🥀 || ❶⁷

43 29 28
                                    

Happy reading ✨

****

Vano menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.Ia sedari tadi menyumpahi adiknya yang tidak bisa diam dalam perjalanan menuju toko buku.Dalam benaknya sangat menyesal telah membatalkan rencana untuk camping bersama kedua temannya,Rio dan Chandra.Dan pada akhirnya berakhirlah seperti ini,hanya mampu menarik nafas dan bersabar lebih lama lagi.

"Lo ngga ada niatan buat pacaran?" Tanya Melki yang mengunyah snack yang tadi dibelinya.Karena sebelum benar-benar menuju toko buku,Melky telah membelinya sebanyak satu kresek.Ini adalah sesuatu yang membuat Vano bingung,sebenarnya adiknya ini mau membaca atau hanya menumpang makan di toko buku.

"Ngga!" Jawab Vano dingin dengan kedua mata yang tetap fokus pada jalan.

Melki sedikit memiringkan kepalanya,"yakin?" Tanyanya penasaran.

"Hmm" Vano hanya berdehem pelan sebagai jawaban.

"Lo ngga mau atau ngga ada yang mau sama lo si?heran gue!" Ucap Melki asal ceplos tak berfikir apa yang akan di dapatnya setelah mengatakan hal seperti itu.

"Urusan hidup gue!lo ngga perlu ngatur kaya sutradara!" Tajam Vano menatap Melky dengan tatapan tak suka.

"Bilang aja ngga ada yang mau!."

"Gue lupa,lo kan orangnya pemarah siapa tau cewe yang nemplok sama lo takut di bunuh!."

"Terserah lo mau bilang apa" Pasrah vano percuma saja jika ditanggapi,yang ada malahan tambah panjang ocehan adiknya ini.

"Kayaknya gue perlu cariin jodoh deh buat lo."

"Biar lo ngga kaya gini terus.Pergi kemana-mana sendiri.Kelihatan banget kalau lo jomblo."

Vano menepikan mobilnya dipinggir jalan.Melirik kearah Melky dengan tajam.

"Lo ngga usah ngoceh terus kaya burung beo!lo ngga perlu ngatur gue!karna apa?gue ngga suka diatur!" Bentak Vano dengan suara tinggi.

Sedetik kemudian Melky menjadi diam.Tak pernah Vano semarah ini padanya.Apakah dirinya telah melakukan kesalahan yang fatal dan berlebih?

"Gue cuma..."

"Ngga usah jawab!kalau lo mau jalan kaki ketoko buku,no problem ." Sanggah Vano cepat dengan dingin.

"Tinggal lepas sealt beat lo terus buka pintunya!" Arah mata Vano kini mengahadap kedepan.

"Kak gue cuma bercanda tadi." Pelan Melky menunjukan wajah bersalahnya.

Vano kembali menancapkan gasnya dengan kecepatan tinggi.Emosinya kali ini hampir saja tidak bisa di kontrol.Tak peduli dengan Melky yang sedang menatap dirinya penuh rasa bersalah.

****

"Kak lo mau maafin gue kan?" Melky tetap saja meminta maaf beribu kali,melihat Vano dalam sepanjang perjalanan tak mengeluarkan kata apapun.Membuat dirinya sangat khaatir jika Vano benar-benar marah padanya.

"Ih kak lo kok gitu si?!" Kesal Melky yang tetap saja didinginkan.

"Gue janji deh ngga bakal tanya kaya gitu lagi" Ucap Melky sungguh-sungguh.

"Asalkan lo maafin gue" Lanjutnya cemberut.

"Lo maafin gue kan?" Tanya Melky sekali lagi.Tak perduli Vano akan mengumpatnya dalam hati.Yang terpenting ucapan maafnya kali ini bisa terjawab dan termaafkan.

"Udah sana masuk" Suaranya kembali dingin memerintahkan Melky untuk segera masuk kedalam toko buku.

"Ih jadi nyebelin banget si!" Gerutu Melky dalam hati.

SEPOTONG HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang