaikkan kedua alisnya bertanda ia bertanya ada apa?
"Nih, sesuai pesanan." Bayu memberikan sebatang coklat putih favorit Senja.
Senja, jangan ditanya lagi ia begitu senang sekarang, sebelumnya ia menelan dan meminum air putihnya terlebih dahulu, setelah itu ia berbicara kepada Bayu, "makasi Bayu baik deh gak lupa ternyata," ucap Senja sambil mengapit pipi Bayu sehingga bibirnya itu maju seperti ikan.
Setelah apitan itu terlepas, Senja nampak berpikir, "gue kan pesannya dua."
"Sisa itu besok deh lain kali."
"Oke deh thanks ya."
Bayu tersenyum sambil mencubit kedua pipi Senja, "sama-sama. Impas kan."
"BAYU! SAKIT TAHU LEPAS GAK!"
Sedangkan di arah kelas di pojokan tepatnya, seseorang yang awalnya sibuk bermain ponsel seketika menolehkan pandangannya ke sumber suara.
Melihat dua orang yang berinteraksi antar lawan jenis itu, membuatnya bertanya-tanya dalam hati.
"Kalau gini gue diselingkuhin atau gak?"
•••••
HAI EVERYONE!NEXT PART GAK?
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YAA
THANKS!🧡🐊
(Don't forget to follow me)
November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Guntur Syandyakala
Teen Fiction[SELESAI] Namanya Guntur Langit Syandyakala Pemuda yang paling anti dengan masalah percintaan tapi dalam kehidupan nyata dia sering kali mengucapkan kata-kata manis untuk sebagian besar penggemarnya yang lebih banyak dari kalangan perempuan. Bagaim...