🥀 || ⓿❽

89 81 11
                                    

HAPPY READING 📌🥀

****

Rio dan Chandra tampak berjalan mondar-mandir diruangan ekskul.Sesekali membaca mantra yang terlihat jelas di mulutnya yang sedang berkomat-kamit.

Langkah kakinya tak berhenti untuk menginjakan lantai yang tak tau menahu atas kegelisahan mereka.

"Lo bisa ngga ngikuti gue,Chan?"Tanya Rio yang memijat pangkal pelipis yang tidak sakit.

Chandra menghentikan langkahnya.Berjalan menghadap kerah Rio dengan tatapan sengit,"Kaki punya siapa?"Tanyanya.

"Lo"Jawab Chandra dengan nada bodohnya.

" Nah itu lo tau!makanya jangan ngatur!"Tungkasnya cepat.Rio hanya menggeram pelan.Sahabatnya ini tidak pernah ada bosannya untuk membuat tensinya naik berkalilipat.

"Tumben banget ya si Vano belum dateng kesini.Bisanya tuh anak paling cepet"Kata Rio sambil merebahkan tubuhnya kesofa berukuran cukup mini.

" Palingan lagi di anu sama Sasa"Cetus Chandra yang mendapat tatapan melongo dari Rio.

"Maksud lo?"Heran Rio mengangkat satu alisnya.

Chandra menghela nafasnya kasar.Sahabatnya ini tidak tau atau pura-pura tidak mengerti?

" Palingan tuh nenek lampir lagi nempel ditangannya Vano makanya dia kesini rada telat"jelas Chandra sambil mengedarkan pandangannya keluar pintu.Berharap orang yang dinantinya tidak akan muncul.Bahkan kalau perlu menghilang sekalian juga tidak apa.Mereka berdua sangat ikhlas.

Namun sepertinya dewi fortuna kali ini tidak berpihak pada mereka.
Seorang yang cukup cantik sedang berjalan kearah pintu dengan sebuah map dan laptop yang ada ditangannya.Wajahnya sangat cantik bahkan bisa dikatakan lebih dari cukup untuk cantik.
Namun,siapa sangka mereka malah menganggapnya sebagai kesialan karena wanita cantik itu berjalan kearah mereka semakin cepat.

Semakin cepat sedikit.

Makin cepat setengah.

Dan...

Wanita itu sudah ada dihadapan mereka dengan tatapan tajam dan juga sangat garang.Matanya mendelik tajam.
Adi dan Gemma hanya mampu mengehela nafasnya pasrah.

"DIMANA ANGGOTA YANG LAIN!!?" Katanya tajam sambil melempar map itu kearah wajah Rio.

Wanita itu adalah pembimbing ekskul Literne.Siapa lagi kalau bukan bu Ira.Seorang wanita yang sangat melebihi cantik,namun kecantikannya itu terkalahkan oleh wataknya yang sangat keras,sifatnya yang sombong dan juga sedikit angkuh.

" Biasalah bu"Jawab Chandra.

"SAYA NGGA SURUH KAMU JAWAB! Bentaknya tegas sambil berjalan kearah kursi.

Rio bergidik ngeri, sedikit mendekat kearah Chandra." Ini orang aneh Chan,Gue rasa ini orang kesurupan wewe gombel ataupun orang sinting.Kan dia ngasih pertanyaan tadi.Giliran gue jawab malahan marah.Emang benar-benar gila" Bisik Rio tepat di telinga Chandra.

Bagai kelelawar yang mempunyai frekuensi sangat peka,bu Ira menoleh kearah mereka dengan tatapan tajam.

"KALIAN NGGA USAH BISIK-BISIK!!NGGA USAH GHIBAHIN SAYA!!"Tajamnya penuh penekanan membuat Chandra sedikit bergeser menjauhi Rio.

****

" Lo bisa cepat apa ngga sih?!"Bentak Vano yang saat ini seperti penjaga pintu.Kedua tangannya disimpan dia aku celananya.Tatapannya sangat datar dan dingin.Namun pandangannya masih tertuju pada gadis yang baru saja ia seret dari kantin.

SEPOTONG HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang