🥀 || ²⁸

18 10 4
                                    

HAPPY READING!!!

000

Sejak mendengar penuturan mang Dadang kemarin,Vano tidak ingin mencari keberadaan Inggit.Ia sudah terlanjur membenci gadis itu.Ia mulai menyibukkan diri dengan menjalani aktivitas sebelum ada sosok Inggit di sampingnya.

"Sasa tadi nyariin lo,Van"

Chandra duduk disamping Vano dengan kedua tangan yang membaa minuman dan jajanan ringan.Ia sedikit memiringkan kepalanya dan merasa aneh dengan raut wajah Vano yang tampak tidak seperti biasa.Namun secepat kilat Chandra langsung menarik kepalanya kembali sebelum Vano benar-benar menunjukkan wajah emosinya.

"Oh iya Van,gue punya rencana". ucap Chandra lagi sembari meletakkan minumannya diatas meja.

Mendengar itu Vano baru merespon Chandra.Ia menaikkan satu alisnya keatas,"rencana apa? kalau rencana lo macem-macem gue ngga mau!". Sebelum Vano mengetahui rencana itu,ia langsung menduga yang tidak-tidak.

Chandra langsung menghembuskan nafasnya pelan,"emang raut wajah gue tadi terlihat bohong pas punya rencana? Lo baru denger setengah dari mulut gue malahan main komen aja".

Vano sibuk dengan ponsel di tangannya,tangannya dengan lihai mengotak-atik benda pipih itu.Sebenarnya Chandra tau betul apa yang di rasakan oleh Vano.Akan tetapi ia memilih untuk diam.

"Gue punya rencana gimana kalau besok lusa kita camping, lo setuju ngga?.Gue tadi udah koordinasi sama Rio,dan ternyata dia bisa". Chandra mengajak rencana untuk camping dengan penuh semangat.Apalagi mereka terakhir camping sekitar 3 tahun yang lalu.Dan itupun sewaktu mereka masih duduk di bangku kelas 2.Dimana mereka bertiga masih di dampingi oleh kedua orang tuanya masing-masing.Hal itu tentunya sangat membuat Chandra,Rio dan Vano merasa tidak bebas.Karena gerak gerik mereka bertiga di pantau oleh orang tua masing-masing.

"Tapi gue rencananya mau ajak Sasa juga" imbuh Chandra lagi yang di tanggapi Vano dengan raut wajah yang sangat kaget.

"Gue ngga setuju!" tolak Vano mentah-mentah.Ia langsung menatap kedua mata Chandra dengan tatapan yang sulit diartikan.Vano merasa sahabatnya ini telah di suap agar Sasa ikut camping.

"Tapi Van,gue udah rencana kalau kegiatan camping kita ini ke Bogor.Nah otomatis kan kita harus ajak Sasa".

Ekor mata Vano melirik sekilas,"kenapa harus ajak dia?" curiga Vano.

Chandra lagi-lagi mengambil nafasnya pelan,ia memandang Vano dengan tatapan serius." Dia itu asli orang Bogor.Otomatis dia kan tau nih tempat paling bagus untuk camping" jelas Chandra.

"Lo punya ide buat camping tapi lo sendiri belum nentuin tempat untuk camping!" tandas Vano keras.Ia tidak habis fikir dengan sahabatnya ini.

"Tujuan gue camping kali ini kekota Bogor,Van" jelas Chandra sembari mengacak rambutnya sendiri.

"Iya gue tau,yang jadi permasalah itu lo ngajak Sasa".

Chandra mengangguk pelan,ia harus mempunyai kesabaran yang sangat tinggi untuk mengahadapi Vano yang keras kepala.

"Gue udah jelasin tadi Van".Setelah mengatakan itu,Chandra langsung beranjak dari tempat duduk.Berlama-lama dengan orang yang satu ini membuat dirinya menjadi stres.

SEPOTONG HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang