🥀 || ❶⁵

50 34 13
                                    

Happy reading 🌊

****

2 Minggu kemudian.

Semua anggota Lilyterne sedang sibuk dengan aktivitas dalam mempersiapkan lomba yang akan dilaksanakan pada esok hari.

"Van!"Panggil Tania dengan keras.

Sang empu hanya menoleh tanpa ada niat untuk menjawab.

"Vano! kenapa harus naskahnya Si Cupu yang harus ditampilkan?!naskah gue oke kok! bahkan lebih bagus dari milik Sudra itu!"Keras Tania sambil berkacak pinggang kearah Vano,tak terima.

"Atau lo suka sama anak kampungan itu?body kecil,kaum sudra,anak miskin,cupu lagi!.Selera lo sekarang kok jadi rendah ya?"Tadas Tania.Ia lalu melempar buku yang dari tadi dipegang.Tania sangat kesal,apalagi anggota baru lebih diandalkan dari pada dirinya.

"Lo kenapa baru protes?"Jawab Vano singkat.Ia lalu duduk dengan santai.Meminum minuman soda yang sudah di sediakan di atas meja.

"Gue juga baru tau kemarin kalau naskah si Cupu itu yang dipake! tau gitu gue ngga perlu repot-repot mikir! ngga perlu menguras otak gue buat bikin naskah!"Keras Tania semakin menggema di ruangan.

Vano tersenyum simpul lalu melempar kaleng bekas minuman kekeranjang sampah.

"Gue ngga pernah minta lo menguras otak.Dan ingat!gue juga ngga pernah maksa ataupun nyuruh lo buat bikin naskah!"Balas Vano tetap santai menghadapai cewe yang ada didepannya.

Anggota yang lain terlihat sibuk sedang menghafal naskah dan berlatih peran yang sudah di tentukan.Jadi,mereka tidak ada waktu untuk mencampuri urusan mereka berdua.

"Lo kok sekarang memutar balikan fakta si?! oh gue baru inget sekarang! mentang-mentang lo udah ada si Inggit yang notabelnya adalah gadis miskin,sudra,cupu,kampungan terus lo bisa memutar fakta ?!"Kesal Tania.Ia lalu mengambil tas yang ada di atas meja.Membuka buku yang terlihat tebal dan juga panjang.

"Gue rasa mata lo kayaknya udah buta! lo lihat disini baik-baik! buka mata! disini lo udah mendatangani kalau gue itu resmi buat bikin naskah dalam acara dan lomba apapun!"Tania menunjukkan buku berwarna cokelat muda.Mulai menunjuk satu persatu nama anggota yang telah ditulis dan disusun pada satu tahun yang lalu.

Vano semakin menyunggingkan senyum.Ia lalu menatap tajam kearah Tania.

"Lo siapa disini?cuma anggota?atau lo mau numpang tenar? bahkan Bu Ira aja ngga protes kaya lo! lo cuma anggota tapi bicara lo ketinggian!"Tandas Vano dengan suara datar dan dingin.

"Gue cum..."

"Kalau lo udah bosen ada di ekskul ini,lo bisa pindah ke ekskul lain! ngga usah banyak protes!."

"Ikutin aturan main gue!."

"Kalau lo udah ngga betah! its oke,lo bisa keluar dari ekskul ini sekarang juga!."

"Pintu terbuka lebar-lebar!."

Vano langsung saja pergi meninggalkan ruangan itu dengan raut wajah yang tidak bersahabat.Moodnga kali ini bertambah buruk dari pada hari kemarin.

"Sialan!! lihat aja pembalasan gue,cupu!"Gumam Tania pelan dengan smirk mematikan yang terlihat sangat jelas di wajahnya.

****

"Lo kenapa ngga ikut keruangan ekskul?" Vano bertanya datar dengan kedua tangan yang dimasukan kedalam saku.Berjalan pelan menghampiri Inggit yang sedang membaca buku di perpustakaan.

"Aku lagi baca kak"Jawab Inggit seadanya.

"Gue tau kok lo lagi baca! mata gue juga ngga buta!tapi lo harus bisa membedakan! antara waktu berorganisasi sama engga! waktunya kumpul ya kumpul!" Vano memutar bola matanya malas.Ia sebenarnya Tak ingin berdebat dengan cewe ini.Akan tetapi,jika sudah berada di dekat Inggit hanya ada rasa dendam yang membara.

SEPOTONG HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang