28- Perasaan Alice

858 44 1
                                    

Kevin menutup pintu lemarinya tanpa memandang ke depan, dia mendorong Alice ke depan dimana posisinya masih sama yaitu saat dia memeluk Alice dati belakang.

Perlahan tapi pasti Alice nemplok juga di lemari yang jahat itu, bisa-bisanya dia berdiri disana, itu pikir Alice.

Kevin mengangkat kedua tangan Alice keatas, mencium lembut leher Alice bagian belakang. Hal itu membuat Alice menjadi tak karuan. Pikirannya tak bisa diajak kompromi.

Kevin mendekati telinga Alice, lalu membisikkan sesuatu yang membuat bulu kuduk Alice meremang.

"Apa kamu mau adegan panas seperti di hotel waktu itu berlanjut?". Tanya Kevin, hal itu membuat Alice langsung memutar badannya menghadap Kevin dan mulai mendorong dada Kevin.

"Apa yang kakak katakan? Aku tidak mengerti". Tanya Alice yang berpura-pura tak tau apapun.

Kevin menyeringai mendengar jawaban Alice.

"Yang mulai duluan siapa coba? Aku melihatmu dikamarku sambil melihat bajuku, aku pasti akan berpikir kalau kamu ingin melanjutkan adegan panas kita di hotel waktu itu". Kevin tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.

Tidak, disini ada orang tuanya, astaga otakku sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Pesonanya terlalu kuat, bagaimana tidak coba, dia itu sangat menggoda, sexy, badan yang gagah, oh dan jangan lupa roti sobeknya juga, serta tatapan mata yang membuatku terhipnotis hanya untuk memandangnya saja. Tidak, tidak, tidak!!!!! Aku tidak boleh tergoda, sadar Alice.

"Apa yang kamu pikirkan? Apa kamu sedang memikirkan hal 'itu'? ". Ucap Kevin lalu mencium pipi Alice.

Sontak wajah Alice menjadi merah semerah tomat, Kevin kemudian menggendongnya ala bridal style dan membawa Alice ke sisi ranjang.

"Aku akan memakai baju, kamu tunggu disini, oke? Dan jangan coba-coba untuk mengintip ku ya?". Kevin pergi untuk memakai bajunya, sedangkan Alice, dia malu setengah mati, astaga dia sangat malu ketika mengingat adegan panas itu, bahkan yang lebih memalukannya lagi, dia yang memulai duluan, oh no!!!

Alice menidurkan dirinya dan menarik selimut untuk menutupi wajahnya yang memerah dengan tak sopannya.

Eh, tunggu, kak Kevin lagi pakai baju kan ya? Berarti dia liat dong baju yang aku letakkan tadi? Wah, gawat ini, aku harus keluar, sebelum dia menekanku lagi. Astaga dia itu kalau berdua denganku saja akan bertindak mesum.

Alice berdiri dan langsung keluar dari kamar itu dengan terburu-buru.

Di tempat Kevin

"Heh? Baju baru? Kapan aku membelinya? Perasaan aku tidak ada membeli baju deh".

"Ahhh, aku tau ini ulah siapa". Kevin keluar sambil membawa baju itu.

"Alice, kamu membeli ini untukku?"

"Lah, orangnya kemana? Huh, dasar, tinggal bilang aja langsung, ngapain pakai acara malu-malu segala? 'Kak aku membelikan baju ini untuk mu' tinggal bilang gitu doang apa susahnya sih?". Ucap Kevin sambil mempergakan suara Alice kemudian dia tertawa sendiri.

Dirumah Alice

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dirumah Alice

"Astaga, kalau dekat-dekatan mulu seperti tadi, lama-lama aku bisa hamil diluar nikah". Alice menghempaskan tubuhnya di atas kasur.

"Aku harus mandi air dingin, biar pikiran mesum ku hilang".

Di tempat lain

"Benny, kamu kenal Alice?". Tanya Alex pada Benny.

"Aku baru mengenalnya tadi, kebetulan karena dia bersama dengan sepupu Elsa tadi"

"Oh"

"Kenapa? Kamu suka pada nya?"

"Tidak, aku hanya bertanya"

"Istriku bilang kalau sepupunya itu menyukai Alice, tapi mereka belum memiliki ikatan apapun, baik itu pertunangan, pernikahan, bahkan tidak pacaran juga"

"Hah? Benarkah? Sepertinya aku masih memiliki kesempatan"

"Nah kan? Keceplosan, makanya kalau suka itu bilang aja, jangan sok jual mahal"

"Ck, jangan kasih tau siapapun, aku memang menyukai Alice, tapi sepertinya Alice menyukai sepupu istrimu itu"

"Bagaimana sih? Baru begini doang udah nyerah duluan. Masa kamu mau kalah sih sama duda? Sepupu istriku itu duda anak satu, coba aja kamu pikir. Jadi, mumpung ada kesempatan ya kejar lah, aku mendukungmu"

"Tapi, aku tidak percaya pada diriku sendiri, apa kamu tau? Pertama kali aku bertemu dengan Alice dia malah memanggil aku om, emang aku setua itu apa?"

Benny tertawa mendengar keluhan dari Alex itu.

"Yang sabar ya, lagian ya, wajar dia manggil kamu om, tampang kamu aja begini, kayak om-om. Sesekali pakai baju santai kek, jangan pakai baju kantor mulu, biar kesannya gak tua gitu"

"Aku udah terbiasa Benny, kamu tau sendiri kan?"

"Ya aku tau, tapi ini soal mengejar cinta Alice loh, ubah sedikitlah gayamu, jangan kayak om-om terus, lama-lama ku panggil om juga kamu". Benny terkekeh pelan sambil mengejek sahabatnya itu.

"Mau ku hajar hah?"

"Hahaha, ampun, ampun, maafkan aku bos". Benny tertawa lagi, sedangkan Alex mendengus kesal akan sahabtanya itu.

*tbc*

Handsome widower in Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang