35- Perubahan Kevin (II)

1K 50 0
                                    

Kevin tersenyum mendengar makian Claudy. Saat ini Claudy menatap Kevin dengan penuh dendam, amarah, kebencian, muak, semuanya. Claudy memberontak agar ikatan talinya terbuka.

Namun naaa, anak buah Kevin semakin mengeratkan ikatan tali tersebut, hingga tangan Claudy memerah.

"Cup, cup, cup, duhhh, kasian ya". Ucap Kevin memandang wajah Claudy yang sedang kesakitan.

"Sakit ya? Tapi Claudy, kali ini aku tidak akan melepaskanmu dengan begitu saja. Aku sudah memberi tahu mu bukan? Jangan dekati aku, bahkan aku menolak dengan keras perjodohan itu, tapi, kamu dan ayahmu malah bekerja sama dengan ayahku. Wah bukankah kamu seperti sedang mengajak perang dengan seorang Kevin Adhitama?". Ucap Kevin sambil menatap bola mata Claudy dengan tajam.

"Kamu tau, kamu itu sedang mencari lawan yang salah. Sekali aku bertindak, maka, akan aku tuntaskan sampai ke akar-akarnya". Lanjut Kevin sambil tertawa setelah mengatakan hal itu.

"Nikmati setiap malam dan siangmu dengan penuh penderitaan". Ucap Kevin dan tangannya seraya turun menyentuh wajah Claudy.

"Aku menolakmu bukan karena kamu jelek, tapi, aku menolakmu karena aku tidak pernah mencintaimu dan tak akan pernah. Harus berapa kali aku katakan hah? Mau sampai kapanpun, bahkan aku mati aku tidak akan pernah mencintaimu. Karena aku hanya mencintai Alice bukan kamu". Kevin mencengkram wajah Claudy, membuat Claudy memekik kesakitan.

Wajah yang tadinya melawan dengan kuat, kini ciut sepenuhnya karena perlakuan kasar Kevin.

"Jujur, aku tidak suka melakukan ini, jika aku menyakiti wanita, sama saja aku menyakiti ibuku sendiri. Tapi, aku benar-benar sudah muak denganmu Claudy. Aku tolak dengan halus, eh masih aja ngotot pengen nikah. Maka dari itu, terima semua ini sebagai balasan dariku". Kevin melepaskan cengkramannya.

"Aku tulus mencintaimu Vin, aku wanita sempurna, kamu tidak akan mudah menemukan wanita sepertiku yang ingin menikahimu, aku benar-benar tulus mencintaimu Vin". Claudy mengeluarkan air matanya.

Ahh, kamu kira Kevin akan mudah dibohongi? Kevin tidak akan termakan oleh air matamu itu, sekalipun kamu menangis darah nantinya, Kevin tetap akan kejam padamu.

Tanpa diketahui Kevin dua pasang mata melihat aksi kejam yang dilakukan oleh Kevin. Mereka adalah Edho dan Evan. Mereka bertanya-tanya apa yang terjadi pada Kevin? Kenapa dia menjadi seperti ini?

Sahabat sekaligus atasan mereka sedang menyakiti seorang wanita, dan wanita itu adalah Claudy. Tapi, apa alasannya? Mereka tidak tau itu.

"Perlukah aku menelpon polisi?". Bisik Edho pada Evan.

"Kamu bodoh atau bego? Tapi, itu sama aja. Kamu mau lihat sohib kamu masuk penjara hah?". Balas Evan lalu berbisik pada Edho.

"Kalau gitu apa yang harus kita lakukan? Kalau dibiarkan saja, bisa-bisa Claudy akan mati ditangannya".

Mereka tidak ingin Kevin menjadi seorang pembunuh. Mereka mulai kelabakan, apa yang harus mereka lakukan, mereka harus memikirkan sesuatu saat itu juga.

"Edho, pikirkan sesuatu dong". Bisik Evan sambil menjitak kepala Edho.

"Heh, kenapa kepalaku jadi sasaran empukmu hah?". Ketus Edho, lalu memikirkan cara agar Kevin berhenti dari aksi gilanya itu.

.

.

"Jika saja waktu itu kamu tidak berulah dengan terus memaksa untuk menikah denganku, maka hubunganku dengan Alice pasti masih baik-baik saja. Tapi, karena ulahmu membuatku sangat geram, makanya aku menculikmu. Apa kamu tau? Sudah hampir lima hari Alice belum memaafkanku". Kevin merayap ke kepala Claudy dan menarik rambut wanita itu dengan seerat-eratnya.

Claudy berteriak kesakitan, serasa kepalanya itu akan copot dari tubuhnya, sakitnya bukan main.

"Alice?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alice?". Ucap Edho lalu memandang kearah Evan.

"Telpon Alice". Ucap Evan sambil mengambil ponselnya.

"Astaga, kenapa aku bisa bodoh sih? No Alice kan aku tidak punya". Evan menepuk jidatnya.

"Dasar bodoh". Ketus Edho.

"Memangnya kamu punya?". Tanya Evan, Edho hanya membalas dengan senyuman manisnya.

"Hehehe, ya sudah, aku akan membawa Alice ke sini. Kamu tunggu disini dan terus awasi David". Ucap Edho gentle.

"Emangnya kamu tau dimana rumah Alice?"

"Tentu saja aku tau, Alice itu anaknya pak Camron, kamu pasti tau siapa itu pak Camron bukan?"

Evan mengangguk mengerti, Edho langsung tancap gas pergi untuk menjemput Alice.

Dirumah Alice, suara bel rumah terus berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dirumah Alice, suara bel rumah terus berbunyi.

Ting tong, ting tong, ting tong

Orang itu menekan bel dengan tidak sabarannya.

Alice berteriak dari ruang tamu.

"Duhhh, berisik tau!!!!". Ucap Alice geram pada orang yang menekan bel rumahnya secara terus-menerus.

Pelayan pun datang ke pintu setelah mendengar nona rumahnya berteriak.

"Siapa ya?"

"Maaf bi, Alice nya ada?"

Belum sempat pelayan itu menjawab Alice sudah nongol dari arah belakang.

"Siapa bi?"

"Ini non, saya juga gak kenal". Pelayan itu mundur agar Aku dapat melihat orang itu.

"Kamu bukannya????". Ucap Alice setengah berpikir.

"Maaf mengganggu, apa kamu bisa ikut denganku sebentar?". Edho ingin menarik tangan Alice namun dengan segera Alice menjauh darinya.

"Kemana? Tujuan? Apa maumu? Bukankah kita tidak akrab?"

"Baiklah, akan aku jelaskan sedikit. Kevin sedang melukai Claudy, dan sepertinya ini ada sangkut pautnya denganmu, aku takut Kevin akan melenyapkan Claudy, aku mohon ikut aku untuk mengehentikan perbuatan gila Kevin". Akhirnya air mata keluar dari mata Edho.

"Tunggu, Apa????". Teriak Alice.

Mereka pun bergegas menuju gedung kosong dimana Kevin menyekap Claudy.

*tbc*

Handsome widower in Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang