Note;kalau lagunya gak bisa didengar pas sedang baca, author sarankan buat dengar dari resso ya🤣🤣, biar enak gitu pas bacanya, biar terasa aja gitu moment romantisnya
-----------------------------------------------------------
Kevin memarkirkan mobilnya di depan sebuah gedung, lalu membukakan pintu mobil untuk Alice.
"Mau ngapain kita disini?". Tanya Alice bingung.
"Nanti kamu juga akan mengetahuinya". Jawab Kevin.
"Kakak gak bakal macam-macam sama Alice kan?". Pikiran buruk Alice mulai menyerang otaknya.
"Kamu mikir apaan sih? Otakmu mikir hal yang mesum ya?". Tanya Kevin.
"Apaan sih". Ucap Alice sambil mencubit lengan Kevin.
"Aduh, jangan cubit-cubit ah, sakit tau". Ucap Kevin dan memasang wajah kesakitan.
Akhirnya sampai di dalam, saatnya untuk memberikan sinyal pada mereka.
Kevin mengeluarkan ponselnya.
"Kak, kok gelap begini sih? Takut tau". Alice memegang lengan Kevin erat.
"Udah, kamu gak usah takut ya. Kamu jalan aja terus, ntar rasa takutmu akan hilang sendirinya". Ucap Kevin sambil tersenyum manis.
"Duh, Lis, kakak kebelet nih. Kakak ke toilet dulu ya, kamu jalan aja terus, telusuri aja tangga ini, nanti akan kakak susul". Ucap Kevin dan melepaskan genggaman tangan Alice.
"Ihhh, gak mau, aku ikut. Takut kak". Sontak Alice menarik baju Kevin.
"Kakak mau ke toilet Alice, yakin kamu mau ikut?".
Alice berpikir sejenak, tanpa Alice sadari Kevin perlahan berjalan menjauhi Alice.
"Loh kak? Udah ngilang aja, huftt. Terpaksa deh naik sendirian, lagian ngapain kesini sih? Udah gelap, tempatnya agak menyeramkan lagi, padahal masih siang". Gerutu Alice.
Prang....
Tiba-tiba suara barang jatuh dan membuat Alice terkejut setengah mati.
"Apaan tuh? Hantu kah? Tapi gak mungkin, mana ada hantu ceroboh, pakai jatuhin barang segala. Yang ada hantunya langsung datang begitu aja". Alice kembali berjalan perlahan, pelan tapi pasti, menginjak anak tangga.
"Suasananya kok tambah horor aja sih?". Alice mengelus bagian belakang lehernya.
Alice melihat sebuah lilin dengan api yang sangat kecil, bertebaran disetiap penjuru ruangan itu.
Suara alunan musik perlahan mengisi ruangan itu, Alice mencari cari asal suara musik itu.
Janji suci lagu dari Yovie & Nuno, dinyanyikan oleh seorang laki-laki, yang menurut Alice suara itu tidak begitu asing di telinganya.
Tiap lirik, alunan musik, dan nadanya di dengar oleh Alice, lagu ini begitu menyentuh relung hatinya.
Tiba-tiba lampu di dalam ruangan itu menyala semua, membuat Alice sedikit kaget. Namun pandangannya terhenti pada sosok laki-laki yang sedang bernyanyi, memakai jas hitam dengan bunga mawar menmpel di bagian dada kirinya.
Dia adalah Kevin, bernyanyi dengan sangat merdu, di belakangnya terlihat sebuah layar. Disana terputar lah foto-foto kebersamaan Kevin dan juga Alice, mengenang kembali masa lalu mereka.
Lagu sudah terhenti, namun musik masih berlanjut, musik yang begitu romantis.
Perlahan beberapa orang keluar dari balik pintu. Orang tua Alice dan Kevin serta sahabat-sahabat mereka.
"Loh? Kok ada papa sama mama disini?". Alice kebingungan
Namun mereka hanya tersenyum pada Alice. Kevin berlutut di depan Alice, dan disaksikan oleh orang-orang yang ada disana. Joe merekam momen yang membahagiakan ini.
"Alice Camron, aku, Kevin Adhitama, melamarmu menjadi istriku dan menjadi ibu dari anak-anak ku kelak. Menjadi pendamping hidupku, melewati suka dan duka bersamaku, semua rintangan akan kita lewati bersama-sama. Jujur, aku bukanlah laki-laki yang sempurna, namun, bersama dengan mu aku merasa kekuranganku tertutupi, hingga membuatku menjadi sosok yang sempurna. Aku tau kalau aku pria yang egois, dengan memintamu menikah denganku. Dan aku sadar akan statusku, serta maafkan atas keegoisan ku yang tidak memikirkan perasaanmu. Tapi, aku juga tidak akan melepaskanmu, melihatmu pergi dengan pria lain, aku ingin mengatakan pada mereka bahwa kamu adalah milikku, kamu wanitaku jangan ganggu dia. Aku berharap bisa mengatakan itu didepan laki-laki yang mendekatimu. Aku tidak ingin berjauhan denganmu. Aku tidak ingin mengucapkan selamat tinggal setiap kita berpisah setelah kita bertemu, aku ingin selalu ada di dekatmu, memelukmu, aku ingin melihatmu yang sedang tertidur disampingku, dan juga ingin melihatmu saat membuka mata.
Alice Camron, will you marry me?"Alice belum menjawab, dia menatap mata Kevin, terlihat mata Kevin memerah, wajahnya terlihat gelisah, ia takut Alice akan menolaknya.
Alice memandang orang-orang disekitarnya, orang tua Alice yang sedari tadi meneteskan air matanya. Mereka melihat putri satu-satunya yang sebentar lagi akan menikah.
Alice menatap Kevin haru, lalu menghapus air mata Kevin, kemudian Alice menjulurkan tangannya.
"Pasang cincinnya di jari manis Alice". Ucap Alice dengan diiringi senyuman.
Semua orang yang ada disitu bersorak bahagia dan bertepuk tangan dengan gembira.
"Asik, aku dapet mobil". Ucap Joe yang tengah fokus merekam acara lamaran itu.

Semua orang berkumpul untuk merayakan pasangan baru ini.
"Kak, apa yang kakak janjikan pada Joe? Dia tampak bahagia begitu". Tanya Alice pada Kevin.
"Kendaraan roda 4"
"Hah? Yang benar saja? Kak, itu terlalu berlebihan"
"Apanya yang berlebihan? Kami ini sudah menjadi saudara sekarang". Ucap Joe memotong percakapan Alice dan Kevin.
"Iya Lis, yang dikatan Joe itu benar, dan rumah ini adalah hadiah untukmu"
Alice terdiam dan melihat sekeliling
"Wah, besar sekali"
"Ini tidak besar, masih besar rumahmu"
"Tapi ini juga lumayan besar kok"
"Besok ada designer baju pengantin yang akan datang ke rumah, kalau bisa besok kamu jangan ke rumah sakit dulu ya"
"Oh, besok?"
"Yes, honey"
"Ok deh". Alice tersenyum pada Kevin lalu mencium hidung Kevin.
"Apa aku boleh mengundang temanku?"
"Tentu saja, kenapa tidak?"
"Akan ku buat pesta semeriah mungkin. Pesta yang akan membuatmu terkesan, hingga kamu tidak akan pernah melupakan pesta di hari pernikahan kita"
"Terima kasih kak". Ucap Alice terharu.
"Hey, yang harus berterima kasih itu aku, Terima kasih karena kamu mau menerimaku apa adanya dan juga menerima anakku. Aku akan selalu menyayangimu hingga maut memisahkan kita". Kevin menggenggam tangan Alice lalu mencium punggung tangan Alice.
Alice kembali tersenyum dan memeluk Kevin.
Ahhh, malam ini Alice terlalu banyak tersenyum, itu menandakan kebahagiaan yang benar-benar membuatnya terharu. Terkadang bahagia itu kita dapatkan setelah mengalami banyak rintangan.
So, buat kalian yang saat ini memiliki banyak masalah, percayalah, skenario Tuhan itu sangat indah.
Ingatlah kata-kata ini!!!!
"Semuanya akan indah pada waktunya"
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome widower in Love ✔
Non-Fiction⚠️ DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT CERITA!!! JANGAN PLAGIAT YA, DOSA TAU!!! ⚠️ Kevin Adhitama adalah seorang duda beranak 1, istrinya meninggal di saat melahirkan anaknya, ketika anaknya mencapai usia 4 tahun Kevin masih tetap setia terhadap Almh istri...