🥀 || ⓿❾

84 79 24
                                    

HAPPY READING 📌🥀

****

"Sekarang lo udah nemu majikan baru?."

Pertanyaan itu menghentikan langkah Inggit yang baru saja akan duduk dikursi paling pojok.Ia sudah paham betul terhadap suara yang baru saja didengar oleh kedua telinganya,itu adalah suara Vano.

Ia menoleh kebelakang dan benar saja itu adalah Vano yang tengah memasang ekspresi wajah datar.

Aneh.Batin Inggit.

" Lo punya mulut?" Sinis Vano dengan suara tinggi.Untung saja kelas masih sepi.Hanya ada mereka berdua.

Gadis itu menghela nafasnya pasrah.Tak berniat menjawab sama sekali.Dengan langkah kecil,ia berjalan menuju kursi dan menyelesaikan tujuan awal.Yaitu duduk tanpa ada yang menggangu.Namun hari ini dewi fortuna tak berpihak padanya.

"Lo dikasih apa sama anak baru?!"

Vano berjalan mendekat kearah Inggit dengan wajah yang tak suka.

Inggit tak bergeming, tidak tau tentang perkataan Vano yang kali ini membuatnya merasa kesal.

" Dikasih ciuman?."

"Apa mainnya jatah-jatahan?."

Kali ini Inggit mengepalkan tangannya. Mencoba menahan emosi yang telah dipancing Vano.Apa katanya?jatah-jatahan?ini adalah pernyataan yang sangat membuat dirinya marah namun ia sebisa mungkin harus menahannya agar tidak meluapkan emosi.

Inggit dengan polosnya malah menggeleng pelan.

"Jauhin dia bisa?" Tanya Vano lalu duduk disamping Inggit.
Gadis itu tampak gugup,karena baru saja mendengar pertanyaan yang sangat lembut dari sang empu.Tidak seperti biasanya.

Inggit melirik kearah Vano," Kenapa harus jauhin?bukannya hubungan sesama manusia harus baik kak?" Tanya Inggit yang membuat Azel bungkam seribu bahasa.

"Kalau lo denger alesan ini lo mau jauhin anak baru itu?."

" Alasan apa? Bingung Inggit tak mengerti.

"Gue cemburu"Jawab Vano memasang wajah tak suka.

Bagai di sambar petir.Tubuh Inggit seketika menjadi lemas tak bertenaga.Tangannya mencengkeram tas yang ada diatas meja.Wajahnya begitu sangat gugup dan juga tampak merah merona.

" Jangan kepedean lo!" Vano yang melihat kegugupan di wajah Cindo langsung menegur keras.

Inggit tersentak kaget,"kenapa?"polos Inggit

"Ngga ada yang boleh milikin babu kaya lo selain gue!"Tadasnya tajam membuat Inggit semakin kuat mencengkeram tasnya.Dibuat terbang lalu dijatuhkan?sakit bukan?

" Kenapa bisa cemburu?"Tanya Inggit tak mengerti

"Otak lo bego?!."

" Udah keropos?!."

"Udah jadi bodoh?!."

Inggit menggeleng cepat.

"Karna gue manusia yang punya rasa,dasar tolol!!"tajamnya mencengkeram bahu kanan milik Inggit. Gadis itu meringis kesakitan.Bahkan,setelah Vano melepaskan cekalan itu masih ada sisa bekas tangannya yang menempel di lengan baju miliknya.

"Sekarang kerjain tugas gue!5 menit harus selesai!"perintah Vano sambil mengambil buku yang ada di dalam baju.Memang setiap hari Azel tidak pernah membawa tas dan Ia hanya membawa satu buku kesekolah.

" Mana bisa selesai kak 5 menit?"Sanggah Inggit setelah melihat rumus dan soal yang ada dibuku Vano.

"Harus bisa!otak lo genius bukan?!" Pertanyaan Vano seakan menyerang Inggit.Bahkan Inggit saat ini menatapnya tak percaya.

SEPOTONG HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang